Tak Disangka, Benarkah Ini Buktinya Rocky Gerung Dukung Jokowi dalam Pilpres 2019? Video Ini Ungkap

Sebuah potongan video beredar melalui grup aplikasi pesan WhatsApp mempelihatkan Rocky Gerung yang diapit Donny Gahral Adian dengan Akbar Faizal

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Warta Kota/henry lopulalan
Pengamat politik Rocky Gerung usai memenuhi panggilan kepolisian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018). 

Menurutnya, kalimat yang filosofis sering disalahpahami banyak masyarakat.

"Jadi memang kalimat atau pernyataan yang paling sering disalahpahami adalah kalimat yang derajat kerjanya yang paling tinggi," kata Donny Gahral Adian.

"Jadi yang paling berisiko adalah kalimat-kalimat yang filosofis, kalimat yang memang perlu dicerna secara serius," imbuh dia.

 Lebih lanjut, Donny Gahral Adian menyoroti acara ILC.

Baca: TGB Sebut Ruang Publik Sudah Tak Sehat Lagi, Pengap, Toxic, dan Penuh Racun Kebohongan

Baca: Gadis 12 Tahun Menantang Paus Fransiskus, Sebut Uang 1 Juta Dolar Amerika

Baca: Model Cantik Anggia Chan Tak Peduli Vicky Prasetyo Suka Gonta-ganti Pasangan, Mau Diajak Nikah

"Karena kita di sini separuh talk dan separuh show, dan kita showing our kalimat itu ke ratusan juta pemirsa dan mereka tidak duduk sama rendah berdiri sama tinggi secara kecerdasan," kata mantan suami politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka tersebut.

Mendengar pernyataan itu, Rocky Gerung tampak terus memegangi kerah jaketnya.

"Jadi kesalahpahaman atau ketidakpahaman bahkan, itu bisa terjadi," ujar Donny Gahral Adian.

"Dan kalau orang tersinggung karena kalimat yang dipahami sebagai suatu yang berbeda dengan yang mengatakan, kita juga tidak bisa mengatakan bahwa ketersinggungan itu keliru," ujar dia melanjutkan.

Selain itu, Donny Gahral Adian mengatakan, ada pihak yang tidak sependapat dengan pernyataan orang lain seharusnya tidak langsung dinyatakan menjadi sebuah kekeliruan.

"Dia merasa bahwa sesuatu itu tidak tepat, kita tidak bisa kelirukan, karena ini bukan kampus ini bukan seminar, scientific discussion (diskusi keilmuan) yang mana kalau mas Rocky mengatakan kepada saya di ruang tertutup begitu maka saya bisa menerima dengan senyuman,tapi ya sekarang bisa menjadi kasus, ada yang melaporkan tunggu saja bagaimana proses ini (kasus Rocky Gerung) akan berlanjut," katanya menjelaskan.

Donny Gahral Adian menyatakan, dalam perbedaan berpendapat saat ini memiliki resiko.

"Tidak boleh tebang pilih, saya setuju semua laporan harus diproses ya, tidak boleh tebang pilih. Ini justru kesempatan untuk menunjukan bahwa laporan yang didasarkan pada Undang Undang ITE, itu harus diusut oleh aparat penegak hukum," kata Donny Gahral Adian.

"Tetapi sangat tergesa-gesa kalau kemudian kita mengatakan bahwa ini politis karena mengatakan politis itu butuh pembuktian juga. Hanya karena sebagian tidak diusut kemudian ini dikatakan arogansi negara atau penyelanggara negara atau intervensi hukum, ya terlalu jauh juga mengatakan itu,"k atanya menambahkan.

Donny menuturkan, seharusnya rezim yang ada di Indonesia saat ini tidak boleh disamakan zaman orde baru.

Menurutnya, seorang pemimpin seperti presiden tak bisa memberikan intervensinya terhadap hukum yang berlaku.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved