Misteri Kematian Jamal Khashoggi - AS Sebut Putra Mahkota Arab Saudi, MBS Mau Kejar Pakai Peluru
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) disebut mau mengejar jurnalis Jamal Khashoggi dengan peluru.
Diketahui, Khashoggi mau ke konsulat Saudi di Istanbul atas janji diberi dokumen yang akan membantunya menikah lagi.
Di dalam ia dicekik dan kemudian tubuhnya dipotong-potong, menurut penyelidikan pihak Turki.
Dalam sebuah laporan awal , Callamard mengatakan bahwa dia telah mendengar "bagian dari bahan audio mengerikan dan menyeramkan yang diperoleh dan disimpan oleh agen intelijen Turki".
Callamard mengatakan upaya Turki untuk melakukan penyelidikan yang tepat telah "secara serius dikurangi dan dirusak oleh Arab Saudi".
"Waktu dan akses yang sangat tidak memadai diberikan kepada penyelidik Turki, untuk melakukan pemeriksaan TKP secara profesional dan efektif, serta pencarian yang dibutuhkan oleh standar internasional untuk penyelidikan," katanya.
Callamard, seorang ahli hak asasi manusia Perancis, akan menyampaikan laporan akhir kepada dewan hak asasi manusia PBB pada bulan Juni.
Ia sempat memberikan penilaian atas kunjungannya ke Turki untuk melanjutkan penyelidikan, mulai 28 Januari dan 3 Februari.
Dia mengatakan bahwa pembunuh Saudi telah mengeksploitasi kekebalan diplomatik untuk melakukan pembunuhan.
"Jaminan kekebalan tidak pernah dimaksudkan untuk memfasilitasi kejahatan dan membebaskan penulisnya dari tanggung jawab kriminal mereka, atau untuk menyembunyikan pelanggaran terhadap hak untuk hidup," kata Callamard.
Baca: Penyidik Jadwal Ulang Pemeriksaan 2 Pegawai KPK yang Dianiaya, Terduga Pelaku Pegawai Pemprov Papua
Baca: Peneliti Temukan Obat Baru Yang Efektif Sembuhkan Kanker Stadium Lanjut
"Keadaan pembunuhan dan tanggapan oleh perwakilan negara setelahnya dapat digambarkan sebagai 'kekebalan untuk impunitas' (keadaan tidak dapat dipidana-red)," imbuhnya.
Kepala intelijen AS mengatakan kepada Kongres bahwa putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, hampir pasti memerintahkan pembunuhan itu atau menyadarinya.
Akan tetapi Presiden AS Donald Trump dan menteri luar negerinya, Mike Pompeo, bersikeras bahwa bukti itu tidak lengkap dan penyelidikan akan dilanjutkan .
Pompeo dijadwalkan bertemu dengan menteri luar negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, di Washington.
Riyadh membantah sang pangeran terlibat
Jaksa penuntut umum Arab Saudi telah mendakwa 11 orang terkait pembunuhan itu, dikatakan bulan lalu bahwa ia akan mencari hukuman mati untuk lima dari mereka.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/19102018_jamal_20181019_111156.jpg)