Kesal dan Dendam Karena Kerap Diomeli, Seorang Pemuda di Gresik Bunuh Ibu Kandung

Diduga menyimpan dendam karena kesal sering diomeli seorang pemuda tega bunuh ibu kandung.

Editor:
pixabay.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Diduga menyimpan dendam karena kesal sering diomeli seorang pemuda tega bunuh ibu kandung.

Kasus pemuda tega bunuh ibu kandung karena kesal sering diomeli terjadi di Gresik.

Peristiwa pembunuhan sadis itu mengegerkan masyarakat setempat.

Baca: Pasca Lebaran Idul Fitri 1440 H, Sampah di Muarojambi Meningkat 30 Persen, Perkim Siapkan 8 Armada

Baca: VIDEO Tertabrak Kemudian Diduga sudah Meninggal, Tiba-tiba Ibu Ini Teriak Minta Tumbal

Terdakwa Roziqin (28), warga Desa Madumulyorejo, Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik nekat membunuh Ranis (65), ibu kandungnya akibat kesal karena sering diomeli.

Pengakuan tersebut diakuinya saat sidang perdana di Pengadilan Negeri Gresik.

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Gresik Lila Yusrifa Prihhasti saat membacakan berkas dakwaan di hadapan ketua majelis hakim PN Gresik mengatakan, perbuatan terdakwa nekat membunuh ibu kandung sendiri terjadi pada Minggu (10/3/2019).

Baca: 3 Tahun Dikubur, Jasad Syekh Nawawi Al-Bantani Tetap Utuh, Ternyata Kakek Buyut Maruf Amin

Baca: PENGAKUAN Mantan Tentara Wanita Korut, Berhenti Menstruasi hingga Diperkosa Oknum Komandan

Perbuatan itu dilakukan terdakwa ketika disuruh mengantar jajan ke warga yang sedang kerja bakti.

Namun, terdakwa tidak berangkat, sehingga korban yaitu Ranis ngomel kepada terdakwa yang sebagai anak yang tinggal serumah.

Baca: Ketahuan, Jadi Ini Pekerjaan Pria yang Melamar Polwan Cantik Iin Ariska dengan Uang Rp 300 Juta

Baca: Tim Kuasa Hukum Jokowi-Maruf Siapkan 33 Pengacara Ternama Hadapi Prabowo-Sandi di MK

"Saat itu, terdakwa diperintah oleh korban Ranis untuk mengantar jajanan ke warga yang kerja bakti. Terdakwa tidak kunjung berangkat dan malah masuk ke kamar. Kemudian korban ngomel-ngomel, dan terdakwa keluar dari dalam kamar sambil membawa sabit," kata Lila, Rabu (12/6/2019).

Setelah itu, terdakwa mendekati korban yang sedang duduk di lantai menghadap ke pintu.

Baca: Beredar Broadcast Ahok Jadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Ibu Kota‎ Baru, Moeldoko Klarifikasi

Baca: VIDEO:Gadis Favorit 2019, Tamara Kampanyekan Bijak Penggunaan Plastik, Yuk Kepoin Apa Saja Projeknya

Kemudian langsung mendekati korban dari belakang dan menggorokan sabit ke leher korban hingga terkapar di lantai hingga tewas.

Setelah melakukan perbuatan itu, terdakwa duduk di teras rumah. Selanjutnya, tetangga yang biasa mengantarkan makan datang.

Namun, terkejut melihat jasat Ranis sudah tergeletak di lantai. Kemudian, tetangga tersebut meminta pertolongan warga.

Akibat sayatan sabit sabut tersebut, korban mengalami luka pada leher hingga belasan sentimeter.

Sementara, terdakwa Roziqin sebelum persidangan mengaku bahwa perbuatannya membunuh Ibu kandungnya karena kesal karena sering diomeli oleh Ibunya.

"Karena kesal sering diomeli, akhirnya saya tidak sadar mengambil sabit yang ada di kamar dan saya bacok pakai arit (sabit)," kata Roziqin.

Dari berkas dakwaan yang dibacakan Jaksa Lila juga dibenarkan oleh terdakwa dan kuasa hukumnya. "Benar pak," katanya.

Sidang yang dipimpin majelis hakim PN Gresik Eddy akhirnya ditunda pekan depan dengan agenda mendatangkan ketenangan para saksi. (Surya/Sugiyono)

 Anak perempuan tega-teganya menghabisi ayahnya hingga tewas .

Pembunuhan sedarah itu dilakukan oleh seorang wanita terhadap papanya. Wanita itu tega menusuk sang ayah hingga tewas.

Motifnya sepele. Hanya karena kesal dibangunkan untuk salat ashar.

Hal tersebut disampaikan oleh akun Facebook Kanak Sasak pada Minggu (2/6/2019).

Insiden tersebut terjadi di Karang Baru Selatan, Kelurahan Karang Baru, Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (1/6/2019) sekitar pukul 16.00 Wita.

Dikutip dari Kompas.com, Hilda Nurafriani (30) yang merupakan seorang perawat diduga menusuk ayahnya yang bernama Muh Nurahmad (64) hingga tewas.

Kabid Humas Polda NTB AKBP H Purnama mengatakan awalnya korban membangunkan pelaku untuk salat ashar tetapi dia tidak terima.

Pelaku kemudian mengambil pisau dapur dan langsung menusuk korban di beberapa bagian di tubuhnya hingga sebabkan korban terluka parah.

"Pukul 16.00 korban membangunkan pelaku untuk shalat Ashar tapi pelaku tidak menerima. Akhirnya pelaku mengambil pisau dapur langsung menusuk korban di dada, pinggang dan mata yang mengakibatkan korban terluka parah," kata Purnama, Minggu (2/6/2019).

Muh Nurahmad sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Tetapi nyawa korban tidak dapat diselamatkan meskipun sudah mendapat pertolongan dari petugas medis dan meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 19.00 Wita.

Akibat perbuatannya, pelaku kini telah ditangkap dan ditahan di Polres Mataram.

"Pelaku sudah diamankan di Polres Mataram," tutup Purnama.

Di lain tempat, dua orang pria ditemukan tewas.

Dua pria ditemukan tak bernyawa dengan kondisi bersimbah darah.

Tubuh keduanya ditemukan di rumahnya

Dikutip dari Tribun Lampung, Bustori (53) dan anak angkatnya, Tegar (5), ditemukan tewas menggenaskan di rumahnya di Desa Cimanuk, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Lampung pada Kamis (22/5/2019).

Kapolres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro mengatakan pelaku pembunuhan merupakan pasangan sesama jenis Bustori yang bernama Andi Nofiandi (35) yang juga tetangganya.

Awalnya, pelaku sering mengunjungi rumah korban sehingga saat kejadian bisa masuk dengan leluas tanpa merusak pintu pada Rabu (29/5/2019) sekira pukul 23.30 WIB.

Andi Nofiandi menghabisi Bustori dengan memukul korban dengan linggis yang dipinjam dari tetangganya dari belakang.

Diduga pelaku memukul korban berulang kali hingga menyebabkan korban tewas dan dipindahkan ke tempat tidur.

Saat memindahkan korban, Tegar terbangun dan pelaku pun memukul linggis ke arah leher Tegar karena takut aksi kejinya terbongkar.

Pelaku kemudian mengunci pintu rumah korban dan membuang kuncinya sebelum kabur.

Popon mengatakan pelaku dan korban yang terlibat asmara sakit hati karena Bustori karena sakit hati tidak meminjami uang senilai Rp18 juta.

Setiap bertemu dengan Bustori, Andi meminjam uang, pertama Rp4 juta dan kedua Rp15 juta.

Belum sempat mengembalikan uang, Andi berencana meminjam lagi uang sebesar Rp18 juta.

Pelaku berusaha berontak saat ditangkap petugas Polres Pesawaran sehingga mengakibatkan borgol dari plastik tis lepas.

"Petugas memberikan tembakkan peringatan tidak diindahkan, kemudian memberikan tindakkan tegas terukur," ujarnya.

Andi kemudian dibawa RSUD Pesawaran untuk mendapat penanganan medis tetapi dia tewas karena kehabisan darah pada Jumat (1/6/2019) pukul 12.00 WIB.

"Pukul 12.00 siang dibawa ke RS Bayangkara dilakukan penanganan di sana, habis solat Jumat pelaku menghembuskan nafas akibat kehabisan darah," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dan   tribunmanado.co.id dengan judul Tak Terima Dibangunkan Salat Ashar, Wanita Ini Bunuh Ayahnya,

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gara-gara Kesal Sering Diomeli, Pemuda Asal Gresik Tega Gorok Leher Ibu Kandungnya, https://jatim.tribunnews.com/2019/06/13/gara-gara-kesal-sering-diomeli-pemuda-asal-gresik-tega-gorok-leher-ibu-kandungnya?page=all&_ga=2.73994386.1815628106.1560319590-112046395.1532136531.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved