Wisata Jambi

Inilah Khasiat Air Asin Dari Gunung Inum Tinggi Sarolangun, Kadar Yodium Lebih Dari Garam Biasa

Sumber Daya Alam (SDA) air asin berada di atas Gunung Inum Desa Keradak Kecamatan Batang Asai dipercaya warga memiliki banyak khasiat

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO
Warga tengah mengambil air di lokasi sumber air asin di atas Gunung Inum tinggi 

Laporan wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN -  Sumber Daya Alam (SDA) air asin berada di atas Gunung Inum Desa Keradak Kecamatan Batang Asai dipercaya warga memiliki banyak khasiat. 

Air asin yang berasal dari gunung tersebut sudah banyak dimanfaatkan warga sekitar.

Air gunung yang asin itu telah dimanfaatkan oleh warga sekitar sejak lama sebagai garam maupun keperluan lain

Tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan dapur saja seperti garam, namun, masyarakat memanfaatkan air gunung inum sebagai obat tradisional

"Untuk kelebihannya yang telah kami coba bisa mengobati penyakit gondok, gatal-gatal, penyakit kulit, menurun darah tinggi dan lain-lain,"Pungkasnya

Lokasi sumber air garam inum berjarak sekitar 1,8 Km dari pusat Desa Sungai Keradak.

Baca: VIDEO Link Streaming Semifinal Piala AFF U22 2019 antara Timnas Indonesia Vs Vietnam Sore Hari Nanti

Baca: UTBK SBMPTN 2019 Dimulai 1 Maret, Berikut Daftar Pertanyaan yang Paling Sering Muncul

"Untuk mencapai ke lokasi kalau jalan kaki dari desa sungai keradak palingan hanya menghabiskan waktu 60 menit, karena jalan menuju lokasi belum memadai,"Harapnya

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Sarolangun Idrus mengatakan, Sumber air garam tersebut tidak pernah habis terus dan mengalir dari batu-batu gunung bagaikan mata air biasa.

Menurut masyarkat setempat, di musim kemaraupun air asin tetap mengalir
garam.

Katanya, gunung ini sudah lama sekali dimanfaatkan sejak nenek moyang mereka, baik itu untuk garam makan maupun obat.

Bahkan sebelum maraknya garam laut, masyarakat di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi menggunakan air tersebut. 

Warga tengah mengambil air di lokasi sumber air asin di atas Gunung Inum tinggi
Warga tengah mengambil air di lokasi sumber air asin di atas Gunung Inum tinggi (TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO)

Hanya saja karena tempatnya jauh dari desa dan medan yang sulit dan adanya garam modern yang sudah ada di warung-warung dan murah, akhir masyarakat beralih ke garam modern yang sudah dikemas.

"Tetapi masyarakat masih menggunakannya untuk obat tradisional," katanya, minggu (24/2)

Untuk menindak lanjuti potensi Sumber daya alam (SDA) yang begitu luar biasa ini, pihaknya akan memikirkan aset tersebut untuk dikelola dengan baik sehingga bisa berpengaruh ke sektor lain, seperti wisata.

"Inilah ke depan akan menjadi bahan pemikiran dinas terkait untuk bisa dikemas dan dijual sedemikian rupa, terutama untuk bahan obat. Karena informasi yan kami terima dari hasil uji laboratorium kadar yodiumnya jauh lebih baik dari garam biasa," ungkapnya

Disamping itu juga, Air garam Gunung Inum Tinggi sangat potensi dikembangkan menjadi objek wisata.

Dengan tingginya minat wisatawan yang berkunjung, masyarakat Batang Asai Kabupaten Sarolangun terus berupaya menampilkan destinasi wisata lokal yang mampu menjadi magnet bagi wisatawan.

"Sekarangkan masyarakat kita memang dimanjakan dengan wisata alam diseluruh wilayah baik itu di jambi maupun di sarolangun. Untuk Air garam inum ini sedikit memiliki keunikan dan kami dari dinasparpora akan memperjuangkan dan akan memenuhi prasarana yang memang bisa menunjang prawisita ini lebih baik,"Katanya. 

Sudah Ada Sejak Tahun 1445

 Hal unik terjadi di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. 

Masyarakat menemukan adanya sumber air yang terasa asin padahal lokasinya di atas gunung. 

Lokasi sumber air asin tersebut berada di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten, Sarolangun. 

Air asin di atas gunung tersebut merupakan satu diantara keunikan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh Kecamatan Batang Asai. 

Oleh masyarakat setempat gunung tempat sumber air asin tersebut disebut Gunung Inum Tinggi. 

Ternyata, Air gunung yang asin itu telah dimanfaatkan oleh warga sekitar sejak lama sebagai garam maupun keperluan lain.

Baca: Jadwal Sepak Bola Hari Ini, Timnas U-22 Indonesia Vs Vietnam di Piala AFF U22 2019 Sore Ini

Baca: Jalan Tertimbun Longsor di Bukit Bulan Sarolangun Belum Ditangani, Alat Berat Tak Bisa Masuk

Baca: Tes Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir, Anak Pertama Atau Bungsu, Dari Tanggal Dan Bulan

Pemanfaatan air gunung inum (asin) juga menjadi Wisata Air Garam Gunung Inum Tinggi yang berlokasi di desa Sungai Keradak Kecamatan Batang Asai.

Lokasi mata air asin di atas gunung yang jadi lokasi Wisata Air Garam Gunung Inum Tinggi, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Provinsi Jambi
Lokasi mata air asin di atas gunung yang jadi lokasi Wisata Air Garam Gunung Inum Tinggi, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Provinsi Jambi (TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO)

Uniknya, masyarakat menilai air garam gunung inum tinggi membuktikan bahwa garam tidak dilaut saja, melainkan ada di gunung, dan hal itu sangat menakjubkan.

Karena selama ini masyarakat umum hanya mengenal air garam hanya terdapat di laut saja.

Diakui oleh Sahari kepala desa sungai keradak mengatakan, air asin yang bisa dikelola menjadi garam di temukan sudah lama semenjak tahun 1445 oleh Leluhur (Nenek moyang), dan sudah digunakan beberapa kabupaten diantaranya Merangin, Rawas dan Bengkulu, akan tetapi setelah datangnya air garam dari laut msyarakat lebih memilih garam laut karena sudah banyak dijual di toko.

Lokasi mata air asin di atas gunung yang jadi lokasi Wisata Air Garam Gunung Inum Tinggi, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Provinsi Jambi
Lokasi mata air asin di atas gunung yang jadi lokasi Wisata Air Garam Gunung Inum Tinggi, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Provinsi Jambi (TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO)

"Benar, sebelum datang air garam dari laut, di sini semua orang tua kita mengambil garam, setelah datangnya air garam dari laut air inum tidak digunakan lagi," katanya

"Harapan kami dari pemerintah desa untuk menindak lanjuti aset parawista ataupun sumber daya alam yang ada di desa sei keradang khususnya untuk diperluas ke wilayah lain bahkan ke manca negara,"harapnya.

Wisata Bukit Tempurung, Negeri di Atas Awan di Sarolangun

Objek wisata Bukit Tempurung yang ada di kecamatan Batang Asai tepatnya di Desa Lubuk Bangkar yang telah diresmikan saat tahun baru ini sudah tampak terlihat ramai dikunjugi. 

Kepala Desa Lubuk Bangkar, Radinal Muchtar mengatakan wisata Bukit Tempurung yang biasa disebut negeri di atas awan itu telah diresmikan pada tahun baru dan terlihat penampakannya. Berbagai fasilitas tersedia disana

"Fasilitasnya ada tempat-tempat selfi, buaian, MCK, arena panahan, tenda tempat camping, pondok-pondok ,rumah pohon," katanya.

Baca: 5 Merk Handphone yang Laris Dipasaran Selama Q4 2018, Nomor Terakhir Brand yang Tak Disangka Laris

Baca: Reaksi Jusuf Kalla Tentang Puisi Neno Warisman. Ini Katanya

Baca: Segini Potensi Kecepatan Jaringan 5G yang Bakal Diterapkan di Indonesia, Perlukah? Bakal Nguras Data

Disamping itu, momen peresmian yang tepat pada malam pergantian tahun baru 2019, dimanfaatkan masyarakat Desa Lubuk Bangkar untuk melaksanakan acara keagamaan seperti dzikir dan do'a bersama dan solat magrib berjamaah hingga sholat subuh di puncak bukit.

 

Wisata Bukit Tempurung di  di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun
Wisata Bukit Tempurung di di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun (TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO)

Fuad warga setempat mengaku, sesuai dengan instruksi Bupati Sarolangun tentang larangan tidak merayakan pergantian tahun baru secara berlebihan, makanya masyarakat desa Lubuk Bangkar lebih memilih melaksanakan acara keagamaan seperti sholat berjamaah, dzikir dan do'a bersama di puncak bukit itu

"Harapan kami dengan diadakan acara pengajian keagamaan di puncak bukit ini agar destinasi wisata alam ini menjadi wisata syariah dan dijauhkan perbuatan maksiat, seperti minuman keras," ungkapnya.

 

Dengan wisata alam yang sudah banyak mulai dikenal ini, kepala desa lubuk bangkar berharap nantinya objek wisata yang ada didesanya itu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.

Untuk sistem wisata ini, dari mulai masuk lokasi hingga sampai ditujuan (bukit tempurung) berdasarkan musyawarah bersama masyarakat setempat bahwa wisata ini dikelola oleh BumDes, jika pengunjung ingin kesana cukup dengan pembayaran seperti karcis.

Wisata Bukit Tempurung di  di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun
Wisata Bukit Tempurung di di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun (TRIBUNJAMBI/WAHYU HERLIYANTO)

Biaya cukup terjangkau, paling besar sebesar Rp 50 ribu jika menginap menggunakan tenda.

Katanya, Biaya masuk per orang sebesar 3500, Parkir 3000.

"Jadi kalau orang 2, 1 Motor cukup bayar 10 ribu," kata kepala desa Rodinal muchtar

jika mau sewa tenda untuk menginap di puncak tarifnya 50 ribu per malam, sedangkan sewa permainan seperti ayunan 2 ribu per 20 menit, dan ada juga panahan, sewanya 2 ribu per 10 buah anak panah.

 

Atas terwujudnya wisata ini, ia pun berterimakasih kepada seluruh masyarakat, pemuda kecamatan Batang asai. Sehingga bisa terwujudnya objek wisata ini

"Terutama kepada bapak Bupati Sarolangun Cek Endra yang mengarahkan saya selaku kepala untuk mengembangkan desa.

Untuk itu kami sangat berharap kepada pemerintah agar kiranya bisa membantu infrastruktur yang belum memadai," katanya.

Subscribe Youtube Tribun Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved