Blusukan Sandiaga Uno di Surabaya Disambut Teriakan Jokowi, Misbakhun : Bukan Rekayasa

Kedatangan Sandiaga Uno ke Surabaya disambut teriakan warga dengan menyebut nama Jokowi, menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir

Editor:
Tribun Jambi/Andika Arnoldy
Sandiaga Uno di Pasar Ango Duo modern di Jambi. Pegang 'teropong tempe masa depan'. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kedatangan Sandiaga Uno ke Surabaya disambut teriakan warga dengan menyebut nama Jokowi, menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir.

Politikus Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun meyakini aksi masyarakat di Surabaya, Jawa Timur yang menyambut Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga S Uno sembari meneriakkan nama Jokowi, bukanlah aksi rekayasa.

Menurutnya, cara masyarakat Surabaya menyambut cawapres pendamping Prabowo Subianto itu dengan meneriakkan nama Jokowi hanyalah spontanitas dalam mengekspresikan diri.

Baca: Berbeda dari Sekarang, Ternyata Asal Usul Hari Valentine Justru Tragis dan Menyedihkan, Namun Mulia

Baca: Kumpulan Ucapan Hari Valentine 14 Februari 2019, untuk Orang-orang Terkasih Via WA dan Media Sosial

Baca: Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres 2019, Rilis Tujuh Lembaga, Lihat Selisih Nomor 01 dan 02

"Terkait yang dialami sahabat saya cawapres 02 Pak Sandiaga S Uno, itu (sambutan masyarakat Surabaya) spontanitas masyarakat setempat. Itu adalah ekspresi spontan yang tidak didesain oleh siapa pun," kata Misbakhun dalam keterangan, Sabtu (9/2/2019).

Sebelumnya, sebuah video singkat menyebar secara viral melalui layanan pesan dan media sosial.

Dalam video itu sejumlah masyarakat di ibu kota Jawa Timur tersebut meneriakkan nama Jokowi saat menyambut Sandiaga dan rombongan yang melintas menggunakan mobil berpengawal.

Misbakhun menegaskan, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin tak pernah merekayasa atau mendesain cara masyarakat menyambut duet Prabowo - Sandi.

Bahkan, kata Misbakhun, TKN Jokowi-Ma’ruf berkali-kali mengingatkan masyarakat bahwa yang bersaing di pilpres anak-anak terbaik bangsa.

Baca: Dilarang Gunakan Fitur GPS Saat Berkendara? Ternyata Begini Peraturan Sebenarnya dari Kepolisian

Baca: Tingkah Adi Saputra Unboxing Motornya, ini meme tentangnya, Bikin Senyam-Senyum Sendiri

Baca: Prakiraan Cuaca Jambi pada Sabtu 9 Februari 2019, Ini Daftar Daerah Potensi Hujan Deras

"Karena itu kami selalu mengingatkan agar jangan sampai kontestasi pilpres ini mengganggu suasana kekeluargaan, kerukunan atau bahkan sampai memunculkan ketegangan. Kami memberikan pengertian seperti itu," tutur salah satu juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf itu.

Hanya saja, kata Misbakhun, masyarakat berhak mengekspresikan diri dalam menyambut calon presiden (capres) ataupun cawapres yang tidak sesuai pilihan hati mereka.

"Yang pasti kami mengimbau masyarakat dan pendukung pasangan 01 (Jokowi-Ma’ruf) selalu berlaku tertib, tidak mengintimidasi dan arogan sehingga suasana kemitraan, kekeluargaan, kebangsaan dan bernegara tetap terjaga baik," katanya.

Misbakhun juga mengingatkan kubu Prabowo - Sandi tidak menggoreng penyambutan warga Surabaya itu sebagai bentuk intimidasi.

Menurutnya, seiring kian dekatnya pelaksanaan pilpres maka semua pihak harus menjaga suasana kondusif.

Baca: Ahok Masuk PDIP, TKD Jatim Sebut BTP Diharapkan Menunda Kampanye Jokowi-Maruf di Jatim, Alasannya?

Baca: Baru! Ini Tempat Nongkrong di Jambi, Taman Rajo Mudo untuk Santai Sore di Dekat Bandara

Baca: Panduan Lengkap Pendaftaran PPPK, Link, Jadwal dan Formasi

"Karena kalau sampai terjadi gesekan di akar rumput, itu akan mencederai pilpres kita. Pemilu makin dekat, masyarakat juga harus diajak menciptakan suasana kondusif," ungkapnya.

Legislator yang dikenal getol membela kebijakan Presiden Jokowi itu menambahkan, masyarakat harus diajak memilih berdasar akal sehat.

Terlebih, masyarakat tentu bisa menilai dan membedakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang tengah bersaing.

"Publik tentu bisa menilai siapa capres yang bekerja untuk rakyat dan masyarakat merasakan manfaatnya dalam keidupan sehari-hari. Jadi saya harapkan soal penyambutan itu tidak digiring seolah-olah sebagai intimidasi, cercaan dan hinaan yang direkayasa," kata dia.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved