Kalah Pilkada Walikota Ngamuk dan Bongkar Taman Bermain yang Baru Dibangun
Wali Kota Petahana Mengamuk setelah Keok dalam Pilkada, Bongkar Taman Bermain yang Baru Dibangun beberapa waktu lalu.
Dia merusak properti pemerintah," ujar perempuan itu.
Namun, Akyol membantah tuduhan dia tak menerima kekalahan dalam pemilihan lokal itu.
"Saya membangun taman itu dengan uang saya sendiri," kata Akyol kepada kantor berita DHA.
Dia menambahkan, terpaksa menghancurkan taman itu karena keluhan dari pemilik tanah.
Sebagian warga Turki kemudian memilih bertindak.
Baca: Mencuri Kotak Amal di Masjid, Terdakwa Divonis Hakim Pengadilan Bungo, 20 Bulan Penjara
Baca: SATGULTOR-81, Satuan Anti Teror Serba Rahasia dan Misterius: 4 Fakta Pasukan Siluman Kopassus
Baca: MKI Fest 2019 di Gramedia Jambi, Resmi Ditutup, Peserta dari Tanjab Barat Raih Juara Tahsin Alquran
Baca: Dua Sekawan yang Maling Motor di Bungo Ini Dapat Vonis Dobel, Ini Penyebabnya
Baca: TERKUAK Misteri Jatuhnya Lion Air JT610, Bos Boeing Minta Maaf: Ternyata 737 MAX Bermasalah
Salah satunya adalah musisi Cenk Eren yang menghubungi wali kota baru.
Eren mengatakan, dia bersedia membantu biaya pembangunan kembali taman bermain itu.
Sementara, penyanyi Isin Karaca menawarkan membayar separuh biaya pembangunan.
Pemerintah setempat menerima tawaran mereka dan kini anak-anak kota Yenidonganlar sudah memiliki ayunan dan perosotan baru untuk bermain.
JALAN DESA DITEMBOK
Soim Pamuji, warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial lantaran menutup jalan antar-desa setelah kalah bertarung pada Pemilihan Kepala Desa ( Pilkades) setempat.
Warga tidak bisa lagi melewati jalan alternatif penghubung Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar dengan Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek itu karena Soim membangun tembok kira-kira setinggi 2 meter. Bahkan, di atas tembok dipasang pecahan kaca sehingga tidak bisa dipanjat.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Soim membenarkan penutupan jalan itu adalah inisiatifnya.
Namun, ia menjelaskan, tembok itu dibangun di atas tanah pribadinya yang sebelumnya memang digunakan untuk jalan pintas warga.
Soim mengakui pembangunan tembok itu sebagai bentuk kekecewaannya pada proses pilkades yang diikutinya beberapa waktu lalu.