Daftar 5 Ancaman yang Pernah Ditujukan untuk Jokowi, dari Penggal Kepala s/d Tembak Mati Keluarga

Berikut ini daftar ancaman yang ditujukan untuk Jokowi, dari penggal kepala hingga tembak mati keluarga. Ini catatannya ...

Editor: Duanto AS
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Joko Widodo 

Tindakan HS yang mengancam akan memenggal kepala Jokowi dilaporkan oleh relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam organisasi Jokowi Mania. Baca Juga: Soal Ancaman Pemenggalan Kepala, Jokowi Serahkan Proses Hukum ke Polisi

2. Ancaman tembak mati Jokowi dan keluarganya

Pemilik akun Twitter @AchmadBassrofi menuliskan kicauan yang mengancam keselamatan Presiden Jokowi dan keluarganya.

Akun Twitter @AchmadBassrofi tersebut menuliskan kicauan balasan milik akun @JajangRidwan19 pada Senin (15/1/2018) pukul 10.43 WIB.

Kicauan balasan yang dibuat oleh akun @AchmadBassrofi itu berbunyi, "Tembak mati jokowi sampai darah keturunannya memakai mandat utama patriot kepahlawanan para pahlawan pejuang bangsa dan negara kesatuan republik indonesia(indonesia) sah dan mutlak menjadi pahlawan tunggal negara negara kesatuan republik indonesia(indonesia)."

Setelah viral, tim penyidik Polresta Surakarta memburu sosok akun @AchmadBassrofi yang telah memiliki 64 pengikut itu.

"Kami sedang mengejar pemilik akun (achmad bassrofi) yang mengancam keselamatan Bapak Presiden (Joko Widodo)," kata Kasat Reskrim Polresta Surakarta Kompol Agus Puryadi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2018).
Menurut Agus, pelaku diduga berada tak jauh dari Kota Solo.

3. Balai Kota DKI Jakarta diancam bom gara-gara Jokowi

Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta mengatakan, ancaman bom di Balai Kota DKI Jakarta pada Sabtu (19/7/2014) ditujukan untuk Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Menteri Keuangan, Chatib Basri (kiri) berjalan menuju aula saat akan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Ditjen Pajak Kemenkeu, di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2014). Kerja sama ini dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan dan retribusi daerah.
Joko Widodo atau Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Menteri Keuangan, Chatib Basri (kiri) berjalan menuju aula saat akan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Ditjen Pajak Kemenkeu, di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2014). Kerja sama ini dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan dan retribusi daerah. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

"Aku enggak terlalu ingat ancamannya gimana, tapi yang pasti bilang, 'Hati-hati Pak Jokowi, kalau pulang lagi ke Balai Kota, kita bom kantornya'. Di situ, dia panggil Pak Jokowi dengan sebutan 'Si Jawa'," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Dia mengaku tidak mengetahui siapa oknum yang mengirimkan pesan ancaman pengeboman tersebut. Namun, dia langsung memerintahkan agar gedung dan kawasan di Balai Kota disterilkan.

4. Jokowi mengaku diancam dibunuh saat hendak nyapres Gubernur DKI Jakarta

Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sempat mendengar dirinya akan dibunuh gara-gara ikut mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2014.

Jokowi pun menanggapi informasi itu dengan santai. Bahkan, dirinya menjelaskan, jika ada ancaman tersebut, dirinya tak akan menyiapkan pengamanan khusus.

Sambil bercanda, Jokowi mengaku telah merasa aman karena selama ini selalu mendapat pengamanan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Satpol PP yang jaga saya banyak, ada 7.000 satpol PP," kata Jokowi seusai upacara peringatan HUT Ke-64 Satpol PP DKI Jakarta dan HUT Ke-52 Satlinmas di Tugu Monas, Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved