Pilpres 2019
Ferdinand Hutahaean: Kader Demokrat Hanya Manfaatkan Jokowi-Amin, Deretan Kader Pendukung Capres 01
Menurutnya kader Demokrat dukung capres nomor urut 1 ini tak banyak jumlahnya, dan yang dilakukan mereka itu memanfaatkan Jokowi-Maruf Amin
Membelotnya Deddy Mizwar ke kubu Jokowi sempat dibahas di rapat DPD Partai Demokrat Jawa Barat. Deddy Mizwar pun hadir.
Hasilnya, Deddy Mizwar tetap menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Jawa Barat, meski dia menyeberang ke kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2018.
Keputusan itu diketahui setelah DPD Partai Demokrat Jawa Barat melakukan rapat yang menghadirkan langsung Deddy Mizwar, Kamis (30/8/2018).
Ketua DPD Partai Demokrat Jabar, Irfan Suryanagara mengatakan dalam rapat tersebut Deddy Mizwar masih tercatat sebagai Ketua MPD Partai Demokrat Jabar dan akan menghadiri acara Hari Ulang Tahun Partai Demokrat pada 9 September 2018.
Irfan tidak menampik bahwa dalam beberapa hari ini tersiar berita bahwa Deddy Mizwar ditunjuk menjadi juru bicara Jokowi-Maaruf.
Padahal Partai Demokrat dengan jelas mendukung pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Deddy Mizwar fatsun dengan seluruh anggaran dasar dan aturan Partai Demokrat, sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Jabar," ujarnya.
Irfan mengatakan tidak mau berandai-andai Deddy Mizwar menjadi juru bicara pasangan lawan. Irfan mengatakan jika seorang kader tidak searah dengan partai, maka akan dikenakan sanksi dari mulai teguran sampai pencopotan keanggotaan.
2. Lukas Enembe

Lukas Enembe, Ketua DewanPimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Papua, secara lantang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Tidak ada urusan. Tidak ada urusan dengan partai," kata Lukas usai dilantik sebagai Gubernur Papua periode kedua oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Dia mengatakan dukungannya kepada Jokowi tidak ada kaitannya dengan Partai Demokrat.
Lukas berargumentasi, soal pilihan politik adalah masing-masing dna tidak harus mengikuti arahan dari partai.
Alasan memilih Jokowi karena dia menilai sosok Jokowi mengerti masalah di Papua.
"Semua presiden tidak mampu menyelesaikan provisi Papua, Itu kami catat. Yang terbaik Pak Jokowi, semua persoalan di Papua dia memahami,"ujarnya.