Naskah Bujangga Manik Ditemukan

Setelah 340 Tahun, Naskah Bujangga Manik Ditemukan, Kisah Pria Berjalan Menyusuri Pulau Jawa (1)

Setelah 340 tahun, naskah perjalanan Bujangga Manik menyusuri Pulau Jawa ditemukan di Inggris. Ada banyak 450 nama tempat Jawa pada masa lalu.

Editor: Duanto AS
ibo-zavasnoz.blogspot.com
Naskah kuna Bujangga Manik. 

Ia memiliki nama lain Parebu Jaya Pakuan atau Ameng Layaran.
Pangeran ini memilih menjadi resi, yang kemudian melakukan pengelanaan spiritual ke berbagai tempat puja suci di Pulau Jawa dan Bali.

Sebagai catatan perjalanan, isi naskah kuna ini dinilai otentik, mampu menggambarkan situasi dan kondisi sosial politik pada masa pengembaraan Bujangga Manik.

Peta perjalanan Bujangga Manik (Denys Lombard)
Peta perjalanan Bujangga Manik (Denys Lombard) ()

Meski tidak ada keterangan angka tahunnya, Noorduyn dan kebanyakan ahli sejarah sepakat naskah itu berasal dari akhir abad 15 atau awal abad 16.

Penyebutan eksisnya Kerajaan Malaka menjadi penanda penting naskah cerita itu ditulis sebelum Portugis merebut bandar Malaka pada tahun 1511. Itulah tahun runtuhnya Malaka.

Bujangga Manik

Dari 1.641 baris syair di naskah kuna Bujangga Manik, tak satupun memuat kata-kata atau bahasa yang mengindikasikan pengaruh Arab atau Islam.

Semuanya bahasa Sunda yang terpengaruh kuat bahasa Jawa. Aksara yang dipakai aksara Sunda, yang dipengaruhi aksara dari India.

Ketiadaan unsur bahasa Arab itu memberikan petunjuk nasakah ditulis pada masa pra-Islam di Jawa. Demak memang sudah disebut, tapi kemungkinan besar sebelum Raden Patah berkuasa.

Hal menarik berikutnya menurut Noorduyn adalah Bujangga Manik menyebut 450 nama tempat yang disinggahinya, yang semuanya berlokasi di Pulau Jawa. Secara geografi ini sangat menarik.

Nama-nama tempat itu masih banyak yang bisa dikenali, tapi juga tak sedikit yang sudah lenyap atau mungkin berganti nama yang sama sekali berbeda.

Bujangga Manik dalam cerita itu menyatakan dua kali melakukan pengembaraan ke timur. Pengembaraan pertama berakhir di Pamalang (Pemalang), sebelum ia kembali ke Pakuan lewat laut.

Bujangga Manik menumpang kapal yang hendak ke Malaka dari bandar Pamalang. Nakhodanya seorang India yang anak buahnya dari berbagai bangsa.

Naskah Bujangga Manik (ibo-zavasnoz.blogspot.com)
Naskah Bujangga Manik (ibo-zavasnoz.blogspot.com) ()

Perjalanan Pamalang ke bandar Kalapa (Jakarta) ditempuh selama setengah bulan. Ia melanjutkan perjalanan ke Pakuan menemui ibunya yang terkejut melihat putranya tiba-tiba muncul.

Pada pengelanaan pertama ini, Bujangga Manik menempuh rute tengah. Ia mendaki menuju kawasan Puncak (sekarang Puncak Pass) dan menyaksikan alam negerinya yang sangat permai.

Noorduyn dalam buku “Perjalanan Bujangga Manik Menyusuri Tanah Jawa (Ombak, 2019)” mengatakan, Bujangga Manik secara jelas menunjukkan tapal batas penting antara barat dan timur.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved