Rahasia Terbesar Soekarno Teungkap! Ada Cerita di Balik Peci Miring yang Selalu Dikenakannya

Soekarno sangat identik dengan baju safarinya, tongkat komando dan satu yang tak tertinggal, peci miringnya.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Wartakota
Bung Karno dan Rombongannya 

Namun sayang, pohon beringin yang menjadi saksi jatuhnya Soekarno itu telah ambruk sekitar tahun 1970-an karena diterjang angin

TRIBUNJAMBI.COM - Cerita akan Presiden RI pertama pastinya sudah sering diulik dalam sebuah buku.

Bahkan dalam cerita sejarah di saat kita menduduki bangku sekolah.

Ir Soekarno merupakan sosok pemberani dan disebut 'Sang Fajar' serta bapak Proklamasi untuk Indonesia.

Soekarno sangat identik dengan baju safarinya, tongkat komando dan satu yang tak tertinggal, peci miringnya.

Banyak yang tidak mengetahui sejarah peci miring Soekarno.

Baca Juga:

TERBARU! Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Danjen Kopassus Sebut KKB Kumpulan Anak Muda Mau Eksis

Satu per Satu Pedagang Tinggalkan Pasar Parit III, Kondisi Ini Penyebabnya

Ajukan Kekurangan Kota Suara, KPU Kerinci Mulai Sortir Surat Suara

UPDATE TERKINI Panduan Mendaftar SNMPTN 2019 yang Dibuka 4 Februari Besok Hingga Soal Password

Namun sebuah kisah mencuatkan alasan Soekarno atau Bung Karno suka mengenakan peci miring.

Semua diketahui oleh pohon beringin.

Kok pohon beringin?

Ya, pohon beringin menjadi saksi peristiwa dibalik alasan Soekarno memakai peci "bergaya" miring tersebut.

Anda sudah tentu pernah melihat foto Presiden Soekarno dengan peci miring.

Apa alasan Soekarno memakai peci miring?

Soekarno
Soekarno 

Jawaban itu dapat ditemukan di 'Ndalem Pojok' di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

"Rahasia mengapa Soekarno selalu memakai peci miring karena untuk menutupi luka di jidatnya akibat terjatuh ketika bermain di pohon beringin yang ada di depan rumahnya," kata RM Soeharyono keponakan RM Soemosewoyo yang juga bapak angkat Soekarno .

Namun sayang, pohon beringin yang menjadi saksi jatuhnya Soekarno itu telah ambruk sekitar tahun 1970-an karena diterjang angin.

Soekarno yang mempunyai banyak teman, sering mengajak teman-temannya main ke 'Ndalem Pojok' Wates, antara lain dr Soetomo, R Sosrokartono (kakak kandung RA Kartini) dan HOS Tjokroaminoto dan juga Muso, tokoh PKI asal Jagung, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Sahabat Ungkap Alasan Veronica Tan Menghilang dan Tetap Bungkam Meski Keburukannya Diumbar

Kabar Terkini Ahok, Libur ke Belitung, Bagikan Momen Makan Bersama Keluarga Besar, Apa Kabar Vero?

Dua Pegawai KPK Dianiaya di Hotel Borobudur Saat Tugas Di Lapangan, Hidung Retak dan Wajah Sobek

Banyak Kerbau Berkeliaran di Perkantoran Bupati Sarolangun, Satpol PP Tunggu Pasang Baleho Dulu

"HOS Tjokroaminoto melatih Soekarno berorasi ya di sini di bawah pohon beringin yang mengakibatkan luka pada jidatnya. Jadi gaya orasi Soekarno itu atas didikan Pak Tjokro yang juga mertuanya ketika kos di Peneleh Gang II/27 Surabaya," tambah Soeharyono.

Lokasi pohon beringin tempat di mana Soekarno berlatih orasi sekarang menjadi tiang bendera, di mana di setiap kegiatan hari besar nasional selalu diadakan upacara di 'Ndalem Pojok'.

Selain cerita tentang pohon beringin juga ada pohon yang menjadi saksi perjalanan cinta ayah Soekarno , R Soekemi, yakni pohon kantil raksasa.

Pohon yang ditanam sekitar tahun 1850 oleh RMP. Soemohadmodjo itu pernah dimanfaatkan sang ayah untuk memantapkan hatinya meminang sang pujaan hati Ida Nyoman Rai Srimben dari Bali.

"Tanaman mbah buyut saya masih ada sampai sekarang, dan kalau dipikir ini adalah tanaman pohon kantil terbesar yang pernah ada," pungkas R.

Koeshartono cucu keponakan RM Soemosewoyo yang juga ayah angkat Soekarno.

Bung Karno dan Rombongannya
Bung Karno dan Rombongannya (Wartakota)

Ini sebuah kisah tragis mantan Presiden Soekarno di masa akhir kepemimpinannya.

Kisah ini dicuplik dari buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" terbitan Penerbit Buku Kompas 2014 dan ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukti.

Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.

Langsung dijawab oleh pelayan, “Tidak ada roti.” Soekarno menyahut, “Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."

Dijawab, “Itu pun tidak ada.” Karena lapar, Soekarno meminta, “Nasi dengan kecap saja saya mau.”

Di serang Isu Miring, Jokowi Sebut Ada Campur Tangan Asing

VIral Video Anak-anak Ahmad Dhani Menangis, Mulan Jameela Berusaha Tegar, Ini Kata Netizen

Ciri-ciri Pria yang Pernah Tidur dengan PSK, Sangat Agresif dan Tak Punya Empati Pada Perempuan

Tips Mencerahkan Kulit Wajah dengan Masker dari Bahan-bahan Murah Ini, Lakukan Selama 20 Menit

Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.” Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.

Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.

“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.

Di saat lain, setelah menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto berbicara empat mata dengan Presiden Soekarno di Istana.

Maulwi mendengar kalimat atasannya itu, ”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”

Presiden Soekarno
Presiden Soekarno 

Maulwi Saelan tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.

Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan berkeliling dari penjara ke penjara.

Dari Rumah Tahanan Militer Budi Utomo ke Penjara Salemba, pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya di Jakarta Timur.

Sampai suatu siang di tahun 1972, alias lima tahun setelah ditangkap, dia diperintah untuk keluar dari sel.

Ternyata itu hari pembebasannya. Tanpa pengadilan, tanpa sidang, namun dia harus mencari surat keterangan dari Polisi Militer agar tidak dicap PKI.

“Sudah, begitu saja,” kenangnya. (Intisari.grid.id/Yoyok Prima Maulana)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved