Pasca Kematian Hori dan Ayu Begini Kondisi Terbaru Harimau dan Singa di Kebun Binatang Taman Rimba
Pasca matinya Hori si singa dan Ayu sang harimau, saat ini kedua pasangan satwa koleksi kebun binatang Taman Rimba ini sendiri
Penulis: Nurlailis | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pasca matinya dua satwa koleksi kebun binatang Taman Rimba Jambi, yaitu hori si singa dan ayu sang harimau, saat ini kedua pasangan satwa tersebut terlihat sendiri di kandangnya.
Sebelumnya Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mempunyai koleksi sepasang singa dan sepasang harimau.
Namun beberapa waktu yang lalu singa bernama Hori ditemukan tewas, tak lama kemudian harimau yang bernama Ayu juga ditemukan mati.
Berdasarkan pantauan Tribunjambi.com, Selasa (19/2) terlihat singa berbaring di kandang sendiri.
Hal ini juga sama terlihat pada harimau yang berbaring dibalik semak sendiri.
Harimau inipun juga tampak sesekali mengangkat kepalanya melihat sekitar kemudian berbaring lagi.
Kepala KUPT kebun binatang taman rimba, Taupiq Bukhari mengatakan pihaknya telah berupaya agar kematian satwa tak terjadi lagi di Kebun Binatang Taman Rimba.
Baca: Besok Gubernur Jambi Fachrori Umar Reshuffel Ratusan Pejabat Eselon III dan IV, 200 Pejabat Diganti
Baca: Fitur Baru Whatsapp (WA) Group Call, Tak Perlu Ribet & Bisa Dipakai Bersama 3 Teman
Baca: Fenomena Supermoon 19 Februari 2019 Puncaknya Pukul 16.02 WIB, Ini 5 Fakta-faktanya
Baca: Fakta Supermoon Terjadi Malam Ini, Benarkah akan Terjadi Tsunami?
Baca: Jelang Konser Tunggal Siti Nurhaliza - Rela Bersepeda 30 KM, Perjalanan Karir hingga Tiket Konser
"Saat ini tempat tidur dari harimau dan singa ini sudah semua papan seperti dipan. Kan sebelumnya itu disemen tidurnya. Pemberian supplement yang cukup juga diberikan," ungkapnya.
Ia mengatakan rencana untuk memberikan pengganti itu pasti karena bagaimana pun mereka butuh teman.
Tapi hal itu tentu tidak mudah dan butuh proses.

Sementara hewan-hewan lainnya tampak seperti biasanya.
Ada ungko, tapir, kijang, gajah dan sebagainya.
Suasana di Taman Rimba juga tampak dikunjungi oleh anak-anak dan keluarga.
Satu diantara pengunjung, Eko mengatakan senang mengajak anaknya ke kebun binatang untuk rekreasi.
"Mumpung bukan hari libur jadi lumayan sepi hari ini. Jadi lebih leluasa. Selain itu ke kebun binatang juga kan bisa jadi wisata edukasi ke anak," ungkap warga Talang Banjar ini.
Sakit Penyebab Kematian Singa dan Harimau di Taman Rimba
Penyebab matinya seekor singa dan harimau di Taman Rimba akhirnya terungkap. Dalam konferensi pers yang digelar di kantor BKSDA Jambi, dua dokter hewan yang menangani satwa itu angkat bicara.
Dokter dari pihak UPTD Taman Rimbo, drh Tarmizi mengatakan, kematian singa bernama Hori diakibatkan oleh gagal jantung. Hal itu terjadi setelah Hori mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
Sementara itu, kematian harimau Sumatera bernama Ayu karena adanya indikasi paru-paru basah (pneumonia).
Tarmizi bilang, itu dikarenakan adanya penumpukan cairan di paru-paru.

"Karena ada penumpukan cairan di paru-paru. Hal itu disebabkan sistem perkandangan. Yang kami ketahui, Ayu ini sering tidur di lantai," jelasnya, Minggu (27/1/2019).
Baca: Kronologi Harimau Taman Rimba Paru-paru Basah, Muntah Lalu Mati, sebelumnya Singa Juga Mati
Baca: Dua Singa Taman Rimba Jambi Saling Cakar untuk Kawin, yang Jantan Kena Wajah, Sekarang Mati
Baca: Cinta Kehilangan Pasangan, Singa di Taman Rimba Jomblo, Suaminya Mati Akibat Cakaran
Sementara itu, dokter lain dari ZSL, drh Putra menambahkan, indikasi pneumonia itu terlihat pascaotopsi. Katanya, setelah otopsi terlihat alveoli (ujung saluran pernapasan) hancur.
"Setelah otopsi, terlihat alveoli hancur. Selain itu, kita juga melihat gangguan aktritis (sendi) akibat dari sering tidur di lantai," kata Putra.
Dia menengarai, kebiasaan tidur di lantai disebabkan tempat tidur satwa itu kurang besar.
"Tempatnya kurang. Dengan postur segitu, papannya tidak cukup," katanya.
Dia juga membenaekan, paru-paru basah yang diidap Ayu disebabkan sistemik atau kebiasaan satwa itu.
Untuk itu, ke depannya dia berharap agar para penjaga satwa (keeper) lebih aktif dalam membentuk perilaku satwa.
"Kita harap kepada keeper supaya lebih aktif. Sebab, paru-paru basah ini gara-gara sistemik. Karena prilaku," sebutnya.