Mengapa Wiranto, Budi Gunawan, Luhut & Gories Mere Jadi Sasaran Pembunuhan Perusuh Aksi 22 Mei?
Kapolri Tito Karnavian membeberkan pada awak media, dari mana kepolisian mendapatkan daftar empat nama tokoh yang hendak dibunuh tersebut.
Dari empat nama tokoh tersebut, nama Menteri Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto masuk ke dalam daftar tokoh yang akan dibunuh.
Mengetahui dirinya menjadi sasaran perusuh 22 Mei yang dibayar Rp 150 juta tersebut, Wiranto tampak santai memberi tanggapan.
Baca: Kapolri Blak-blakan Ungkap 4 Nama Tokoh Nasional Sasaran Tembak Mati Pembunuh Bayaran di Aksi 22 Mei
Baca: Mahfud MD Sebut MK Tak Boleh Diteror Siapapun & Peluang Kemenangan Prabowo-Sandi Digugatan Pilpres
Baca: KEBERADAAN Prada DP Sudah Terlacak, Pangdam II Sriwijaya Sebut Masih di Wilayah Sumsel
"Dasar kami sebenarnya adalah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ya, berita acara itu resmi ya, hasil pemeriksaan terhadap tersangka yang sudah kita tangkap," jelas Tito.
"Jadi bukan berdasarkan informasi intelejen ya, berbeda, ini pemeriksaan resmi, itu mereka (pelaku) menyampaikan nama," tambahnya.
Setelahnya, Tito mengungkapkan nama Wiranto, masuk daftar tokoh yang akan dibunuh perusuh 22 Mei tersebut.
"Benar satu adalah Pak Wiranto," jelas Tito Karnavian tegas.
Baca: Mencuci Hemat Dengan Mesin cuci Polytron Primadona Samba Cuma Rp400,00 per kg Cucian Bersih Sempurna
Baca: Lowongan CPNS Direncakan Buka Akhir 2019, Ada 200 Ribu Formasi, Catat Jadwalnya Disini
Sambil menyebut nama Wiranto, Tito tampak menunjukkan senyum lantaran Wiranto tepat ada di sampingnya.
Memberikan respon, Wiranto tampak mengangguk santai sambil berkomentar.
"Iya saya," ucap Wiranto pelan.

Sontak jawaban Wiranto tersebut membuat Tito Karnavian dan sejumlah awak media tertawa terbahak.
Tak menunjukkan respon khawatir sedikitpun, Wiranto justru santai menanggapi dirinya menjadi sasaran pembunuhan.
Setelah momen tersebut, Tito lantas melanjutkan tokoh lain yang menjadi sasaran perusuh 22 Mei.
"Yang kedua adalah Pak Luhut (Binsar Pandjaitan), Menkomaritim," jelas Tito.
"Yang ketiga adalah Pak Kabin (Budi Gunawan), dan yang keempat adalah Pak Gories Mere," tegas Tito Karnavian.
Daftar kelima perusuh 22 Mei yakni pimpinan lembaga survei.
Baca: Besok Hasil UN SMP Diumumkan, Lihat Jadwal di Sini, Diknas Kota Jambi Larang Konvoi dan Coret-coret
Baca: Pembunuh Bayaran Jadikan Pimpinan Lembaga Survei Target Mati Pertama, Polisi Ungkap Profil 6 Pelaku
Namun Tito menegaskan bahwa ia tidak akan menyebut siapa tokoh yang dimaksud.
"Yang kelima ini salah satu pimpinan lembaga survei, saya enggak mau sebutkan ya, yang jelas kami selalu sejak awal begitu ada informasi, selalu memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan," jelas Tito.
"Ini pelaku-pelaku yang disuruh melakukan eksekusi itu tertangkap semua senjatanya juga sudah dapat empat senjata, kemudian kita masih mengembangkan orang yang menyuruh, semoga kemudian enggak lama lagi kita akan proses hukum," ungkap Tito.
Pembunuh Bayaran Dibayar 150 Juta
Diberitakan sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri M. Iqbal memberikan keterangan soal aksi 22 Mei di Jakarta.
Dalam konferensi pers yang dilansir oleh Kompas TV, Iqbal menyebutkan ada 6 tersangka yang ditangkap karena menarget pembunuhan, Senin (27/5/2019).
Kelompok tersebut berupaya melakukan pembunuhan pada 4 pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.
Seorang tersangka berinisial HK dalam keterangan polisi diberikan bayaran Rp 150 juta untuk melakukan pembunuhan tersebut.
"Tersangka HK inisialnya beralamat di perumahan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor," ujar Iqbal.
"HK ini perannya adalah leader mencari senjata api sekaligus juga mencari eksekutor, tapi juga sekaligus menjadi eksekutor serta memimpin tim turun pada aksi 21 Mei 2019."
"Jadi yang bersangkutan itu ada pada 21 tersebut dengan membawa satu pujuk senpi revolver."
"Yang bersangkutan menerima uang 150 juta rupiah, ditangkap 21 Mei di lobi Hotel Megaria Menteng," tutur Iqbal.
Sementara dilansir Kompas.com, diketahui pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak Oktober 2018.
Saat itu, HK diminta untuk membeli dua punjuk senjata laras pendek di Kalibata.
HK lalu menyerahkan dua senjata tersebut pada tiga rekannya yakni AZ,TJ, dan IR.
TJ bertugas untuk membunuh dua tokoh nasional.
"Saya tak sebutkan di depan publik. Kami TNI Polri sudah paham siapa tokoh nasional tersebut," kata Iqbal.
Lalu pada 12 April, HK kembali mendapat perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya.
"Jadi, ada empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional," ujarnya.
Sementara AZ diminta untuk membunuh satu pimpinan lembaga survei.
"Tersangka sudah beberapa kali menyurvei rumah tokoh tersebut," kata Iqbal.
(TribunWow.com/Nila/Tiffany)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com