Mau Nginap di Hotel Ini? Cuma 14 Ribu, Tapi Tamu yang Lain Lagi Nunggu Ajal
Para tamu cukup membayar 1 dollar AS atau sekitar Rp 14.000 untuk kamar yang dilengkapi kipas angin.

NEW DELHI, Tribunjambi.com - Beragam keunikan dapat kita temui di berbagai belahan dunia.
Aneh tapi nyata, itulah ungkapan yang mungkin pantas disematkan untuk sebuah hotel di India ini.
Bagi pelancong dari luar, hotel yang satu ini akan menghadirkan pengalaman tersendiri, baik dri segi mental, maupun spiritual.
Biasanya para tamu sebuah hotel adalah mereka yang sehat walafiat atau yang sedang dalam sebuah perjalanan.
Pendek kata, hotel dalam pandangan umum bukanlah tempat suram, atau untuk merawat orang sakit atau untuk bermuram durja.
Baca: Nissan Akan Luncurkan Grand Livina 2019, Diisukan Pakai Mesin Xpander, Dibanderol Harga Berapa?
Baca: Pak Harto Pernah Tolak Perintah Presiden Soekarno: Kalau Diikuti Ini Bisa Berbahaya
Baca: Justin Bieber Berjuang Melawan Depresi, Istrinya Lakukan Tindakan Terpuji
Namun, hotel yang satu ini berbeda.
Para tamunya datang mengendarai mobil usang, memakai tongkat atau tandu karena tak mampu lagi berdiri.
Hotel Kashi Labh Mukti Bhawan atau Rumah Keselamatan malah menampung beberapa orang yang datang ke kota Varanasi, India untuk menjemput ajal mereka.
Sekitar 20-an orang tiap bulan datang dari berbagai penjuru dunia untuk menghabiskan hari-hari terakhir mereka di hotel itu.
Hotel Mukti Bhawan adala sebuah bangunan berwarna merah yang dibangun di masa kolonial dengan 12 kamar berlantai semen.
Umat Hindu meyakini jika mereka meninggal dunia di Varanasi akan membebaskan mereka dari siklus abadi kehidupan dan reinkarnasi.
Jika mereka meninggal dunia di Varanasi, mereka akan dikremasi di Sungai Gangga dan itu merupakan bonus bagi mereka.
Dulu lebih banyak tamu di Mukti Bhawan, tetapi bangunan itu belakangan malah menjadi hotel regular yang membawa uang untuk kota di mana kremasi yang berlangsung 24 jam menjadi daya tarik.
Bhairav Nath Shukla, yang menjadi pengurus Mukti Bhawan selama lebih dari 40 tahun, mengatakan, sebagian besar tamunya meninggal dunia beberapa hari setelah menginap.
Biasanya, kata Bhairav, dua pekan adalah batas waktu seseorang bisa menggunakan kamar di tempat itu.
Baca: Imigrasi Kelas III Kerinci Temukan WNA Asal Filipina di PTPN VI, Ini yang Dilakukannya di Kerinci
Baca: Beredar Foto Lama Veronica Tan & Puput Nastiti, Disorot Usai Kabar Ahok BTP & Puput Sudah Menikah
Baca: Prabowo Subianto Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura, Ini Tokoh Nasional yang Hadir