28 Puisi Fadli Zon, yang Terbaru 'Doa yang Tertukar' Ditujukan untuk Jokowi?
Satu yang pasti, puisi itu hadir setelah heboh Mbah Moen salah sebut nama, saat mendoakan Jokowi malah sebut nama Prabowo.
2017
13. "Sajak Sang Penista" 2 Februari Puisi ini menanggapi penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu pada 6 Oktober 2016. Berkenaan dengan puisi ini, Fadli menggelar lomba membaca puisi di YouTube. Lomba ini merupakan loma kedua yang digelar Fadli setelah lomba membaca puisi "Tukang Gusur" pada 2016. Puisi ini kemudian digubah menjadi lagu oleh Ahmad Dhani
14. "Diktator Kecil" 26 Juli Puisi ini menyindir pemimpin yang merasa sebagai diktator. Dalam puisi ini, Fadli tidak menyebut siapakah pemimpin yang disebut.
15. "Kaos dan Sepeda" 3 September Puisi ini dibuat saat kunjungan kerja di Yerevan, Armenia. Puisi ini menyindir pemimpin yang kerap membagi-bagikan kaos dan sepeda, namun hal tersebut tak membuat hidup masyarakat semakin sejahtera. Dalam puisi ini, Fadli tidak menyebut siapakah pemimpin yang disebut, namun Tjahjo Kumolo menyebut bahwa pemimpin yang dimaksud adalah Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla.
16. "Tiga Tahun Kau Bertahta" 13 Oktober Puisi ini diciptakan untuk memperingati tiga tahun pemerintahan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla.
17. "Menonton Kedunguan" 5 Desember Puisi ini ditujukan kepada pihak yang berada di kubu yang berseberangan dengan Fadli. Dalam puisinya ini, Fadli menyindir maraknya berita bohong yang mengandung fitnah keji. Fadli juga melontarkan kritikan kepada pihak yang percaya diri meski keliru.
18. "Paman Donald yang Mulia" 17 Desember Puisi ini menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sebelum menulis puisi ini, Fadli ikut serta dalam Aksi Bela Palestina di Monumen Nasional.
19. "Tahun Berganti" 31 Desember Puisi ini ditulis untuk memperingati pergantian tahun 2017 menuju 2018.
2018
20. "Sajak Peluit Kartu Kuning" 4 Februari Puisi ini merupakan bentuk apresiasi terhadap Muhammad Zaadit Taqwa, ketua BEM Universitas Indonesia, yang memberikan "kartu kuning" kepada Joko Widodo.
21. "Orang Gila" 22 Februari Puisi ini menanggapi penyerangan ulama yang dilakukan oleh "orang gila". Menurut Fadli, hanya pada saat pemerintahan Joko Widodo, banyak "orang gila" menyerang ustaz dan ulama. Fadli menambahkan, "masyarakat" marah melihat fenomena ini.
22. "Sontoloyo" 25 Oktober Puisi ini menanggapi pernyataan Joko yang menyebut masyarakat harus bisa membedakan mana politikus yang baik dan politikus yang "sontoloyo". Puisi ini digubah ke dalam lagu oleh Alang dan dinyanyikan oleh Fadli, Alang dan Ahmad Dhani.
23. "Ketika Bendera Kau Bakar" 4 November Puisi ini menanggapi peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat takbir yang diduga merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia oleh Barisan Ansor Serbaguna.
24. "Ada Genderuwo di Istana" 11 November Puisi ini menanggapi pernyataan Joko yang menyebut masyarakat jangan sampai terpengaruh oleh politikus yang suka menakut-nakuti yang Joko sebut sebagai genderuwo.
25. "Mau Saya Tabok Rasanya" 24 November Puisi ini menanggapi pernyataan Joko yang ingin "tabok" orang yang menyebut dirinya anggota Partai Komunis Indonesia. [36]