Cuitan Andi Arief Kritik Jokowi Dan Prabowo, Dari Jenderal Kardus Dan 7 Juta Surat Suara Tercoblos

Andi Arief sering melakukan kritik melalui media sosial twitter. Dari akun twitternya itu lah dia sering berkicau, menanggapi semua fenomena politik

Penulis: andika arnoldy | Editor: andika arnoldy
Twitter
Prabowo Subianto memeluk Andi Arief. 

TRIBUNJAMBI.COM- Wakil sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kerap melontarkan kritik.

Hampir semua kritik Andi Arief membuat kontroversi.

Selain itu tak jarang menimbulkan konflik.

Andi Arief sering melakukan kritik melalui media sosial twitter.

Dari akun twitternya itu lah dia sering berkicau, menanggapi semua fenomena politik pemilu presiden 2019.

Tak hanya Jokowi yang dikritik Andi Arief.

Dia juga mengkritik Prabowo mulai dari jenderal kardus hingga tak serius nyapres.

Berikut kritikan Andi Arief yang fenomenal yang dikutip Tribunjambi.com dari berbagai sumber.

Baca: REVIEW OTOMOTIF: Varian Termahal Ertiga Meluncur Maret 2019, Ini Keunggulan Suzuki All New Ertiga

Baca: Beredar Foto Sosok Wanita Saat Andi Arief Ditangkap Kabarnya Artis, Ini Komentar Kabareskrim

Baca: Meriahnya KPP Pratama Bangko Gelar Pojok Pajak Spectaxcular di Sungai Penuh

1. Jenderal Kardus dan Isu Mahar Rp 500 Miliar

Andi Arief memberikan stateman yang fenomenal.

Pasca calon Presiden Prabowo Subianto menentukan pasangan calon wakil presiden Sandiaga Uno, Andi Arief membuat tuduhan serius.

Dia menuding, Sandiaga membagi-bagikan masing-masing Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS untuk memilih eks Wagub DKI Jakarta itu sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Andi melalui akun twitternya soal kekecewaannya terhadap Prabowo, yang lebih memilih Sandiaga sebagai pasangannya. Dia pun lantas menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus.

"Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," kata Andi Arief, di akun twitternya Rabu (8/8/2018).

"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," imbuhnya.

Andi Arief di TKP penangkapan kasus dugaan penyalahgunaan narkoba
Andi Arief di TKP penangkapan kasus dugaan penyalahgunaan narkoba (ist)

2. Prabowo Tak Serius Nyapres

Andi Arief juga pernah melontarkan kritik kepada Prabowo Subianto, yang dia anggap kurang serius bertarung dalam Pilpres 2019 lantaran tidak aktif berkampanye ke daerah. Sementara calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih sering berkeliling daerah.

"Ini otokritik: kalau dilihat cara berkampanyenya, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," demikian tulis Andi, melalui akun Twitter-nya, Jumat (12/10/2018).

Baca: Beredar Foto Sosok Wanita Saat Andi Arief Ditangkap Kabarnya Artis, Ini Komentar Kabareskrim

Baca: Benarkah Andi Arief Ditangkap Menggunkan Narkoba Bersama Wanita, Ini Keterangan Polisi

Baca: 5 Fakta Andi Arief Ditangkap Karena Narkoba, Di Grebek Di Hotel Sempat Tolak Tes Urine

3. Rumahnya di Lampung Digeruduk

Andi Arief pernah mengaku rumahnya yang berada di Lampung digeruduk. Andi meminta Presiden Joko Widodo menghentikannya.

Andi menyebut rumahnya yang digeruduk berlokasi di Kedaton, Bandar Lampung. Andi mengaku diberi kabar soal penggerudukan rumahnya oleh seorang kerabat.

"Rumah saya di Lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan," kata Andi via Twitter.

Prabowo Subianto memeluk Andi Arief.
Prabowo Subianto memeluk Andi Arief. (Twitter)

4. Andi Arief Kritik Pidato Prabowo

Melalui tweetnya, Andi Arief mengatakan "Indonesia 2004 sd 2014 ekonomi tumbuh dan demokrasi berjalan dengan baik. Semua on the track jaman SBY, saya mengoreksi pendapat Pak Prabowo yang bilang Indonesia salah jalan, yang salah jalan itu Orba dan Indonesia 2014 - hingga saat ini"

Selain itu Andi Arief juga mengatakan koreksinya pertumbuhan ekonomi kurang baik malah terjadi pada Orba dibayang-bayang Pak Harto.

Tahun 2004-2014 seingat saya Pak Prabowo bisa menikmati pertumbuhan ekonomi dan menjalani masa-masa rehabilitasi melalui demokrasi yang tepat sehingga bapak bisa mendirikan partai dan bisa ikut Pilpres 3 kali. Demikian koreksi saya, mungkin jaman Orba bapak dibayang2 Pak Harto.

Meski demikian, Andi Arief mengatakan partai Demokrat tetap mendukung Prabowo Subianto dalam pilpres 2019 ini.

Baca: Andi Arief Terjerat Narkoba, Waketum Gerindra : Andi Arief Korban kegagalan Pemerintah Jokowi

Baca: Usai Ditangkap, Begini Ternyata Kondisi Kamar Hotel yang Diduga Dipakai Andi Arief Buat Ngefly

Baca: Wanita Cantik Inisial CJ yang Ditangkap Bersama Andi Arief, Artis Baju Pink

Partai Demokrat akan terus mendukung Bapak Prabowo, tetapi terhadap pendapat bapak yang salah kami punya prinsip dan pendirian. Kami ingin bapak menang tetapi masa rehabilitasi 2004 - 2014 jangan dilupakan, disitulah bapak menjadi sipil yang fleksibel.

Tanggapan Andi Arief ini menanggapi pidato Prabowo Subianto menuturkan bahwa arah pembangunan Indonesia saat ini menuju ke arah yang keliru. Kekeliruan tersebut terjadi sejak puluhan tahun lalu bahkan saat Orde Baru berkuasa.

5. Kontainer Surat Suara Tercoblos

Pernyataan Andi Arief yang sempat menggegerkan jagat perpolitikan Indonesia adalah soal 7 kontainer surat suara tercoblos. Andi saat itu sempat mencuitkan isu 7 kontainer surat suara telah tercoblos.

Dalam cuitannya, Andi meminta KPU mengecek kebenaran kabar tersebut. Andi menolak disebut menyebarkan hoax karena, menurutnya, dia dalam posisi meminta KPU mengecek kabar liar tersebut.

"Masak, dihapus, nggak tahu aku," kata Andi Arief. "Masak, itu disebut hoax. Tweet saya terhapus, saya memang men-tweet," sebut

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved