Kronologi 12 Siswi SMA Siksa Siswi SMP, Jemput, Jalan, Benturkan Kepala secara Brutal hingga Trauma
Ada sembilan siswi SMA yang menyaksikan kejadian itu sambil tertawa, tanpa berupaya menolong siswi SMP itu. AU dianiaya di dua lokasi berbeda.
Pengamat pendidikan Untan, Dr Aswandi menilai memang yang terjadi harus kita akui dan tidak boleh kita tutupi bahwa telah terjadi kerusakan akhlak dan mental karakter anak kita.
Selama ini kita selalu menutupi itu. Nah sudah terungkap dan kejadian seperti yang terjadi kali ini baru kita pada bilang bahwa memang ada.
Persoalannya mengapa kita tidak bisa mengatasinya, salah satunya karena selama ini kita menutupi itu.
Sekalipun kita mengungkapkan itu, tapi tidak pada akar persoalannya.
Kita memang sering mendengar berita kekerasan dalam pendidikan, bahkan hampir setiap hari diberbagai media atau diomongkan dimasyarakat. Tapi itu hanya yang ada permukaan.
Kasus pelajar membuat kriminal, memperkosa, memukul dan sebagainya ini menunjukan ada hal yang salah dalam pendidikan itu, namun yang dibicarakan hanya kasusnya.
Kita tidak membicarakan mengapa mereka berkelahi, mengapa mereka membuat kriminal, anak seperti apa yang berkelahi dan membuat kriminal itu.
Memang harus kita akui, selama ini belum sampai disana pembahasan kita.
Ibaratnya baru membicarakan dan melihat kasus dihilirnya saja, tapi tidak melihat dihulunya.
Itulah kesalahan kita selama ini. Kita selalu ingin menyelesaikan masalah, bukan pada apa sebenarnya yang terjadi dan penyebabnya.
Istilahnya, sudah rumah terbakar baru kita bergerak memindahkan barang.
Sementara rumah belum terbakar, kita tidak pernah peduli bagaimana rumah itu tidak terbakar.
Pemerintah atau kita semua harusnya serius dalam menangani persoalan yang ada didalam pendidikan ini.
Jangan hanya dianggap angin lalu dan menyelesaikan persoalan hilirnya saja.
Ini seperti fenomena gunung es, kemungkinan masih banyak yang belum muncul dipermukaan.
Kepribadian pada anak didik kita harus kita akui sudah rusak.

Maka dalam mengurus moral, mengurus karakter anak jangan hanya sekedar formalitas.
Sekarang hanya formalitas, persoalan administratif saja. Sehingga tidak betul-betul dipahami apa yang terjadi.
Kalau mau dilakukan dalam membenahi maka semua elemen harus dilibatkan, polisi tidak mampu sendiri, harus didampingi psikolog, didampingi orang pendidikan, didampingi orang sosial lainnya.
Persoalan ini sangat komplek, bukan hanya karena melihat dimedia sosial.
Saat ini juga ada sesuatu yang hilang, termasuklah keluarga.
Anak belajar dari apa yang ada dikeluarganya, bisa saja keluarga lalai.
Sebab batasan orangtua melihat pendidikan anaknya hanya berkaca dari nilai rapot dan hasil ujian semata, tapi kurang memperhatikan karakternya.(*)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Kronologi Siswi SMP Pontianak Dikeroyok Siswi SMA, Korban Alami Muntah Kuning dan Masuk Rumah Sakit
Subscribe Youtube
Posisi Tangan Richard Kyle di bagian sensitif Jessica Iskandar, Pose Intim Mereka Tuai Kritikan
Harga Motor di April 2019, Ada yang Rp 14 Jutaan, Mulai Honda, Yamaha & Suzuki, Ini Pricelistnya!
Ajak Mesum di Tempat Wisata, Tak Sadar Hubungan Intim Direkam, Dipakai Mengancam Untuk Minta Lagi
Otak di Balik Kasus Mayat Tanpa Kepala di Koper Terungkap, Ini Sosok Sadis yang Bunuh Budi Hartanto
Viral 12 Siswi SMA Siksa 1 Siswi SMP di Pontianak hingga Organ Intim Bengkak, Pelaku Anak Pejabat