Hanya Ada Empat di Dunia, Cawan "Chenghua" Laku Lelang Rp 50 Miliar: Diincar Kolektor
TRIBUNJAMBI.COM -- Penggemar kuliner berkuah seperti mie ayam, bakso, dan lainnya, mungkin tak asing lagi
Karena Berkeringat
Baca: Ani Yudhoyono Terbaring Sakit di Singapura, SBY Tunjukkan Kesetiaan, Cucu Berikan Kado Spesial
Lalu, bagaimana sebenarnya awal mula kisah si mangkuk ayam jago ini?
Kisahnya berawal pada masa Dinasti Ming periode pemerintahan Kaisar Chenghua (1465-1487).
Saat itu, Sang Kaisar memesan empat buah cawan bergambar ayam jago dan ayam betina pada pengrajin keramik khusus kekaisaran di daerah Jingdezhen (Propinsi Jiangxi)-yang terkenal menghasilkan keramik untuk istana sejak abad 6 M.
Kaisar Chenghua memesan empat buah cawan keramik dengan teknik doucai, khusus untuk dirinya dan istrinya sebagai tanda cinta.
Cawan tersebut terkenal dengan Jigangbei atau `cawan ayam'. Terdiri dari gambar ayam jago, betina, dan anak ayam yang bermakna kemakmuran. Banyak anak, banyak rejeki.
Baca: Tayang di Bioskop - Sinopsis & Trailer Film Happy Death Day 2U, Kembalinya Pembunuh Psikopat
Dipuja-puja Kaisar Tiongkok
Cawan dan mangkuk ayam memiliki makna simbolis. Kata Ji, yang berarti `ayam', mirip bunyinya dengan kata Jia yang bermakna `rumah'.
Gambar tanaman peoni melambangkan kekayaan. Sementara pohon pisang dengan daun lebar bermakna keberuntungan untuk keluarga.
Kaisar-kaisar Tiongkok begitu menyukai cawan ayam jago tersebut.
Di antaranya ada Kaisar Wanli (memerintah tahun 1572-1620) dan Kaisar Kangxi (memerintah tahun 1661-1722) dari Dinasti Qing.
Baca: Diduga Mabuk, Seorang Pemuda Perkosa Nenek yang Sedang Sakit
Saking menyukai cawan tersebut, mereka berani mematok harga mahal untuk gambar ayam jago.
Kaisar Qian Long (memerintah tahun 1735-1796), bahkan membuat puisi khusus yang memuja mangkuk ayam jago itu pada 1776.
Pada masa Dinasti Qing, mangkuk ayam jago mulai diproduksi massal.
Masyarakat kelas menengah ke bawah di Tiongkok pada masa itu hanya dapat menggunakan mangkuk bergambar ayam.