Harga Tiket Melambung Sebabkan Bandara Sepi, Wapres Jusuf Kalla Sebut tak Bisa Menekan

Akibat harga tiket mengalami kenaikan, sejumlah bandara di Indonesia terlihat sepi dari penumpang, bagimana ini bisa terjadi?

Editor:
TRIBUN JAKARTA
Bandara Soeta Lengang 

Pemandangan tak seperti biasanya terhampar di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Jumat (8/2/2019). Terminal yang kerap ramai dilalui para penumpang itu kini terlihat sunyi sepi bak kuburan.
Pemandangan tak seperti biasanya terhampar di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Jumat (8/2/2019). Terminal yang kerap ramai dilalui para penumpang itu kini terlihat sunyi sepi bak kuburan. (Warta Kota/Andika Panduwinata)
Ia bertolak ke Pekanbaru bersama rekan kerjanya. Dan melakukan self check in di counter Terminal 3 Domestik.

"Harga tiketnya naik dua ratus ribu rupiah. Memang banyak juga yang mengeluhkan, ya mau digimanain lagi," ucap Ardi.

Ia berharap agar pemerintah peka dalam persoalan ini. Begitu juga dengan para maskapai.

"Memang sekarang-sekarang ini di Terminal 3 sepi," kata satu dari penjaga Toko Family Mart yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Pemandangan tak seperti biasanya terhampar di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Jumat (8/2/2019). Terminal yang kerap ramai dilalui para penumpang itu kini terlihat sunyi sepi bak kuburan

Pemerintah tak Bisa Beri Tekanan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, tak mudah mengelola bisnis maskapai penerbangan.

Dijelaskannya, saat penjualan tiket pesawat murah, maka dikhawatirkan bisnis jangka panjang perusahaan tak berjalan, di mana perusahaan tak lagi mampu membeli armada baru.

Apalagi, kata JK, 35 persen dari total biaya operasional maskapai tiap kali perjalanan, digunakan untuk membeli bahan bakar atau avtur yang harganya mengikuti harga internasional.

"Jadi kalau kita tekan terlalu murah, dia punya tiket juga bagus tapi (cuma untuk) jangka pendek, tapi jangka panjang kalau mereka tidak bisa beli pesawat akhirnya kita yang kena juga, bisa bangkrut," kata JK dilansir dari Warta Kota Selasa (12/2/2019).

Sehingga, pemerintah tidak bisa melakukan tekanan terlalu jauh untuk mengatur harga perjalanan udara itu.

"Kita (pemerintah) tidak bisa (menekan), apalagi mereka bukan pemerintah, mereka statusnya bisnis, maka harus sesuai. Kalau terlalu murah, buktinya mengelola airlines itu tidak mudah. Apalagi kalau mau ditarik murah, sudah berapa airlines yang tutup. Ada Batavia dulu, ada Adam Air, ada Merpati, ada Mandala, ada Sempati, semua kan tutup, bangkrut," bebernya.

Baca: Mantan-mantan Kekasih Irish Bella Sebelum Ammar Zoni, Bahkan Sempat Disebut Ratu Cinta Lokasi

Baca: Persiapan MTQ Tingkat Provinsi Jambi, Pemkab Bungo Kumpulkan Seluruh Camat dan Instansi Terkait

Baca: Banyak Dialog Dan Kritik Tentang Akal Sehat dan Filsafat, Rocky Gerung : Tangan Kiri Gue Gatal

Ia menilai, satu-satunya cara untuk mempertahankan bisnis penerbangan adalah dengan menaikkan harga tiket pesawat.

"Jangan lihatnya dari segi menaikkannya. Tapi lihat kalau tidak naik apa yang terjadi, ya bangkrut ini perusahaan. Kalau bangkrut perusahaan, nanti terus naik kapal laut lagi," tutur Wapres

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved