Sepakat Dengan MUI, Pihak KPI Desak Program Sahurnya Pesbuker Stop Goyangan dan Bullying!
Senada dengan Majelis Ulama Indonesia atau MUI, pihak Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI juga minta Pesbukers stop goyangan dan bullying
TRIBUNJAMBI.COM - Senada dengan Majelis Ulama Indonesia atau MUI, pihak Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI juga minta Sahurnya Pesbukers hentikan goyangan dan bullying.
KPI menanggapi desakan yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia tentang variety show Sahurnya Pesbukers.
Mereka meminta acara tersebut untuk segera menghilangkan muatan yang tak pantas seperti goyangan dan bullying.
KPI menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi berat seperti penghentian program siaran jika permintaan tersebut tak segera dilaksanakan.
Selain Sahurnya Pesbukers, permintaan ini juga ditujukan pada program Saur Seger (Trans7) dan Gado-Gadi Sahur (Trans TV).
Sementara itu, Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah berterima kasih pada MUI karena telah memberi masukan pada pihaknya.
Nuning berjanji akan mengambil tindakan terhadap program acara yang dimaksud.
Mengutip dari laman resmi KPI, “Kami berterimakasih kepada MUI yang telah memberi kami masukan untuk mengambil tindakan terhadap tayangan yang dimaksud."
"Kami pun telah menemukan hal-hal yang tidak pantas ditayangkan dalam siaran tersebut dan untuk itu kami telah mengambil tindakan untuk program tersebut,”jelas Nuning, Rabu (29/5/2019).
Pihaknya juga mengaku telah bekerja sama dengan MUI untuk melakukan langkah strategis guna meminimalisir atau menghilangkan muatan tak pantas tersebut.
Diberitakan sebelumnya, beberapa hari terakhir, publik dihebohkan dengan keputusan MUI yang mendesak dua acara Pesbukers untuk dihentikan.
Kedua acara yang dimaksud adalah Sahurnya Pesbukers dan Pesbukers Ramadhan.
MUI meminta ANTV untuk tidak menayangkan dua acara tersebut di bulan Ramadhan 1440 H ini.
Terlebih lagi, kedua acara tersemuk masuk dalam lima program yang MUI rekomendasikan untuk dihentikan penayangannya pada Ramadhan 2018 lalu.
Sementara tiga acara lainnya, Rumah Uya (Trans 7), Brownis Sahur (Trans TV) dan Ngabuburit Happy (Trans TV), sudah tidak tayang lagi.
Mengutip dari situs resmi MUI, “Karena kontennya yang buruk, apalagi untuk bulan Ramadhan. Tahun ini tetap tayang, dan tanpa perubahan isi secara signifikan,”kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, di Jakarta, Selasa (28/5).
“Tapi Sahurnya Pesbuker dan Pesbukers Ramadhan masih tayang Ramadhan 2019 ini, dan tetap dengan gaya konten yang tidak patut,” imbuhnya.
Masduki lalu membeberkan alasa pihak MUI mengeluarkan rekomendasi tersebut.
Misalnya pada acara Pesbukers Ramadhan edisi 15 Mei 2019, Raffi Ahmad dan Zaskia Gotik memperlihatkan adegan tidak patut.
Raffi memeluk dan mencium tangan Zaskia Gotik yang bukan istrinya.
MUI merasa keberatan dengan adegan tersebut karena program acaranya menggunakan kata 'Ramadhan'.
Selain itu ada juga dialog berisi hinaan fisik seperti saat Zaskia Gotik mengatakan pada lawan jenisnya, “Heh, Lu yang bener aja. Lu gak sadar badan lu tuh kaya truk gandeng.”
Sementara acara Sahurnya Pesbukers yang tayang pada pukul 02.00 WIB dini hari diawali dengan tarian India dengan penari yang meliuk-liukan badan serta menonjolkan keseksian tubuh.
“Ini tidak patut ditayangkan dalam acara sahur,” ujar dia.
MUI juga mempermasalahkan Eko Patrio yang memberikan contoh tidak baik pada publik.
Masduki memberi contoh saat Eko merendahkan wanita dengan kalimat, “Wanita mah gampang, tinggal bilang ah ah (sambal menepuk nepuk kantong saku bagian belakang).”
“Eko adalah juga pejabat publik: dua periode anggata DPR dan terpilih kembali pemilu ini, serta Ketua DPW PAN DKI Jakarta. Sepatutnya memberi teladan baik pada publik,” kata dia.
MUI juga menilai program ini diwarnai dengan bahasa mesum.
Misalnya saat adegan Sakheer berperan sebagai tukang ojek yang mengantarkan Zaskia Gotik.
Saat diminta bayaran, Zaskia yang tidak punya uang berkata, “Aku punyanya cuma cinta (sambil menggerakkan dan mengedepankan bagian dada). Atau, kita kawin saja.”
Masduki juga mengatakan bahwa program ini bertarburan kalimat bernuansa sensual.
Seperti “Maaf gesekan Anda terlalu kencang,” kata Raffi.
Selain itu, Masduki mengaku bahwa pihaknya telah mendapatkan beberapa email pengaduan dari masyarakat.
Dari beberapa laporan tersebut, ada yang menilai program ini tidak bermoral dan memalukan.
Karena itu, Masduki menyerukan agar masyarakat tidak menonton kedua program tersebut, terutama anak-anak dan remaja.
Dirinya juga meminta Komisi I DPR yang membidangi penyiaran, perlu lebih serius menempuh langkah-langkah yang membuat industri televisi lebih mematuhi regulasi, nilai agama, dan asas-asas kepatutan dan kesopanan dalam masyarakat. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Bukan Hanya MUI, KPI Juga Minta Sahurnya Pesbukers Hentikan Goyangan Tak Pantas dan Bullying, https://style.tribunnews.com/2019/05/29/bukan-hanya-mui-kpi-juga-minta-sahurnya-pesbukers-hentikan-goyangan-tak-pantas-dan-bullying?page=all.