VIDEO: UAS Diprotes, Forum dari PKB Sebut Pernyataan Ustaz Abdul Somad Keliru
Anggota Forum Silaturahmi Tenaga Ahli Fraksi PKB DPR Badrul Munir menegaskan, pernyataan UAS tersebut keliru.
Tablig akbar Senin ini mengambil tema "Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW kita jadikan sebagai momentum perubahan ke arah yang lebih baik."
Ditayangkan di akun Facebook Ustadz Abdul Somad secara Live, Senin.
Dalam perjalanan Isra Miraj ke langit Nabi dikisahkan melihat pemandangan seseorang yang perutnya besar sekali.
"Dikisahkan nabi melihat ada perut manusia yang besar sekali, dijawab malaikat itu orang yang makan haram," kata UAS.
"Yang makan haram makan haram berhentilah."
"Di kantor lurah, ada yang kasi duit ngurus tanah, haram!"
"Yang kerja di tempat pembuatan SIM, pas mau tes, tidak lulus, tapi ada jalur kalau mau cepat, diterima, haa..raam!"
"Apalagi April ini beredar yang haram, minyak haram, sembako haram, beras haram."
"Saya terus terang sampai sekarang belum dapat. Kalau dapat lihatlah ceramah saya nanti, gimana supaya hidup kita ini tenang, dengan banyak-banyak istigfar ya. rumah kita diambil orang tenang, laki dilarikan pelakor tenang. itu bukan ceramah itu pembodohan."
"Saya ingin menjelaskan sampai masanya kita harus tegas katakan tidak. kalau halal katakan halal, kalau haram katakan haram. mau dua juta seratus juta tetap haram."
UAS mengatakan akibatnya memberi makan keluarga dari uang haram seperti uang suap atau pungli itu tidak main-main, salah satu sumber kekacauan dalam kehidupan.
"Duit haram dibawa pulang ke rumah dibelikan beras, dimasak jadi nasi, disuap ke mulut baca doa, sepring nasi jadi setetes darah, berubah menjadi daging urat kulit sumsum, setiap yang tumbuh dari yang haram tempatnya neraka jahanam." tandas UAS.
"Makanya kalau suami bawa duit satu koper istri bertanya ini duit apa, katakan biar kami susah biar susah makan asal tak tersentuh neraka jahanam. tapi kalau dapat BCL, bini celako, yang haram haramlah"
"Pulang dari isra miraj ini takutlah makan yang haram-haram."
Sampai di sini lalu UAS berkisah saat ia pernah ditawari seorang kandidat yang mengumpulkan para dai dan ustaz, dan diberi bingkisan berupa kain sarung.