Siapa Sebenarnya Orang Pendek Berkaki Terbalik di Hutan TNKS Kerinci Jambi? Ini Catatan 1900-an
Van Heerwarden menyadari makhluk yang ditemuinya bukan sejenis siamang atau primata. Makhluk itu menyadari keberadaan dirinya, sehingga lari menghinda
Beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.
Adapun cerita mengenai Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, Marco Polo, 1292.
Saat ia, Marco Polo bertualang ke Asia.
Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos belaka oleh para ilmuwan.
Mitos itu seperti halnya "Yeti" di Himalaya dan monster "Loch Ness" Inggris Raya.
Namun, sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat Orang Pendek dan menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki).
Tinggi makhluk ini sekira satu meter (di antara 85-130 Cm) dan memiliki banyak bulu di seluruh badan.
Makhluk ini berjalan tegak dan berkaki terbalik.
Bahkan, tak sedikit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.
Menurut cerita orang-orang dari suku Anak Dalam, suku di Jambi yang memiliki ilmu gaib yang tinggi pun sulit menangkap Uhang Pandak ini.
Bahkan, orang-orang dari Suku Anak Dalam ini pernah dibuat putus asa karena selalu gagal menangkap uhang pandak alias orang kerdil ini.
Ada catatan pada awal 1900-an.
Pernah ada kesaksian Mr Van Heerwarden pada 1923.
Van Heerwarden merupakan seorang zoologiest.
Sekira tahun-tahn itu, dia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Kerinci, Jambi.
