Tampang Sangar, Mantan Preman Terminal Ini Kejutkan Petinggi Kopassus, 17 Kali Naik Pangkat

Karena penampilan 'sangar'-nya, tentu saja Untung sempat mendapat penolakan saat pertama kali daftar

Editor: Nani Rachmaini
IST
Ilustrasi. Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak 

Preman Terminal Punya Karir Mengejutkan Saat Masuk Kopassus, 17 Kali Naik Pangkat

TRIBUNJAMBI.COM-KOPASSUS memiliki banyak sosok inspiratif selama perjalanan pasukan khusus itu menjaga NKRI. 

Kisah-kisah sosok inspiratif itulah yang kemudian dituangkan dalam buku 'Kopassus Untuk Indonesia'. Sebuah sejarah kopassus.

Salah satu kisah yang ditulis adalah sosok Untung Pranoto.

Grup 1/Eka Wastu Baladika Kopassus Serang Banten
Grup 1/Eka Wastu Baladika Kopassus Serang Banten (Tribunnews)
Untung Pranoto sudah menjadi legenda yang unik dalam sejarah Kopassus karena latar belakangnya yang dikenal sebagai mantan preman.

Sosok mantan preman terminal ini berhasil membuktikan bahwa dirinya bisa berkarier di TNI, bahkan menjadi bagian dari pasukan baret merah kebanggaan TNI AD

Sosok Letkol Untung Pranoto mantan preman terminal yang jadi prajurit Kopassus itu muncul dalam buku 'Kopassus Untuk Indonesia' di bab 'Pilihan Hidup: Jadi Bajingan atau Tentara'

7 Kebiasaan Unik Muslim di Turki di Bulan Ramadan, Ada yang Berbaris di Jalan dan Makan Bersama

Hasil Liverpool vs Barca: Ini 9 Faktanya, Mulai Gol Kontroversial Origi & Kepala Messi Dipukul

Liverpool ke Final, Taktik Menekan Sejak Babak 1 Sukses Benamkan Barca, Skor Akhir 4-0

Lagi Ramai, Ampun Pak Polisi Uang Kami Habis Ditilang Pak Polisi, Mencurigakan

Para Jenderal Terkejut saat Benny Banting Baret Kopassus, Prajurit Berkaki Satu Dibela Mati-matian

Awalnya, keseharian Untung adalah nongkrong di terminal bus dengan penampilannya yang garang, memakai kaos singlet, rambut panjang dan sepatunya boots koboi.

Bosan dengan kehidupannya sebagai preman, Untung kemudian ingin mengabdikan diri menjadi tentara dan melamar menjadi anggota TNI.

Karena penampilan 'sangar'-nya, tentu saja Untung sempat mendapat penolakan saat pertama kali daftar

Tak patah arang Untung pun mendaftar lagi, kali ini dia datang dengan penampilan rapi, rambut gondrongnya juga dicukur habis. 

Mantan Danjen Kopassus Mayjen (TNI) Madsuni (kanan) melakukan salam komando dengan Danjen Kopassus yang baru Mayjen (TNI) Eko Margiyono (kiri) usai Upacara Penyerahan Satuan Korps Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas  Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3).
Mantan Danjen Kopassus Mayjen (TNI) Madsuni (kanan) melakukan salam komando dengan Danjen Kopassus yang baru Mayjen (TNI) Eko Margiyono (kiri) usai Upacara Penyerahan Satuan Korps Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3). (Warta Kota/Adhy Kelana)

Pada pendaftaran kedua ini Untung lebih bersungguh-sungguh.

Dalam hatinya Ia berkata, "Kalau saya tidak jadi tentara, saya akan jadi bajingan." Ucapnya dalam hati.

Sebelum datang untuk melamar Dirinya juga meminta restu dari ibunya dan keluarganya.

Alhasil Untung pun lalu diterima menjadi anggota TNI AD dan berpangkat Prada.

Masuk menjadi tentara Untung termasuk satu diantara prajurit yang loyal dan selalu antusias mengerjakan tugas di kesatuannya.

Untung juga terkenal sebagai prajurit yang ulet dan tekun.

Karir Untung Pranoto di kesatuan Angkatan Darat terus menanjak sampai akhirnya terpilih masuk dalam satuan elite TNI, Kopassus.

Meski saat itu gaji menjadi anggota Korps Baret Merah sangat kecil, namun Ia jalani dengan ikhlas dan rasa bangga.

Usai mendapat pekerjaan tetap sebagai Kopassus, Untung kemudian melamar kekasih pujaan hatinya.

Namun, lamaran Untung tak diterima karena calon mertuanya menginginkan mahar yang jumlahnya cukup.

Ilustrasi : Prajurit Kopassus. Identik dengan beret merah.
Ilustrasi : Prajurit Kopassus. Identik dengan beret merah. (Surya Malang)

     


Untung Pranoto muda begitu kaget dan syok mendengar mahar yang diajukan calon mertuanya

Tak ingin lama tenggelam dalam kekecewaan, Untung Pranoto muda lebih memilih untuk fokus mengabdi di Kopassus

Karier Untung dibilang cukup cemerlang dengan 17 kali naik pangkat.

Saat ditanya apa modalnya, ia selalu menjawab "Tuhan sudah berbaik hati".

Saat wawancara untuk buku Kopassus Untuk Indonesia, Untung merupakan perwira berpangkat Letnan Kolonel.

Tugas Untung di Kopassus yakni ikut mendidik para prajurit Kopassus menjadi prajurit yang loyal dan setia kepada NKRI.

Prajurit Kopassus Hadapi Ratusan Pemberontak Fretilin

Sosok prajurit Kopassus yang tak kalah melegenda adalah Pratu Suparlan, yang mengorbankan nyawanya saat menjalankan misi.

Dilansir dari laman kopassus.mil.id, kisah heroik ini terjadi di medan perang, di wilayah Timor Timur, atau sekarang bernama Timor Leste.

Peristiwa yang terjadi pada 9 Januari 1983 ini, menjadikan Pratu Suparlan seorang yang sangat diingat.

Kala itu, ia bersama timnya tengah berpatroli di wilayah Timor Timur.

Tim Nanggala Kopassus
Tim Nanggala Kopassus (Tribun Bali)

Di bawah pimpinan Letnan Poniman Dasuki, Pratu Suparlan dan anggota lainnya  berpatroli di garis rawan musuh, yakni di pedalaman hutan bumi Lorosae.

Lokasi tersebut dikenal sebagai tempat bermukimnya para pengacau alias pemberontak bengis, yang dijuluki Fretilin si 'krebo hutan'.

Seperti membangunkan macan yang tertidur, satu unit anggota Kopassus ini pun dicegat oleh gerombolan pengacau.

300 orang Fretilin membawa senjata, disertai senapan serbu, dan pelontar granat.

Maka terjadilah pertempuran sengit antara Kopassus dengan Fretilin.

Jumlah anggota Kopassus yang kalah banyak dari para pengacau itu, membuat mereka kerepotan.

Ditambah lagi, cuaca ekstrem melanda di tengah sengitnya baku tembak.

Dihujani dengan tembakan yang membabibuta, semakin membuat anggota Kopassus semakin terdesak.

Parahnya lagi, mereka sudah terjepit karena di belakangnya terdapat jurang curam.

Sebanyak tujuh anggota Kopassus pun berguguran terkena serangan.

PRABOWO Subianto saat masih berpangkat Mayjen dan menjabat Danjen Kopassus TNI AD, bertindak selaku komandan upacara pada geladi resik Gelar Pasukan Kopassus 1997 di Batujajar, Bandung, Jumat (11/4/1997)
PRABOWO Subianto saat masih berpangkat Mayjen dan menjabat Danjen Kopassus TNI AD, bertindak selaku komandan upacara pada geladi resik Gelar Pasukan Kopassus 1997 di Batujajar, Bandung, Jumat (11/4/1997) (Kompas/Kartono Riyadi)

Terpaksa Letnan Poniman pun memberi perintah untuk mundur.

Melihat kondisi medannya, mereka hanya memiliki satu jalan keluar, yakni melalui celah bukit yang ada di sekitar mereka.

Sayangnya, kepungan Fretilin yang terus mendesak itu dinilai tak memungkinkan untuk pelarian mereka.

Akhirnya, Pratu Suparlan pun turun tangan.

Pratu Suparlan menawarkan diri untuk menahan serangan Fretilin.

Sementara anggota Kopassus lainnya berlarian berlindung menuju bukit.

Pratu Suparlan maju menghadapi para pemberontak ganas itu seorang diri.

Ia hanya bermodalkan senapan milik rekannya yang sudah terkapar tak bernyawa.

Presiden Jokowi kunjungi Mako Kopassus. Foto Biro Pers
Presiden Jokowi kunjungi Mako Kopassus. Foto Biro Pers (Biro Pers)

Penuh kepercayaan diri, Pratu Suparlan pun menyerang ratusan Fretilin itu.

Sehebat apapun tembakan Pratu Suparlan, tak akan mampu menahan ribuan peluru yang menghujaninya.

Tubuhnya pun  banyak tertembus timah panas yang ditembakkan para pemberontak.

Saking banyaknya terkena tembakan, membuat Pratu Suparlan tak bisa berdiri tegak.

Walaupun mencoba membalas tembakan menggunakan senapan di tangannya, Pratu Suparlan sudah tak sanggup melawan banyak.

Di antara hidup dan matinya Pratu Suparlan yang penuh luka ini, Fretilin malah terus menghujaninya dengan tembakan.

Di detik-detik terakhir sisa tenaganya, Pratu Suparlan pun melakukan tindakan yang tak terduga.

Ternyata masih ada satu senjata pamungkas di dalam kantong seragamnya.

Pratu Suparlan merogoh sebuah granat lalu menarik pemicunya dan dengan berani melompat di antara para Fretilin itu, sambil mengucap takbir.

Sejumlah anggota Kopassus melakukan atraksi beladiri usai pisah sambut  Danjen Kopassus dari Mayjen (TNI) Madsuni kepada Danjen Kopassus yang baru Mayjen (TNI) Eko Margiyono  di Markas  Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3).
Sejumlah anggota Kopassus melakukan atraksi beladiri usai pisah sambut Danjen Kopassus dari Mayjen (TNI) Madsuni kepada Danjen Kopassus yang baru Mayjen (TNI) Eko Margiyono di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3). (Warta Kota/Adhy Kelana)

Ledakan granat ini telah memborbardir puluhan Fretilin.

Sebanyak 83 Fretilin menjadi korban, bersama Pratu Suparlan.

7 Kebiasaan Unik Muslim di Turki di Bulan Ramadan, Ada yang Berbaris di Jalan dan Makan Bersama

Hasil Liverpool vs Barca: Ini 9 Faktanya, Mulai Gol Kontroversial Origi & Kepala Messi Dipukul

Liverpool ke Final, Taktik Menekan Sejak Babak 1 Sukses Benamkan Barca, Skor Akhir 4-0

Lagi Ramai, Ampun Pak Polisi Uang Kami Habis Ditilang Pak Polisi, Mencurigakan

Para Jenderal Terkejut saat Benny Banting Baret Kopassus, Prajurit Berkaki Satu Dibela Mati-matian

Setelah ledakan granat itu, bala bantuan pun datang.

Ratusan Fretilin yang masih tersisa pun berhamburan diserang oleh bala bantuan TNI.

Pasukan bantuan menemukan puluhan prajurit yang gugur dari kedua belah pihak dalam pertempuran tersebut

Diantaranya adalah 7 (tujuh) orang Unit Pratu Suparlan.

Mayat Pratu Suparlan ditemukan tidak utuh tidak utuh lagi

Dari pihak Fretilin kehilangan 83 orang pasukannya, dan sisanya ditangkap hidup-hidup.

*


TONTON VIDEO: Ngabuburit Puasa Pertama, Jalan-jalan Kepasar Bedug Gang Siku Pasar Jambi

IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Untung Pranoto Mantan Preman yang Jadi Kopassus, Kariernya Melesat dengan 17 Kali Naik Pangkat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved