TERORIS Tersungkur Dekat Pramugari, Baku Tembak Kopassus vs Pembajak: Pembebasan Sandera

TRIBUNJAMBI.COM--Kisah Lettu Anumerta Achmad Kirang, untuk zaman sekarang pastinya tidak lagi banyak diketahui.

Editor: ridwan
Letnan Satu Anumerta Ahmad Kirang 

Proses turunnya tangga belakang pesawat yang memakan waktu, memberi kesempatan bagi pembajak yang duduk di bagian belakang kanan pesawat untuk bersiap menembak.

Begitu tangga turun, Achmad Kirang selaku Penyergap-1 diikuti Penyergap-2 Pembantu Letnan Dua Pontas Lumban Tobing dengan cepat menaiki anak tangga pesawat untuk menyerbu masuk.

Ketika Achmad Kirang muncul di dalam kabin pesawat, pembajak yang belakangan diketahui bernama Mahrizal melepaskan tembakan pistol ke Kirang.

Ia terkena tembakan pistol pada bagian perut diatas kemaluan yang tidak terlindungi oleh rompi anti peluru.

Prajurit Kopassandha yang penuh pengalaman tempur dan Pemegang Sabuk Hitam Karateka Dan-I itu langsung jatuh tersungkur.

Rompi anti peluru yang dikenakan Kirang bukan yang versi militer, sehingga hanya melindungi bahagian badan sampai ke pinggang.

Tak berhenti menembak Kirang, Mahrizal juga menghamburkan peluru untuk Pontas.

Akibatnya penyergap-2 yang menyusul dibelakang Capa Kirang juga terkena tembakan pembajak di dada, tetapi tembakan itu hanya mengenai rompi anti peluru yang dikenakannya.

Ia hanya mengalami mamar di balik rompi anti pelurunya.

Pontas kemudian membalas tembakan pembajak yang berada di dekat pramugari itu dengan tembakan semi-otomatik H&K MP5 SD-2.

Tembakan itu langsung melumpuhkannya.

Ia tersungkur bersandar pada bahu pramugari yang membeku ketakutan disampingnya.

Dalam waktu singkat, pasukan lain yang berada di luar pesawat melakukan evakuasi medik terhadap Kirang yang masih sadar, namun mengalami luka-luka tembak menuju Dearah Persiapan 1.

Dalam briefing terakhir kepada Capa Kirang, Sintong memerintahkan, "Kirang, setelah ketiga pintu terbuka, kamu masuk terakhir. Kalau pembajak kesitu, kamu nda usah tergesa-gesa."

Menurut evaluasi Sintong, Kirang terlalu cepat berlari menaiki tangga. Hal itu disebabkan oleh sifat prajurit Komando yang penuh pengalaman tempur itu, sangat agresif.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved