Anyaman Khas Teluk Pandak, Bungo, Jambi Ini, Jadi Barang Lokal yang Banyak Beredar di Mancanegara

Anyaman Khas Teluk Pandak, Bungo, Jambi Ini, Jadi Barang Lokal yang Banyak Beredar di Mancanegara

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Mareza
Anyaman Khas Teluk Pandak, Bungo, Jambi Ini, Jadi Barang Lokal yang Beredar di Mancanegara 

Anyaman Khas Teluk Pandak, Bungo, Jambi Ini, Jadi Barang Lokal yang Banyak Beredar di Mancanegara

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Beginilah proses pembuatan anyaman di Dusun Teluk Pandak, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo. Siapa sangka, hasil anyaman orang-orang di dusun ini telah banyak di ekspor ke berbagai penjuru dunia.

Untuk menyaksikan langsung proses pembuatannya, Tribunjambi.com langsung mendatangi sebuah pusat industri kerajinan masyarakat unit kerajinan anyam Pandak Mandiri.

Baca: Anyaman Vinto B Efendi Pengrajin Asal Bungo go Internasional Dipasarkan ke Jepang, Milan dan Jeddah

Baca: Kredit UMKM di Jambi Lebih Tinggi Dibanding Pertumbuhan Total Kredit

Baca: Sidang Kasus Vanessa Angel, Terkuak Sosok Rian Subroto, Pengusaha yang Booking VA, Hanya Saksi?

Anton, seorang pembina kerajinan anyam tampak ada di lokasi. Membawa daun umbai (rumbai, KBBI) bersama temannya, dia mulai mempraktikkan proses pembuatan anyaman khas Teluk Pandak.

Mula-mula, mereka menyusun daun-daun itu. Pelan-pelan, jari-jarinya menyisipkan daun yang satu ke daun yang lain. Semakin lama, semakin cepat.

Kata Anton, keterampilan menganyam itu sudah dimiliki sekitar 90 persen masyarakat Teluk Pandak.

"Kalau selama ini, untuk bikin anyaman, 90 persen masyarakat kita di sini bisa. Tapi selama ini, hanya untuk kebutuhan rumah," katanya sambil terus mengayam.

Tribunjambi.com sempat melihat-lihat anyaman yang sedang dibuat. Kebetulan, mereka sedang membuat tas. Menurut Anton, untuk membuat tas, jumlah daun yang digunakan pun beragam, tergantung ukuran tas yang akan dibuat.

"Kalau tas itu dibuat dari 20 sampai 40 lembar daunnya, tergantung ukurannya sebesar apa," jelas Anton.

Proses menganyam yang dilakukan
Proses menganyam yang dilakukan (Tribunjambi/Mareza)

Untuk pembuatan tikar kata Anton, lain lagi. Biasanya butuh daun lebih banyak. Dalam sehari, bisa menyelesaikan sekitar lima anyaman.

Mengenai asal bahan pembuatannya, Anton bilang, bahan-bahan itu bisa didapat di sekitar Teluk Pandak. Seperti umbai, kata Anton, akan mudah didapati ketika panas atau musim kemarau.

"Kalau umbai, waktu panas itu murah, karena itu hidup di rawa. Kalau musim penghujan itu susah, karena air dalam," terangnya.

Baca: 5 Fakta Rian Subroto, Mulai Jadi Fans Berat, Hingga Rela Bayar Rp 80 Juta Demi Vanessa Angel

Baca: Roy Marten Tak Menyangka Anaknya Menangis Bawakan Lagu Pergilah Kasih, Gading Marten Harus Move On

Baca: Dua Mucikari Vanessa Angel Jalani Sidang Perdana, Sejumlah Fakta Terkuak Mulai Awal Mula Transaksi

Namun ternyata, mengambil umbai di rawa tidaklah mudah. Dia bilang, tumbuhan umbai ini kebanyakan hidup di rawa-rawa, yang banyak lintahnya.

Selain anyaman umbai, UMKM ini juga menggunakan mengkuang sebagai bahannya.

Dikatakan Anton, setiap anyaman memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Kendati demikian, kesulitan pembuatan itu justru dari pengambilan bahan-bahan anyaman.

Baca: Foto Bersama Siti Zulaeha dan Dosen UNM Tersangka Pembunuhan Sadis Beredar, Badan Miring

Baca: Situasi Sebenarnya di Nduga, Pendeta Papua Paparkan Kondisi Anak-anak di Daerah Konflik

Dicontohkannya, seperti mereka mengambil bahan rotan dari luar, seperti di Dusun Rantau Pandan. Sebab, ujar Anton, di Teluk Pandak, hutan sudah sangat sedikit.

Namun, trik rahasianya, anyaman itu akan lebih mudah dibuat ketika pagi atau malam. Sebab, daun yang digunakan untuk menganyam lebih lemas dan tidak mudah pecah atau patah.

Hal sama juga berlaku untuk rotan. Ujar Anton, jika cuaca panas, rotan akan mudah patah ketika dibengkokkan. Daun-daun itu juga sulit untuk dianyam.

Baca: Hanya Sampai 1 April! Pendaftaran UTBK Gelombang 2 Dibuka, Sebelum Daftar Buat Akun LTMPT Dahulu!

Baca: Pamer Kedekatan Hingga Saling Rangkul dengan Seorang Dokter Ganteng, Ayu Ting Ting Didoakan Berjodoh

Mengenai ketahanan, Anton bilang, tanaman umbai atau lebih sering dikenal dengan pandan, lebih tahan. Kendati demikian, tingkat ketahanan bahan-bahan itu hampir sama.

"Sebenarnya ketahanannya hampir sama, asal jangan terkena air. Kalau tidak kena air, itu bisa tahan sampai 30 tahunan," lanjut Anton.

Pembina sekaligus PNS di sebuah sekolah di Bungo ini bilang, saat ini mereka bekerja dengan sistem anggota binaan. Sebagian anggota lebih sering menyelesaikan pekerjaannya di rumah, lalu menyerahkan hasilnya ke Pandak Mandiri.

Sejauh ini, sudah ada 27 anggota yang bergabung ke UMKM Pandak Mandiri. Mengenai penghasilan mereka, Anton bilang, relatif.

"Besar penghasilan itu tergantung pada pesanan. Kalau pesanan banyak, itu bisa mencapai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta sebulan, untuk satu anggota," tuturnya.

Sampai saat ini, produk Pandak Mandiri sudah melanglang buana hingga ke mancanegara. Terakhir, buah tangan ditampilkan dalam acara pameran di Jeddah, Arab Saudi.

"Bahan yang dipamerkan di Jeddah itu, semuanya asli dari Teluk Pandak," ungkapnya, bangga.

Baca: Hendak Jual Anak Orangutan ke Luar Negeri, WNA Rusia Ditangkap di Bandara Ngurah Rai

Baca: Pasangan Mesum Depok Tetap Cuek Meskipun Dirazia Petugas, Begini Nasib Mereka Setelah Tertangkap

Selain itu, produk mereka juga telah diminati negara lain. Seperti tikar mengkuang yang menjadi alas duduk mereka saat membuat anyaman itu, telah dipesan hingga ke Jepang dan Swiss.

"Ada juga tikar ini. Ini kan, tikar mengkuang ini," katanya sambil menunjuk tikar. "Ini sampai pesanannya ada dari Jepang. Ada juga dari Swiss," lanjutnya.

Baca: Hasil Kualifikasi EURO 2020, Inggris dan Perancis Menang Lagi, Portugal Tertahan di Peringkat Ketiga

Baca: Portugal vs Serbia Seri di Kualifikasi Piala Eropa 2020 - Cristiano Ronaldo Hanya Bermain 28 Menit

Kini, dia berharap industri lokal rumahan itu dapat melanglang buana lebih jauh lagi, agar orang-orang dapat mengenal industri anyam di Teluk Pandak itu.

Anyaman Khas Teluk Pandak, Bungo, Jambi Ini, Jadi Barang Lokal yang Banyak Beredar di Mancanegara (Mareza Sutan A J/Tribun Jambi)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved