Berita Kabupaten Muarojambi
Saat Kakao Tak Lagi Berbuah 'Coklat', Petani Kakao di Muarojambi Beralih Jadi Buruh dan Pencari Ikan
Saat Kakao Tak Lagi Berbuah 'Coklat', Petani Kakao di Muarojambi Beralih Jadi Buruh dan Pencari Ikan
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Deni Satria Budi
"Hamanya dari dalam, di batang muncul lubang keluar serbuk. Buah juga kuning lama-lama hitam," kata Junaidi.
Bahkan kondisi ini terus berlangsung, hingga sebagian warga yang memiliki kebun Kakao mulai beralih ke tanaman lain yang bisa menjanjikan.
Junaidi mengatakan sebaian warga menebang pohon kakao miliknya dan beralih menanam sawit, pinang dan tanaman lainnya yang bisa menghasilkan uang.
Baca: Mobil Sitaan Kasus Zumi Zola Di Lelang, KPKNL Sebut Belum Ada Pendaftar
Baca: Seperti Ini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Milikmu Hingga Tahun 2019, Bisa Lewat HP & ATM
Baca: Hati-hati Melintas di Simpang BBC Muara Bulian, Traffic Light Rusak
"Dulu sekitar desa sini ada sekitar 500 hektar sekarang banyak ditebang," katanya.
Bahkan kebun Kakao milik Junaidi sendiri saat ini tak lagi bisa diharapkan. Pasalnya tak banyak pohon yang bisa berbuah dengan baik.
Dari 2.000 pohon yang ada, sekitar 1.500 diserang hama dan penyakit tumbuhan. Meski sudah di semprot hama dan diberi pupuk namun belum ada tanda pohon Kakau milik petani di Desa Gedong Karya bisa berbuah seperti semula.
"Cuma saya yang bertahan, sebagian warga sudah banyak yang nanam pinang. Saya bertahan karna berharap masih bisa berbuah kayak dulu. Semoga pemerintah bisa melihat kondisi ini dan memberi solusi," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Junaidi bekerja menangkap ikan di aliran Sungai Batanghari. Itu pun terkadang tak mampu mencukupi kebutuhan dapur sehingga ia juga sering mengambil upah kerja di perkebunan sekitar Desa.
Zaini, Kepala Desa Gedong Karya mengatakan, warga di desanya pernah menikmati penghasilan hingga puluhan juta dari menaman Kakao. Namun kondisi ini sudah jauh dari yang diharapkan.
"Kalau dulu memang Kakao ini bisa menghasilkan 12 juta seklai nimbang. Tapi sekarang sulit," kata Zaini, Jumat (5/4/2019).
Baca: Menguak Sosok Menteri yang Disebut Jadi Pelanggan Vanessa Angel, Hingga Tarif Short Time Rp60 Juta
Baca: 7 Fakta Millen Cyrus, Sosok Cantik yang Buat Hotman Paris Tertipu saat Ngaku Miliki Kelamin Lelaki
Baca: VIDEO: Live Streaming dan Jadwal Laga Juventus Vs AC Milan di HP Via MAXStream
Bahkan dari sekitar 50 keluarga di Desa Gedong Karya, hanya beberapa saja yang masih mempertahankan kebun kakao miliknya.
Sebagian warga kata Zaini beralih menanam pinang, kelapa sawit dan kebun karet.
"Sebagian lagi memilih kerja buruh perusahaan, menjadi nelayan pencari ikan. Karna sulit untuk diharapkan dari kebun kakao ini," tuturnya.
Baca: 4 Bukti Nyata TNI Permalukan Pasukan Amerika Serikat Lewat Aksi Ini, Ada yang Gemetar Gigit Pisang
Baca: Warga Tionghoa dari Luar Negeri, Ramaikan Tradisi Cheng Beng di Kota Jambi
Baca: IBU Tien Pernah Selamatkan Pak Harto dari Upaya Pembunuhan: Di Luar Dugaan Ini Sosok Pelakunya
Ia berharap ada pihak yang bisa melakukan penelitian dan memberi solusi agar tanaman Kakao bisa kembali berbuah manis di kebun milik warganya.
"Kita berharap ada bantuan dari pemerintah juga, karena ini sulit bagi warga desa di sini," pungkasnya.
Saat Kakao Tak Lagi Berbuah 'Coklat', Petani Kakao di Muarojambi Beralih Jadi Buruh dan Pencari Ikan (Dedy Nurdin/Tribun Jambi)