Sejarah Indonesia

Jadi Jenderal Kesayangan Soeharto, Nasib LB Moerdani Berakhir Tragis Kala Peringatkan Anak Pak Harto

Jadi Jenderal Kesayangan Soeharto, Nasib LB Moerdani Berakhir Tragis Kala Peringati Anak Pak Harto

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Manado
Jenderal Benny Moerdani dipecat oleh Presiden Soeharto 

Soeharto yang merasa pemecahan masalah secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu memutuskan mengambil langkah intelijen serta diplomasi.

Akhirnya, Indonesia dan Malaysia kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa merugikan kedua negara.

Ketika Soeharto menjabat presiden kedua, hingga lebih dari 30 tahun (1967-1998), Benny Moerdani terus dipercaya sebagai ‘tangan kanan’ Pak Harto.

Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur
Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur 

Benny menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, sekaligus pengawal presiden yang loyal dan setia.

Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.

Benny Moerdani memang berprinsip.

Meskipun seorang loyalis Pak Harto, Benny bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.

Dia berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.

Kerisauan menteri pada 1984

Saat anak-anak Soeharto mulai dewasa, pada 1984, sejumlah menteri merasa risau.

Para menteri risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis, tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.

Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista (alat utama sistem senjata) yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI, bukan oleh warga sipil.

Pertemuan di meja biliar

Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Soeharto.

Teguran Benny Moerdani ke Soeharto itu terkait bisnis anak-anaknya yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved