Kebal Peluru saat Jampi-jampi, Dukun PKI, Pendito Gunung Kendheng Mesti Takluk di Tangan Kopassus
Upaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membasmi paham komunis di Indonesia terus dilakukan hingga kini.
Pergantian nama baru menjadi Mbah Suro juga diikuti dengan perubahan penampilannya.
Salah satunya adalah memelihara kumis tebal, dan rambut panjang.
Mbah Suro melakukan berbagai kegiatan yang berbau klenik, dan menyebarkan kepercayaan Djawa Dipa.
Mbah Suro juga sering memberi jampi-jampi atau mantera dan air kekebalan kepada para muridnya.
Banyak pengikutnya yang percaya, diri mereka telah menjadi kebal terhadap senjata tajam, dan senjata api.
Pemerintah, khususnya pihak militer melihat Mbah Suro telah ditunggangi oleh PKI.
Baca Juga:
Diva Dunia Ini Pernah Dikebiri Secara Kimiawi oleh Ayahnya Demi Mempertahankan Suara, Ini Kisahnya
Detik-detik Video Tergelincirnya Pesawat Lion Air JT-714 yang Berdurasi 12 Detik, Penumpang Histeris
Viral Satpol PP Ditampar Ketua RT Karena Copot Spanduk Caleg, Ini Video Ngamuknya Pak RT
Begini Kronologi Penikaman Pebalap Nasional M Zaky Hingga Tewas saat Tes Motor Balapnya
Cerita Menegangkan Penumpang Lion Air JT-714 yang Tergelincir di Bandara Supadio Pontianak
Oleh karena itu, Panglima Kodam VII/Diponegoro memerintahkan untuk menutup padepokan tersebut.
Menurut Hendro, penutupan itu terpaksa dilakukan melalui jalan kekerasan.
"Pangdam terpaksa memerintahkan agar penutupan dilakukan dengan jalan kekerasan, karena segala upaya jalan damai yang ditempuh telah menemui jalan buntu," tulis Hendro dalam bukunya
Akhirnya, Kodam VII/ Diponegoro beserta satu Kompi RPKAD (Sekarang Kopassus) di bawah pimpinan Feisal Tanjung menyerbu padepokan Mbah Suro. Mbah Suro pun berhasil ditaklukkan dalam penyerbuan itu.
Soeharto Gunakan 4 Tahap Sistematis untuk Menumpas Gerakan G30S/PKI. Peristiwa kekejaman G30S/PKI meninggalkan coretan hitam dalam sejarah bangsa Indonesia
Pada 30 September 1965, terjadi penculikan dan pembunuhan enam jenderal yang merupakan perwira tertinggi TNI serta satu perwira berjabatan kapten.
Bahkan menteri atau Panglima AD Ahmad Yani tidak luput dari sasaran.
Saat itu, satuan TNI AD mengalami guncangan hebat akibat aksi G30S/PKI.
Para perwira TNI AD ingin melakukan tindakan akibat peristiwa kelam yang telah merenggut jenderal TNI tersebut.