Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, Sama-sama Muncul Tanda Benjolan Berair Monkeypox Lebih Ekstrem
Penyakit yang disebabkan virus cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox) terlintas memiliki kesamaan tanda
Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, Sama-sama Muncul Benjolan Berair Monkeypox Lebih Ekstrem
TRIBUNJAMBI.COM - Heboh penyakit cacar monyet aatau Monkeypox terdeteksi di Singapura, pemerintah Indonesia khususnya di Batam melakukan antisipasi.
Sebelumnya seorang pria asal Nigeria dideteksi terjangkit virus cacar monyet.
Sementara 23 orang lainnya yang datang bersamanya harus dikarantina.
Otoritas di Batam melakukan antisipasi dengan pemeriksaan terhadap orang dari Singapura maupun Malaysia yang masuk ke Batam.
Mereka memasang sensor panas tubuh untuk mendeteksi sejak dini potensi masuknya virus yang menular tersebut.
Penyakit yang disebabkan virus cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox) terlintas memiliki kesamaan tanda.
Baca: Apa Itu Cacar Monyet Monkeypox, Gejala dan Penularannya? 23 Orang di Singapura Terpaksa Dikarantina
Baca: Ini Tanda-tanda Bila Anda Terkena Cacar Monyet alias Monkeypox, Ingat Cara Pencegahannya!
Sama-sama ada benjolan-benjolan berair yang menyebar di seluruh tubuh.
Namun untuk monkeypox tampilannya terlihat lebih ekstrem karena hingga membuat kulit terkelupas atau berisi cairan nanah.
Lalu bagaimana ciri dan pembedanya?
Cacar Air
Seperti melansir dari World Health Organization (WHO) menjelaskan kalau cacar air disebabkan oleh infeksi primer dengan virus varicella-zoster (VZV).
Cacar air sangat mudah ditularkan melalui pernapasan atau kontak langsung dengan lesi kulit orang yang menderita.
Gejala-gejala pertama yang muncul setelah masa inkubasi 10-21 hari seperti demam, malaise hingga ruam gatal yang khas.
Cacar air umumnya sembuh sendiri secara bertahap, yang menghilang selama 7-10 hari.
Selama proses penyembuhan yang nantinya ruam akan berubah menjadi ruam ini masih bisa menularkan virus.
Cacar air dapat dicegah dengan imunisasi dan berbagai formulasi vaksin yang berfungsi sebagai antigen tunggal dan dalam kombinasi dengan vaksin campak, gondok dan rubela.

Cacar Monyet
Sementara virus Monkeypox ini termasuk virus langka yang kebanyakan penderitanya berasal dari Afrika.
Masa inkubasi virus Monkeypox dari terinfeksi hingga timbulnya gejala berkisar 5 hingga 21 hari.
Ada dua periode invasi yaitu pada lima hari pertama ditandai demgan demam, sakit kepala hebat, dan pembekuan kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.
Kemudian periode kedua adalah periode erupsi kulit, pada tiga hari pertama akan munculnya ruam pada wajah hingga ke bagian tubuh lainnya seperti telapak tangan ataupun kaki.
Bentuk ruamnya ada yang berisi cairan kecil, melepuh yang diikut kerak sekitar 10 hari dengan jumlah yang cukup banyak.
Baca: Bagaimana Nasibnya Roy Suryo, 1 Tahun Menteri, 2 Periode di DPR, tapi Siapa Sangka Jadi Begini
Baca: Pengancam Presiden Trump Diancam 140 Tahun, di Indonesia Ancam Penggal Kepala Jokowi Diancam Mati
Baca: Ratna Sarumpaet Disedot Empat Kali hingga Akhirnya Malu Ngomong ke Keluarga, Akhirnya Bohong
Baca: LIVE UPDATE Real Count KPU Pilres 2019 Jokowi vs Prabowo, Penuh Perdebatan Netizen
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari.
Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit Monkeypox.
Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium dengan berbagai tes mulai dari darah ataupun serum.
Virus monkeypoox dapat ditimbulkan karena melakukan kontak dengan hewan-hewan yang terinfeksi virus tersebut seperti tikus.
Virus ini mayoritas ditularkan oleh hewan ke manusia.
Monkeypox ini ditularkan dari satu manusia ke manusia lain melalui kontak khusus terlenih saat pernapasannya sedang terinfeksi, lesi kulit atau benda yang terkontaminasi oleh cairan penderita Monkeypox.
Monkeypox dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti pneumonia dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian.
Cacar air dan cacar monyet ini bisa sembuh sendiri dan kebanyakan terjadi pada usia anak-anak.
Belum Ada Pemeriksaan WNA Ekstra di Indonesia
Sementara itu, Kasubdit Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, dr. Endang Budi Hastuti menyebutkan pemerintah belum memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ekstra bagi warga asing yang berada di Indonesia.
“Untuk saat ini belum ada arahan untuk pemeriksaan ekstra bagi tamu asing,” ungkap dr. Endang kepada Tribunnews.com, Selasa (14/5/2019).
Baca: Perlakuan Manis Jungkook BTS ke ARMY di Panggung Sumpah Bikin Ngiri! Fans Sampai Tak Percaya
Baca: Tersangka dugaan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang,Bachtiar Nasir Susul Habib Rizieq ke Arab Saudi?
Baca: Jadwal Final Liga Champions 2019: Liverpool vs Tottenham Hotspurs, RCTI Minggu Dini Hari
Virus monkeypox ini juga tidak memiliki vaksin khusus untuk pencegahan seperti layaknya vaksin cacar biasa.

“Saat ini tidak (penggalakan vaksin cacar), karena Monkeypox ini saat ini tidak ada vaksinnya,” ujar Endang.
Kemenkes pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi virus Monkeypox dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun.
Kondisi bocah Afrika yang badannya terserang virus cacar monyet atau Monkeypox. (360nobs.com)
Kemudian menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
“Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono.
Virus Monkeypox ini ditularkan melalui binatang (zoonosis) yang dapat terjadi dengan kontak dengan darah, cairan tubu, atau lesi pada kulit dari binatang yang terkena virus.
Kondisi tangan yang terkena penyakit Monkeypox atau cacar air. (The Straits Times)
Batam dan Riau Waspada