Andi Arief Ditangkap

Andi Arief Pernah Sebut Ahok BTP Bandit, Ini Cuitan Kontroversial Wasekjen Partai Demokrat Itu

Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang ditangkap kasus Narkoba jenis Sabu, pernah menyebut Ahok alias BTP sebagai bandit yang didandani media

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
istimewa
Andi Arief di kamar hotel saat ditangkap. Terlihat keberadaan seorang perempuan berbaju pink yang merupakan artis papan atas Indonesia 

TRIBUNJAMBI.COM - Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang ditangkap dalam kasus Narkoba jenis Sabu, pernah menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP sebagai bandit yang didandani media.

Pernyataan melalui twitter itu disampaikan Andi Arief terkait dengan kasus Sumber Waras yang sempat heboh tahun 2016 lalu.

Lweat kicauannya saat itu, Andi Arief mengatakan pertemuan dia dengan Haji Lulung meyakinkan dirinya bahwa Ahok adalah bandit yang didandani media.

Baca: Andi Arief Ditangkap Bareng Artis Cantik, Masinton Komentari Soal Cuitan Mantan Komisaris BUMN Itu

Baca: Profil Andi Arief Terjerat Narkoba, Aktivis Penentang Soeharto hingga Jadi Staf Khusus Presiden SBY

Baca: BREAKING NEWS: Video Live Andi Arief, Politisi Demokrat Ditangkap Kasus Narkoba

"Saya percaya Haji Lulung jujur. Mengingatkan memori saya kejujuran massa PPP antara tahun 1996 -1999 di Jakarta. Saya punya pengalaman bekerja sama dengan massa PPP di Jakarta. Kenangannya indah, tanpa intrik, jujur, dan mewakili apa yang dimaui rakyat," ulasnya di Twitter.

‎"Kalau sudah jadi tersangka, jangan dibilang penjegalan, kriminalisasi dan lain-lain. Ini maling tertangkap," sambungnya.

Kini, tiga tahun setelah twit panjang itu, Andi Arief yang masuk sel penjara, dalam kasus penyalahgunaan narkoba.

Ketidaksukaan Andi Arief pada Ahok juga disampaikan dalam sejumlah kicauan di Twitter pribadinya.

Pada Jumat (27/7/2018) misalnya, dalam cuitan di media sosial itu, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik itu mengatakan ia merasa bahwa DKI Jakarta seperti Indonesia sejak kekalahan Ahok.

"Sejak kekalahan Ahok, saya merasa Jakarta ini Indonesia," tulisnya.

Diketahui, pada pilkada DKI tahun 2017, Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ditetapkan sebagai pemenang.

Real count KPU Jakarta menunjukkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul di semua wilayah di DKI Jakarta.

Di Jakarta Barat, Anies-Sandi unggul dengan persentase 52,8 persen.

Baca: Yamaha DDS Jambi Berikan Promo Menarik untuk Yama Laxi, Cukup Bayar 34 Bulan

Baca: 11 Game Perang & Pertualangan Offline serta Online Terbaru 2019, Mesti Kamu Download, Dijamin Seru!

Baca: VIDEO: Ada Tangisan di Balik Senyum Syahrini Saat Dilamar Reino Barack, Warganet Merinding

Bersama Artis Cantik

Polisi masih mendalami informasi keberadaan seorang perempuan saat penggerebekan politisi Partai Demokrat Andi Arief di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019) malam.

Informasi yang beredar, perempuan yang bersama Andi Arief di kamar hotel itu merupakan artis papan atas Indonesia.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal M Iqbal menegaskan Andi Arief ditangkap seorang diri.

Namun, aparat sedang mendalami kemungkinan perempuan tersebut sudah keluar sebelum terjadinya penangkapan.

"Pada saat penggerebekan tidak ada (perempuan). Itu sedang kita dalami apakah sudah check out atau tidak," ungkap Iqbal saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3/2019) sore.

Cuitan Kontroversial

Pada dinamika Pemilu 2019 ini, Andi beberapa kali menyita perhatian publik.

Ia kerap kali melontarkan pernyataan bernuansa sensasi sekaligus mengundang kontroversi di media sosial.

Contohnya, saat Prabowo Subianto mengumumkan calon wakil presiden pendampingnya di Pilpres 2019, Rabu (8/8/2018).

Andi Arief saat itu mengatakan, Partai Demokrat terancam batal koalisi dengan Partai Gerindra dan kawan-kawan.

Penyebabnya, Prabowo dinilai mengakomodasi politik transaksional dalam hal menentukan cawapres sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen terancam tak jadi dilaksanakan.

Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.

Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu malam.

Baca: Sakit Gigi Tidak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi karena Tumor atau Jantung Koroner, Segera ke Dokter

Baca: Empat Jam Diperiksa KPK Soal Sumber Hartanya, Kini Ketahuan Harta Bupati Kerinci, Segini Jumlahnya

"Padahal, untuk menang bukan berdasarkan politik transaksional, tapi dilihat siapa calon yang harus menang. Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus. Jenderal kardus itu jenderal yang enggak mau mikir, artinya uang adalah segalanya," kata Andi di akun Twitter-nya.

Cuitan kontroversial itu berbuntut panjang. Kasus itu sampai diusut Bawaslu dan hingga saat ini belum dinyatakan dihentikan pengusutannya.

Cuitan kontroversial lain dari Andi ialah mengenai surat suara dari China di Terminal Tanjung Priok.

Pada Rabu (2/1/2019), ia menulis di akun Twitter-nya, "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar."

Andi kemudian menghapus cuitan itu.

Belakangan, KPU, Bawaslu, dan Bea Cukai turun tangan mengecek cuitan Andi dan sudah dinyatakan bahwa kabar yang diungkapkan Andi itu hanyalah hoaks.

Kini, penangkapan Andi lantaran kasus narkoba membuka babak baru bagi kariernya ke depan. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved