8 Fakta Menarik dalam Debat Cawapres antara Ma'ruf Amin Vs Sandiaga Uno, Sempat Saling Serang!
Sejumlah janji, pernyataan, hingga serangan-serangan yang dilontarkan Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno menambah daya tarik debat tadi malam.
Kartu tersebut dipamerkan bahkan sejak penyampaian visi dan misi pada segmen pertama.
Ma'ruf kembali menyosialisasikan terus menerus program kartu tersebut pada setiap kesempatan yang ada.
6. Sandiaga akan pakai e-KTP
Program kartu baru Jokowi-Ma'ruf tersebut akhirnya dijawab oleh Sandiaga pada segmen terakhir debat.
Kebalikannya, dia dan Prabowo justru tidak mau membuat program berbasis kartu lagi.
"Untuk semua layanan pemerintah, kita tidak ingin merepotkan negara, memberatkan negara dengan kartu-kartu lain," ujar Sandiaga.
Prabowo-Sandiaga akan mengandalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai medium seluruh rakyat Indonesia mendapatkan program-program pemerintah, semisal pelayanan pendidikan, kesehatan, rumah siap kerja, program Keluarga Harapan Plus dan lain-lain.
Sebab, KTP yang digunakan oleh seluruh warga Indonesia saat ini sudah dilengkapi dengan chip yang memungkinkan disinergiskan dengan program-program pemerintah. "Ini super canggih. Ini akan menjadi kartu kami," ujar Sandiaga.
7. Serangan Ma'ruf soal program
Sedekah Putih Pada segmen keempat dan kelima, Ma'ruf dan Sandiaga memiliki kesempatan tarung bebas.
Kesempatan ini digunakan untuk melancarkan serangan-serangan pertanyaan kepada lawan.
Serangan Ma'ruf Amin adalah soal program Sedekah Putih Prabowo-Sandiaga. Ma'ruf bertanya kepada Sandiaga apa yang dimaksud dengan program itu.
Menjawab itu, Sandiaga menyebutkan program Indonesia Emas. Salah satu aspek untuk mewujudkan itu adalah menjamin ibu-ibu dan anak mendapatkan protein yang cukup melalui susu dan ikan.
Dengan program ini, dia berharap gizi masyarakat Indonesia meningkat. "Diharapkan bisa mengurangi stunting secara signifikan 5 tahun ke depan," kata Sandiaga.
Mendengar jawaban itu, Ma'ruf langsung mengatakan bahwa program Sedekah Putih mengacaukan pemahaman masyarakat soal stunting. Ma'ruf mengatakan, setelah gerakan Sedekah Putih dijalankan, masyarakat menangkap bahwa pemberian susu dilakukan setelah anak selesai diberi air susu ibu selama dua tahun.
Padahal, kata Ma'ruf, kunci pencegahan stunting adalah 1.000 hari pertama pascaibu hamil. Untuk pencegahan stunting, kata dia, kuncinya pemberian asupan yang cukup, sanitasi dan air bersih hingga pemberian ASI selama dua tahun.
Menurut dia, apabila susu baru diberikan setelah sang anak berusia dua tahun, maka tidak lagi berpengaruh untuk mencegah stunting. "Menurut saya, isu sedekah putih menimbulkan pemahaman yang mengacaukan masyarakat," kata Ma'ruf.
Menanggapi itu, Sandiaga pun meminta semua pihak tak saling menyalahkan soal program yang ditawarkannya. Sandiaga lantas menceritakan anak bungsunya, Sulaiman, yang lahir saat istrinya berusia 42 tahun. Saat itu, ASI sang istri terhenti saat Sulaiman berusia enam bulan.
Padahal, Sandiaga berkeinginan anaknya menyusu hingga usia 2 tahun. Menurut Sandiaga, banyak anak lain bernasib seperti Sulaiman yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Oleh karena itu, kata dia, program sedekah putih tetap relevan dilakukan karena banyak anak yang membutuhkan susu dan makanan bergizi lainnya di usia pertumbuhan.
"Dan kami ingin program partisipatif kolaboratif. Ini bukan tentang Prabowo-Sandi. Ini bukan tentang Pilpres. Ini kita bicara generasi emas kita," lanjut Sandiaga.
8. Serangan Sandiaga soal tenaga kerja asing
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga menyinggung soal TKA di Indonesia.
Sandiaga mengatakan ketika jumlah pengangguran mencapai 7 juta orang, pemerintahan Indonesia malah membuat aturan yang memudahkan tenaga kerja asing bekerja di Tanah Air.
Ia mencontohkan, dicabutnya aturan keharusan tenaga kerja asing bisa berbahasa Indonesia hingga mempermudah pemberian visa.
Selain itu, Sandiaga mengkritik perbandingan tenaga kerja asing dengan lokal. Namun, ia tidak menyebut angkanya.
"Kita lihat banyak saudara-saudara kita belum dapat kesempatan kerja, di sisi lain diberikan kepada tenaga kerja asing," kata Sandiaga.
Merespons hal itu, Ma'ruf meminta Sandiaga untuk mengecek data yang ada. Kata dia, jumlah TKA di Indonesia termasuk yang terendah.
"Tenaga kerja asing di Indonesia terkendali. Yang ada jumlahnya di bawah 0,01 persen. Dan itu adalah paling rendah di seluruh dunia. Lihat datanya," ujar Ma'ruf.
Sandiaga mengatakan, dirinya dan Prabowo akan membatasi TKA jika terpilih. Selain itu, dia juga akan membuat syarat setiap TKA harus bisa berbahasa Indonesia jika ingin bekerja di Indonesia.
Ia mengatakan, dirinya dan calon presiden Prabowo Subianto akan memberikan aspek keadilan bagi tenaga kerja dalam negeri.
"Kalau ada lowongan tenaga kerja berikanlah ke tenaga kerja negeri sendiri. Jangan sampai mereka disingkirkan dan terasing karena adanya tenaga kerja asing," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Ma'ruf kembali menanggapi pernyataan Sandiaga itu. Sekali lagi, dia menegaskan jumlah TKA di Indonesia sudah terkendali. "TKA hanya diperbolehkan dalam bidang yang memang tidak ada tenaga dalam negeri.
Saya kira itu kebijakan yang ada," ujar Ma'ruf. Selain itu, kata Ma'ruf, TKA juga bukan sekadar pekerja. Tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia bisa melakukan transfer teknologi kepada anak bangsa.
(8 Fakta Menarik dalam Debat Cawapres antara Ma'ruf Amin Vs Sandiaga Uno, Sempat Saling Serang!)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Fakta Menarik dalam Debat Ketiga antara Ma'ruf VS Sandiaga..."