Carlos Hathcock, Sniper AS yang Harus Merayap Selama 4 Hari Demi Menembak Jenderal Viet Cong

Seorang sniper bernama Carlos Hathcock, rela merayap selama 4 hari. Bagaimana kisah sniper ulung dari Korps Marinir AS (USMC) ini?

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase/TribunJambi.com
Carlos Hathcock, Sniper AS 

Carlos Hathcock, Sniper AS yang Harus Merayap Sejauh 2,5 KM Selama 4 Hari Demi Menembak Jenderal Viet Cong

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang sniper bernama Carlos Hathcock, rela merayap selama 4 hari.

Bagaimana kisah sniper ulung dari Korps Marinir AS (USMC) ini?

Sniper atau penmbak jitu dituntut untuk memiliki stamina dan mental baja

Baca: Lyudmila Pavlichenko, Sniper Wanita Rusia yang Gegerkan Dunia, Usia 25 Tahun & Sudah Bunuh 309 Orang

Baca: HASIL Survei Capres dari 7 Lembaga Survei LSI, Cyrus, Populi, Median, Crc, Polmark & Charta Politika

Baca: Curhat Menyedihkan Freddie Mercury Sesaat Sebelum Meninggal, Ketika Sang Legenda Divonis positif HIV

Sebelum seorang anggota militer didapuk jadi sniper, beragam tes fisik maupun mental sudah dilalui.

Bagaimanapun juga, untuk menyerang target, lalu membunuhnya, ia membutuhkan kesabaran tinggi.

Ia juga mesti punya konsentrasi penuh seperti dialami Carlos Hathcock, sniper ulung Korps Marinir AS (USMC).

Sebagai seorang sniper, bakat alami Carlos Hathcock sebagai sniper sudah terlihat dari sejak kecil.

Selama usia remaja, Hathcock yang tinggal di pedesaan Little Rock, Arkansas sudah terbiasa memegang senjata api dan pergi berburu sendirian atau ditemani anjingnya.

Sewaktu berburu, Carlos bahkan mengandaikan sasaran yang ditembak sebagai tentara Nazi Jerman.

Kemahiran Carlos dalam berburu makin menjadi-jadi ketika ayahnya memberikan senapan bekas PD II.

Baca: Review Gadget - Vivo V15 Dibanderol Rp 4,4 Juta, Ini Spesifikasi & Keunggulan Vivo V15

Baca: Panas! Kalau Presiden Harus Pintar Bahasa Inggris, Prabowo Kalah dari Cinta Laura, Postingan Hasto

Tak hanya ingin menjadi pemburu ulung, Carlos juga bermaksud bergabung dengan militer AS jika usianya sudah cukup.

Ketika berumur 17 tahun Carlos pun diterima di Korps Marinir AS dan segera menjalani latihan dasar kemiliteran.

Kemampuan Carlos sebagai penembak jitu langsung ketahuan ketika dirinya berlatih menembak di pusat pendidikan USMC, Camp Pendleton, sehingga para intruktur selalu mengirimkan Carlos di setiap ajang lomba menembak.

Sewaktu ditempatkan di Company E, 2nd Battalion, 4th Marines, Hawai, Carlos berhasil memenangi lomba tembak Pacific Division dengan mudah.

Usai tugas di Hawai, Carlos ditarik lagi ke AS dan ditempatkan di Marine Air Station, Cherry Point, North Carolina.

Berbagai kejuraan menembak kembali dimenangi Carlos dengan score 248 sementara nilai tertinggi yang kemungkinan bisa dicapai oleh para sniper adalah 250.

Nilai 248 yang pernah dipecahkan oleh Carlos belum ada yang melampaui hingga saat ini.

Tahun 1965 ketika USMC menggelar lomba menembak Wimbledon Cup di Camp Perry yang diikuti lebih dari 3000 petembak, Carlos kembali memenangkan lomba yang di kalangan USMC merupakan lomba tembak paling elit.

Baca: Beli Rumah DP Nol Persen di Jambi dan DP Murah Gini Caranya, Datang ke Tribun Property Expo 2019

Baca: Pendaki Kopassus Iwan Terayun Kencang di Tebing Puncak Everest, Hantu Gunung Hanya Bisa Melongo

Pada tahun 1966 ketika Carlos ditempatkan ke Vietnam yang kemudian dilanda perang besar yang melibatkan puluhan ribu pasukan AS, tugas utamanya bukan sebagai pasukan tempur melainkan Polisi Militer.

Peran Carlos sebagai sniper baru terlaksana ketika Kapten Marinir Edward James Land bermaskud menggalakkan ketersediaan sniper di setiap peleton pasukan marinir.

Sebagai peraih piala juara menembak Winbledon Cup, Carlos kemudian ditempatkan di medan tempur yang terkenal ganas, Bukit 55, dengan tugas spesifik melumpuhkan para petinggi Vietcong dan Pasukan Vietnam Utara serta melumpuhkan sebanyak mungkin sniper lawan (countersniper).

Kehadiran Carlos yang didampingi seorang observe (spotter) berpengalaman dan kebetulan dibesarkan di kawasan Pasifik yang beriklim tropis banyak membantu Carlos.

Tembakan jitu Carlos pun segera memakan korban. Puluhan personel Viet Cong dan pasukan Vietnam Selatan tewas akibat tembakan maut Carlos yang bersenjata Winchester Model 70.

Salah satu taktik Carlos untuk menghabisi Viet Cong adalah menembak personel yang berada di baris paling depan dan selanjutnya menghabisi Viet Cong yang berada di barisan paling belakang.

Pasukan Viet Cong yang kebingungan dan berusaha bersembunyi kemudian menjadi sasaran tembakan jitu Carlos satu demi satu hingga semua personel Viet Cong habis.

Selain menghabisi musuh yang berhasil diendapnya, Carlos juga mendapat tugas khusus untuk menghabisi sasaran spesifik.

Dua sasaran besar yang pernah dibereskan Carlos adalah interogator asal Perancis yang bertugas di pasukan Viet Cong.

Interogator yang dikenal kejam itu bertugas menyiksa para pilot AS yang tertawan dengan mengajukan pertanyaan yang disertai siksaan kejam.

Teror yang selalu dilancarkan interrogator Perancis di seputar Bukit 55 demikian terkenal dan membuat takut para pasukan marinir AS.

Setelah melakukan pengendapan secara seksama, satu butir peluru Winchester Model 70 yang ditembakkan Carlos akhirnya berhasil menumbangkan interogator Perancis yang nahas itu.

Tugas lain yang bagi Carlos sangat menantang dan butuh kesabaran serta stamina tinggi adalah ketika dirinya mendapat misi rahasia untuk membunuh salah satu jenderal Vietnam Utara.

Perlu waktu, ketrampilan dan kesabaran tinggi untuk mencapai kemah sang Jenderal dan selalu dalam penjagaan ekstra ketat.

Selama tiga hari Carlos tidak tidur dan terus merayap mendekati posisi jenderal Vietnam Utara yang berada di tendanya.

Baca: Inilah 15 Judul Penelitian Dosen Unaja yang Menang Hibah Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Setelah merayap kurang lebih 2,5 km yang ditempuh secara perlahan dan nyaris memakan waktu empat hari, pada hari yang ke empat itu, pada jarak 731,52 m, sang jenderal tampak keluar dari tendanya.

Sebuah tembakan tunggal dari senapan Carlos menghantam tepat di bagian dada dan jenderal Vietnam Utara yang menjadi sasaran pun jatuh tewas.

Untuk membalas kematian petingginya pasukan Vietnam Utara segera melancarkan gempuran tembakan meriam artileri dan mortir dalam jumlah besar ke posisi pasukan AS yang bertahan di Bukit 55.

Gempuran masif itu juga diharapkan bisa membunuh Carlos dan spotter-nya yang saat itu berusaha keras menuju Bukit 55 di bawah hujan peluru artileri musuh.

Tapi Carlos yang sudah kelelahan dan kurang tidur akhirnya bisa kembali selamat ke sarangnya tanpa luka sedikit pun.

Carlos bahkan tetap selamat hingga Perang Vietnam usai. Selama bertugas sebagai sniper di Vietnam, Carlos behasil membunuh 93 prajurit VietnamUtara dan gerilyawan Viet Cong.(*)

Artikel ini sudah tayang di Intisari Grid.id dengan judul: Demi Menembak Seorang Jenderal Viet Cong, Sniper Ini Merayap Sejauh 2,5 Km Selama 4 Hari

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved