Sejarah Indonesia
Detik-detik 14 Menteri Membangkang Soeharto Hingga Habibie Diberi Jawaban Mengejutkan oleh Pak Harto
Detik-detik 14 Menteri Membangkang Soeharto Hingga Habibie Diberi Jawaban Mengejutkan oleh Pak Harto
Kala pemerintahan Soeharto lengser di 32 tahun kepemimpinannya, banyak hal yang buat Pak Harto terkejut. Mulai dari sikap wakilnya hingga pengkhianatan 14 menterinya
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi menjelang Soeharto turun dari kursi presiden pada 21 Mei 2018. Ketika itu tak banyak pejabat yang mau mendekat.
Orang-orang yang dulu selalu berada di sampingnya, menjauh. Sementera itu para menterinya "membangkang".
Pada bulan itu, semuanya menjauh. Padahal sebelumnya, Presiden II Indonesia di masa Orde Baru merupakan sosok dihormati dan ditakuti banyak pejabat.
Semua berubah setelah reformasi 1998.
Soeharto ditinggal orang-orang yang dulu dekat dengannya.
Orang-orang yang dulu datang kepadanya, satu persatu mulai meninggalkannya.
Bahkan orang-orang kepercayaannya juga tak lagi mendatanginya.
Baca Juga:
Komandan Kopassus Rahasiakan Misinya, Sersan Badri Rela Ditampar Oknum TNI Demi Susupi Markas GAM
Ini Jadwal Ramadhan 1440 H / 2019 di Bulan Mei, serta Bacaan Niat Puasa & Buka Puasa Bersama Artinya
Andre Taulany Akhirnya Curhat Soal Kabar Dirinya Hina Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat
Eks Pramugari Cantik Dinikahi Raja Thailand Vajiralongkorn yang Berusia 66 Tahun, Ini Penampakannya
Ini Nama Tokoh Pendukung Prabowo yang Temui Jokowi Usai Pilpres, Ada Ketua Partai & Anak Mantan RI 1
Kesepian dirasakan oleh Soeharto yang dulu diberi gelar Bapak Pembangunan, jelang pengumuman pengunduran dirinya.
Soeharto mesti menghadapi saat-saat berat dalam hidupnya sendirian.
Huru-hara terjadi di berbagai pelosok negeri menginginkan dirinya mundur.
Kenyataan ini mesti Ia hadapi tanpa Ibu Tien yang dua tahun sebelumnya meninggal dunia.
Kisah Presiden Kedua RI Soeharto ini Tribunjambi.com lansir dari Intisari.
Setelah bercokol selama lebih dari tiga dekade, Soeharto dengan tanpa diduga-duga para menteri memilih mengunduran diri pada 21 Mei 1998.

Konon para spiritualis Jawa yang meyakini kepercayaan Kejawen percaya bahwa wahyu keprabon telah meninggalkan Soeharto.
Wahyu tersebut diyakini hilang sejak kepergian Ibu Tien, dua tahun sebelumnya pada April 1996.
Bagi penganut Kejawen hal itu meredupkan aura kekuasaan Soeharto.
Bahkan, saat tampil di muka umum, dia tampak renta, tanpa cahaya, sesekali matanya menerawang jauh.
Kekuasaan yang selama ini kokoh didudukinya pun melahirkan gundukan kebencian rakyat yang tak lagi merasa diayomi.
Hingga dia melakukan langkah fatal, bersedia dipilih lagi menjadi presiden keenam kali (1997).
Padahal, alm. Dr. Roeslan Abdulgani, seperti yang diceritakan pada Sulastomo, pernah diminta Ibu Tien untuk membujuk Soeharto agar menolak jika dicalonkan lagi jadi presiden.
Krisis kepemimpinan pada Mei 1998 berdampak terhadap internal kabinet.

Baca Juga:
Inilah 3 Zodiak yang Sangat Beruntung di Bulan Mei 2019, Zodiakmu kah? Satu Diantaranya Virgo
Daftar Smartphone Rekomendasi Bulan Mei Kisaran Harga Rp3 Jutaan, Ada Redmi Note 7 Hingga Realme 3
Gegara Pesan WA, Kodok Bunuh Kekasihnya, Seorang Mahasiswi Cantik Undiksha Bali di Kosan Sang Pacar
Kabar Buruk Datang dari Suami & Anak Bupati Talaud, Sri Wahyumi Maria Manalip Setelah Ditangkap KPK
Rakyat menginginkan reformasi dan mendesak Soeharto untuk mundur.
Soeharto pun membentuk Kabinet Reformasi, namun ternyata 14 menteri menyatakan untuk tidak bersedia.
Soeharto yang menerima kabar itu pada 20 Mei pun merasa benar-benar terpukul dan ditinggalkan.
Rencananya, pada 21 Mei 1998 Soeharto mengumumkan kabinet itu dan melantiknya pada 22 Mei 1998.
Sekira pukul 19.30 WIB di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, BJ Habibie (wapres) menemui Soeharto untuk membahas kabinet itu.
Pembicaraan dengan pimpinan DPR/MPR yang meminta Soeharto mundur akan dilakukan pada 23 Mei 1998.
Sementara BJ Habibie berpikir bahwa Soeharto akan mundur setelah Kabinet Reformasi terbentuk.
BJ Habibie kemudian bertanya mengenai posisinya sebagai wakil presiden.
Soeharto pun dengan mengejutkan menjawab:
"Terserah nanti. Bisa hari Sabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akan melanjutkan tugas sebagai presiden."
Setelah mencapai kesepakatan tentang pembentukan Kabinet Reformasi, pada pukul 22.30 WIB Soeharto memanggil Saadillah Mursjid untuk menyiapkan segala sesuatu, karena besok Soeharto ingin mundur.
Dia merasa ditinggalkan semua orang kepercayaan.
Kesepian, menjadi satu-satunya teman yang menguatkan putusan itu di tengah huru-hara yang pecah menyelimuti negeri.
Kisah sejarah Indonesia dapat dibaca di Tribunjambi.com.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: