Karim (10) Naik Pesawat Bareng Panglima TNI, Akhirnya Terungkap Masa Lalu Marsekal Hadi Tjahjanto
Bocah usia 10 tahun ini naik pesawat berdua dengan Marsekal Hadi Tjahjanto. Dari pembicaraan itu, akhirnya terungkap masa lalu sang Panglima TNI.
Bocah usia 10 tahun ini naik pesawat berdua dengan Marsekal Hadi Tjahjanto. Dari pembicaraan itu, akhirnya terungkap masa lalu sang Panglima TNI.
TRIBUNJAMBI.COM - Siswa SD ini naik pesawat bareng Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Seteleh pembicaraan cukup lama, akhirnya terungkap masa lalu Hadi Tjahjanto.
Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD, kisahnya viral di media sosial.
Bocah SD itu berangkat sekolah sendirian menggunakan KRL pada pukul 3 subuh.

Menempuh jarak puluhan kilometer, Karim hanya mengenakan alas kaki sandal, lantaran tidak memiliki sepatu.
Dia harus menempuh perjalanan jauh dari Kemayoran, Jakarta Pusat ke Sekolah Masjis Terminal (Master) Depok, Jawa Barat.
Baca Juga
Fakta DJ Adam Sky dan Cewek Rusia Tewas Tanpa Busana di Bali, Ternyata Anak Pengusaha Australia
Danjen Kopassus Legendaris Beri Contoh, Menang Pertempuran Meski hanya Bawa Sebilah Pisau Komando
Kopaska Beraksi di Bank, Perompak yang Ambil Tebusan Babak Belur Kena Jebakan Maut
Kondisi Terkini Ranty Maria Setelah Di-unfollow Ammar Zoni, Lupakan Masa Pacaran 4 Tahun
Ini Daftar 17 Wajah Baru di DPRD Sarolangun 2019-2024 Lengkap dengan Perolehan Suara
Ternyata, Karim mempunyai cita-cita menjadi seorang anggota TNI.
Kisahnya yang viral itu kemudian membawanya berkesempatan bertemu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, di tempat latihan anggota TNI di Malang, Jawa Timur.
Alasan lain Panglima Marsekal Hadi tertarik bertemu dengan Karim, lantaran kisah bocah 10 tahun itu mengingatkan pada kisah masa lalunya.
Dikutip dari channel YouTube metrotvnews, Senin (6/5/2019) hal tersebut menarik perhatian panglima TNI Marsekal Hadi untuk mengajaknya bertemu.
"Saya membayangkan anak sekecil itu bangun jam 3 pagi, kemudian siap berangkat sekolah dengan naik kereta," kata Marsekal Hadi.
"Ternyata Karim memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang militer, akhirnya saya ingin mengajak Karim menunjukkan tentara yang ada di Jawa Timur," tambahnya.
Dalam ceritanya, Marsekal Hadi juga menyampaikan bahwa apa yang jadi cita-cita Karim harus digapai dengan usaha keras.
"Saya ingin memberikan motivasi ke Karim bahwa apa yang dicita-citakan anak masih di usia 9 tahun kelas 3 SD ini untuk bisa terus membawa dirinya untuk memiliki disiplin yang tinggi, bangun jam 3 kemudian berangkat ke sekolah dan diisi dengan belajar," kata Marsekal Hadi.
"Siapa tau nanti juga cita-cita Karim ini untuk menjadi TNI itu bisa benar-benar terealisasi apalagi saya keinginannya adalah untuk mendorong Karim, untuk masuk menjadi taruna ABRI."
Di sela penjelasannya, Marsekal Hadi mengungkapkan bahwa kisah yang dilalui Karim saat ini mengingatkannya pada kisah masa lalunya.
"Kebetulan saya juga hidup di keluarga biasa yang sama dengan Karim, oleh sebab itu saya langsung saya tertarik untuk mengajak Karim datang di Malang ini untuk melihat pasukan TNI," ungkap Marsekal Hadi.
"Karena anak usia segini kan memorinya masih cukup kuat, sehingga apa yang saya sampaikan ke Karim ini kemudian bisa terus diingat dan menjadikan Karim menjadi pemuda yang mempunyai karakter yang sangat kuat," lanjutnya.
Kisah Karim Maullah
Dikutip dari Kompas.com, Karim harus berangkat sekolah sendiri lantaran sang nenek menderita sakit.
Sang nenek, Diana (61) menjelaskan bahwa awalnya Karim selalu diantar jemput olehnya saat berangkat ke sekolah.
“Cuma karena saya sakit pengapuran dan sempat dirawat di rumah sakit akhirnya Karim berangkatnya sendirian,” ucap Diana Rabu (1/5/2019).
Awalnya Diana sempat khawatir saat Karim berangkat sendiri ke sekolah.
Namun ucapan Karim seakan membuatnya yakin dan mempercayai cucunya itu.
“Karim bilang ke saya, 'Sudah tidak apa-apa, Nek, aku berangkat sendiri, aku berani kok. Nenek sembuh aja ya dulu',” ucap Diana.
Akhirnya Karim sering berangkat sekolah sendiri.
Meski Karim sudah terbiasa berangkat sekolah sendiri, Diana beberapa kali menjemputnya saat kakinya tidak sedang sakit parah.
Saat menjemput Karim, Diana harus membawa sebuah tongkat untuk membantunya berjalan.
Diceritakan oleh Diana, Karim sehari-hari bangun pukul 03.00 WIB pagi.
Karim lantas menyiapkan semua keperluannya sendiri untuk sekolah.
“Dia yang bangunin saya Mbak, tiap hari kalau mau berangkat, ‘Nek bangun, Nek, aku mau sekolah, aku sudah siap,’ ” kata Diana.

Setelah siap, Karim berangkat sedari subuh dari Stasiun Kemayoran diantar oleh kakeknya yang merupakan tukang ojek.
“Kakeknya mah nganter sampai stasiun, nanti dia yang beli tiket sendiri dan jalan sendiri sampai sekolahan,” ucapnya.
Dari stasiun Kemayoran, Karim harus menempuh jarak 1,5 jam sampai ke Stasiun Depok Baru.
Dari sana, ia berjalan kaki sejauh 550 meter atau sekitar 7 menit untuk sampai ke sekolahnya.
Sejak kecil, Karim sudah tinggal bersama nenek dan juga kakeknya.
Ibu Karim meninggal pada 2018 lalu lantaran sakit paru-paru yang dideritanya.
Sementara sang ayah, tinggal di Manggarai.
Sejak kecil, Karim sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya lantaran sibuk dengan urusan masing-masing.
“Jadi seperti tidak ada yang peduli sama Karim, saya kasihan sama ini anak. Tapi sekarang jadi banyak yang sayang sama Karim,” ujar Diana.
Terkait cita-cita menjadi tentara, Diana mengungkapkan bahwa hal tersebut muncul karena Karim kerap menonton film perang.

“Dia itu suka film perang terus dia selalu bilang ke saya, “Nek, aku nanti mau jadi TNI supaya bisa lindungi Indonesia dan orang banyak',” ucap Diana.
“Saya mah hanya bisa berdoa saya bisa sekolahin dia sampai nanti dia jadi tentara biar buktiin ke orang-orang kalau orang kecil juga bisa sukses,” tuturnya. (TribunWow.com/*)
Biodata Hadi Tjahjanto:
- Nama lengkap: Hadi Tjahjanto
- Lahir: Malang, Jawa Timur, 8 November 1963
- Dinas: TNI AU
Karier kemiliteran
- Perwira Penerbang Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1986-1993)
- Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1993)
- Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1996)
- Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarmo (1997)
- Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Pangkalan Udara Adi Soemarmo (1998)
- Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI (1998)
- Instruktur Penerbangan Pangkalan Udara Adi Sucipto (1999)
- Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Pangkalan Udara Adi Sucipto (2000)
- Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I (2001)
- Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (2004)
- Kepala Dinas Personel Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2006)
- Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara (2007)
- Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo (2010-2011)
- Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI (2011)
- Perwira Menengah Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara (2011)
- Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (2011-2013)
- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (2013-2015)
- Komandan Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2015)
- Sekretariat Militer Presiden (2015-2016)
- Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (2016-2017)
- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (2017-2018)
- Panglima Tentara Nasional Indonesia (2017-sekarang)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bertemu Bocah yang Viral Naik KRL dari Subuh, Panglima TNI Marsekal Hadi Akui Teringat Masa Lalunya
* Karim Maullah (10) Naik Pesawat Bareng Panglima TNI, Akhirnya Terungkap Masa Lalu Marsekal Hadi Tjahjanto
Subscribe Youtube
Danjen Kopassus Legendaris Beri Contoh, Menang Pertempuran Meski hanya Bawa Sebilah Pisau Komando
Kopaska Beraksi di Bank, Perompak yang Ambil Tebusan Babak Belur Kena Jebakan Maut
Anak Muda Ganteng dan Cantik Populerkan Islam di Korea, Kisah Ayana Jihye Moon & Omar Choi
Ini Daftar 17 Wajah Baru di DPRD Sarolangun 2019-2024 Lengkap dengan Perolehan Suara
Kondisi Terkini Ranty Maria Setelah Di-unfollow Ammar Zoni, Lupakan Masa Pacaran 4 Tahun