Pemilu 2019

Dokter Ahli Syaraf ini Minta Otopsi Penyebab Ratusan Anggota KPPS Tewas, Sebut Ada Kelalaian

SEORANG dokter meminta dilakukan otopsi ratusan penyelenggara Pemilu 2019 meninggal yang diduga karena berbagai sebab.

Editor: andika arnoldy
KOMPAS.com/JESSI CARINA
Salah seorang dokter syaraf, Ani Hasibuan, mengadukan masalah banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia saat menjalankan tugas, kepada Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (6/5/2019). 

Kelalaian Proses Rekrutmen KPPS
Dalam talkshow tersebut terbongkar proses rekrutmen anggota KPPS yang banyak kejanggalan dan manipulasi, terutama terkait surat keterangan kesehatan.

Menurut Ani Hasibuan, untuk bisa melakukan pekerjaan yang sangat berat pada Pemilu serentak 2019 ini, seharusnya dalam melakukan rekrutmen juga memerhatikan kesehatan calon anggota KPPS.

Tapi sayangnya, menurut pengakuan anggota KPPS kepada Ani Hasibuan, mereka tidak diperiksa kesehatannya terlebih dahulu oleh petugas kesehatan, tetapi langsung diberikan surat keterangan.

"Soal pemeriksaan kesehatan, saya tanya kepada mereka, bagaimana cara mendaftar sebagai anggota KPPS, pergi ke puskesmas bikin surat keterangan sehat. diperiksa tidak, ditensi ke, dirontsen, enggak tuh," ujar Ani Hasibuan.

Terkait adanya korban meninggal karena memiliki penyakit bawaan, yakni sakit ginjal, kata Ani Hasibuan, fakta ini justru semakin memperkuat dugaan adanya kelalaian. 

Menurut Ani Hasibuan, sangat tidak logis jika orang yang menderita sakit ginjal atau mereka yang sudah berumur di atas 60 tahun dipekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam. 

"Di situ juga suatu kelalaian menurut saya. Lalai dong. Sudah tahu beban kerja banyak, kok orang tidak disiapin. Sudah tahu beban kerja banyak, kok orang 60 tahun masih diterima. Mungkin gak orang 60 tahun bekerja 3 x 24 jam sehari," ujar Ani Hasibuan lagi.

Menurut Ani Hasibuan, orang yang sudah meninggal memang tidak perlu ditangisi karena sudah waktunya.  Tetapi, penyebabnya apa yang perlu diteliti.

"Saya tak ikut-ikut dengan urusan sebelah sini sebelah sana. Saya dokter. Teliti, otopsi. Teman saya di RSCM itu mau bantu ko, ayo dong dipekerjakan," kata Ani Hasibuan.

Korban Pemilu 2019 itu meninggal saat hari pencoblosan Pemilu 2019 pada Rabu (17/4/2019) maupun pada hari yang berbeda setelah itu.

Bentuk TPF korban Pemilu 2019 
Terkait banyaknya korban yang meninggal tersebut, Haris Azhar mengusulkan agar negara membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).

TPF korban Pemilu 2019 nanti diberi tanggung jawab untuk mengungkap secara tuntas kenapa sampai ada ratusan orang meninggal pada Pilpres 2019 dan Pileg 2019 kali ini.

"Anggota TPF korban Pemilu 2019 bisa siapa saja, bisa Adian Napitupulu, Bung Puthu, Bung Rocky. Tugasnya mengungkap secara tugas kasus ini," ujar Haris Azhar.

Lokataru kini menghimpun pengaduan para korban atau keluarga korban meninggal atau sakit terkait pelaksanaan Pemilu 2019.

Di laman https://lokataru.id juga diinformasikan terkait penerimaan aduan anggota KPPS korban Pemilu 2019.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved