Takluk di Tangan Intelijen Kopassus, Benny Moerdani Kubur Pasukan Elite Inggris di Hutan Kalimantan
Mengenang kisah Jenderal TNI Benny Moerdani, pastinya banyak catatan sejarah akan aksI. Ya, Ya, selain dikenal sebagai loyalis Presiden Soeharto
Pasukan elite Inggris itu sudah tak bisa diremehkan lagi kekuatan dan kemampuannya.
Mereka dikenal sangat andal dalam pertempuran hutan.
Baca Juga:
Nyata, Jasad Tukang Angkat Barang Tetap Utuh Meski Sudah 9 Tahun Dikubur, Ustaz Ungkap Kisahnya
Foto Terbaru Luna Maya Usai Ditinggal Nikah Reino Barack yang Nikahi Syahrini, Sosok Ini Dekatinya
DITEMUKAN 730 Kerangka dari Korban Kekejaman NAZI, Begini Kondisinya: Mereka Tewas Ditembak
Jadwal Liga Champions Leg 2 Babak 16 Besar, PSG vs Manchester United, Juventus vs ATM Jadi Big Match

Oleh karena itu, tugas yang diberikan Jenderal Ahmad Yani kepada Benny Moerdani bukanlah tugas yang mudah.
Bagaimana pun juga, misi rahasianya itu harus berhasil demi pertahanan negara.
Benny Moerdani pun membentuk tim kecil untuk menyusup ke perbatasan Kalimantan.
Ia dan tim kecilnya berangkat dari Cijantung. Tentu saja, ia juga melakukan penyamaran.
Benny Moerdani dibekali identitas baru, bukan sebagai anggota Kopassus, melainkan menyamar sebagai seorang sukarelawan.
Namanya tetap Moerdani. Namun, ia menyandang identitas sebagai warga Muarateweh, Kalimantan Selatan.
Ia bersama timnya mengenakan seragam TNKU.

Misi rahasia mereka juga bertujuan untuk mengamati rute-rute penyerbuan yang bisa digunakan pasukan induk.
Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD (Kopassus) yang sudah berpengalaman tempur itu pun langsung menunjukkan prestasinya kendati musuh yang dihadapi merupakan pasukan khusus SAS.
Dia bersama timnya, berhasil menaklukan pasukan SAS Inggris yang menyusup di Kalimantan Timur.
Kala itu, ada empat musuh yang harus mereka hadapi.
Satu musuh berhasil ditembak mati, kemudian dua orang lainnya melarikan diri.
Sementara itu, satu orang musuh mereka tawan sebagai jaminan.
Setelah mendapatkan satu tawanan, Benny Moerdani pun langsung melapor ke Jenderal Ahmad Yani.
Kemudian, Ahmad Yani memerintahkan agar tawanan tersebut dibawa ke Jakarta sebagai bukti adanya pasukan SAS yang ditawan.