Pemilu 2019
Kisah Nyata Caleg Gagal yang Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 Juta
Kisah Nyata Caleg Gagal yang Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 Juta
Kisah Nyata Caleg Gagal yang Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 Juta
TRIBUNJAMBI.COM - Setiap pemilu yang berlangsung 5 tahun sekali di Indonesia selalu memunculkan fenomena mendadak gila.
Salah satu hal yang niscaya terjadi dalam pemilu legislatif 2019 adalah adanya calon-calon anggota legislatif yang gagal mendapat suara yang cukup untuknya lolos ke parlemen.
Kondisi ini tak jarang berujung pada kondisi kejiwaan dari "si caleg gagal", atau kadang juga keruntuhan kondisi ekonomi akibat dana besar yang digunakan untuk kampanye.
Baca Juga:
Cari Masalah? Pamela Safitri Tuding Tubuh Nikita Mirzani Hasil Dokter, Melaney Ricardo: Beraninya!
Sinopsis Film House at The End of The Street TransTV, Jennifer Lawrence dan Misteri Pembunuhan Sadis
Hakim Beri Masukan ke Jaksa, Soal Perkara Narkotika, Ancam Terdakwa Narkotika dengan Pasal Berlapis
Bukan Kuda, Prabowo Datang Menjenguk Sandiaga Sakit Sambil Bawa Kucing Kesayangannya: Terima kasih
Seperti yang terjadi pda seorang caleg asal Pekalongan berikut ini pada pemilu legislatif 2014 silam.
Chandra Saputra (26), warga Pekalongan, Jawa Tengah, sudah 10 hari berada di Jakarta. Dikejar utang dana kampanye, caleg gagal ini ingin jual ginjal miliknya.
Ia mencalonkan diri sebagai caleg Dapil 4 Kabupaten Pekalongan, tetapi gagal mendapatkan suara yang bisa mengantarnya ke kursi DPRD sehingga kabur dari kampungnya di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, karena dikejar-kejar penagih utang.
Kepergiannya ke Jakarta hanya untuk menjual ginjalnya dan rencananya uang tersebut akan dipakai untuk melunasi sejumlah utangnya sekitar Rp420 juta.
Uang sebesar itu dipergunakan untuk biaya kampanye Pemilihan Caleg 2014 Dapil 4 Kabupaten Pekalongan.

Baca Juga:
Jelang Ramadhan, Harga Bawang Putih di Pasaran Mulai Naik Jadi Rp42 Ribu, Ternyata Ini Penyebnya
Setengah Miliar Raib, Jesicca Iskandar Ditipu Oknum Rumah Sakit yang Merawat Papanya: Biadab & Jahat
Ini Komentar Ketua Panwaslu Kota Sungai Penuh Terkait Pembakaran Kotak Suara, Ada Kemungkinan PSU
UPDATE Real Count KPU Pukul 15.15 WIB pemilu2019.kpu.go.id Jokowi-Amin 58,31% Prabowo-Sandi 41,69%
"Saya dari tanggal 5 Mei sudah di Jakarta. Saya dari kampung di Kecamatan Cepu, naik kereta turun di Stasiun Jatinegara," ujarnya saat diwawancarai Warta Kota, Selasa (13/5/2014), di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, tempat ia mengasingkan diri.
Ia mengaku hanya membawa delapan setel di tas kopor berwarna coklatnya.
Selain itu, tas hitam kecilnya untuk menyimpan satu charger untuk pengisian baterai gadget Samsung Mega dan BlackBerry Torch hitamnya.
Ia juga membawa baju batik warna biru ala Partai Demokrat serta celana bahan berwarna hitam.
Baca Juga:
H+1, Logistik Pemilu di Kabupaten Bungo Mulai Bergerak ke Tingkat Kecamatan
Hari Kartini, Berikut 5 Film Bertema Emansipasi Wanita yang Mengingatkan Pada Perjuangan RA Kartini
Hasil Hitung Cepat Beredar Sebelum Pleno, Bisri: Itu Bukan Hasil Sebenarnya
Taruhan Tanah, Kepala Suku di Papua Akan Hibahkan 10 Hektar Tanahnya Jika Capres Pilihannya Menang
"Awalnya, saya didorong masyarakat Pekalongan untuk menjadi calon anggota legislatif DPRD Kabupaten Pekalongan," tutur pemuda yang sudah tiga tahun bekerja sebagai asisten pribadi anggota DPR dari Partai Demokrat itu.
Laporan Hendri Novrizal Caleg PAN Untuk DPRD Bungo dikabarkan Sudah Diregister DKPP |
![]() |
---|
Jadwal Terbit 2 Juli 2019, KPU Provinsi Jambi Belum Terima Register Perkara di Mahkamah Konstitusi |
![]() |
---|
Penyebab Kematian 527 Petugas KPPS Akhirnya Terungkap, Ternyata Bukan karena Diracun |
![]() |
---|
Demokrat Minta Koalisi Pilpres Bubar, Tanggapan TKN & BPN 'Tak Setuju hingga Sindir Jatah Menteri' |
![]() |
---|
Keputusan Sidang Adjudikasi tak Dijalankan KPU Bungo, Bawaslu Provinsi Jambi, Belum Ambil Sikap |
![]() |
---|