Mayor Umar Nekat Minum 'Air Aneh' Suguhan Warga, Kisah Kopassus Jinakkan 3.000 Pemberontak Sudan

Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga miliknya, yakni air, kepada perwira Kopassus yang datang.

Editor: Duanto AS
Kaskus
Sat-81 Kopassus 

Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat, mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia.

Ilustrasi Kontingen Pasukan Garuda yang bertugas di Lebanon
Ilustrasi Kontingen Pasukan Garuda yang bertugas di Lebanon (tniad.mil.id)

Pada 1962, memang IndonesiaIndones gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan. Tapi di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.

Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik, sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.

Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan, seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.

Suatu hari terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan para pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2000 orang.

Markas Konga III dikepung oleh para pemberontak tersebut.

Tembak menembak terjadi dari jam 24.00 malam hingga dini hari. 

Tidak ada pasukan Garuda yang meninggal pada kejadian itu, hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.

Sementara itu, para pemberontak setelah melakukan serangan itu langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.

Pasukan Kopassus Garuda 3 sebelum berangkat menuju misi mustahil mengejar pemberontak di Kongo.

Tak mau berdiam diri saja seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran terhadap gerombolan pemberontak, hasilnya dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD/Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.

Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran itu, iringan doa dari semua pasukan perdamaian menyertai ke 30 prajurit itu.

Mereka akan berada di wilayah yang disebut "no man’s land" alias wilayah tak bertuan yang merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB karena di kawasan itu pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.

Ke 30 pasukan RPKAD yang menyusup ke sarang pemberontak itu dipimpin oleh seorang kapten dan 5 orang letnan, mereka menyamar layaknya penduduk setempat, badan dan wajah digosok arang sehingga hitam menyerupai kulit penduduk setempat, ada juga personel yang berpakaian layaknya wanita membawa bakul sayuran.

Menurut informasi, para pemberontak berkekuatan 3000 orang bersenjata lengkap termasuk kendaraan lapis baja, ke 30 personel RPKAD itu juga mendengar informasi bahwa penduduk setempat termasuk pemberontak sangat takut dengan apa yang dinamakan Hantu Putih yaitu sosok berpakaian putih berbau bawang putih, nah hal ini dimanfaatkan oleh para personel RPKAD dengan mengubah penampilan pemyamaran mereka dengan menggunakan jubah putih yang mengembang apabila ditiup angin.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved