Hanya 15 Detik Mayor Jenderal Suhartono Jatuhkan Belasan Sasaran, Aksi Menembak Komandan Marinir TNI
Hanya dalam waktu 15 detik Mayor Jenderal Suhartono menjatuhkan belasan sasaran dalam aksi menembak yang dilakukannya.
TRIBUNJAMBI.COM - Hanya dalam waktu 15 detik Mayor Jenderal Suhartono menjatuhkan belasan sasaran dalam aksi menembak yang dilakukannya.
Aksi menembak yang dilakukan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Suhartono Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL mengundang decak kagum.
Jenderal yang pernah menjadi komandan dari pasukan elite Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) ini memperlihatkan kepiawaiannya dalam menembak.
Pria yang pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) ini merobohkan belasan sasaran hanya dalam waktu 15 detik.
Aksi ini diunggah oleh Suhartono di akun Instagramnya @suhartono323.
Video pendek tersebut memperlihatkan Suhartono yang memakai baju hitam sedang melakukan latihan menembak sasaran.

Hebatnya Suhartono dengan cepat menembak mengenai sasaran yang telah ditentukan.
Mayjen TNI Suhartono menuliskan caption di video itu:
"basic skill
.
.
mengasah kembali naluri tempur prajurit ...
.
on duty, cilandak sabtu 26 Januari 2019." tulis suhartono323.
Sosok Denjaka 'Pemburu' Perompak Somalia
Mayor Jenderal TNI Suhartono resmi menerima tongkat komando kepemimpinan Korps Marinir.
Suhartono menjadi Komandan Korps Marinir (Dankormar) menggantikan Mayjen TNI Bambang Suswantono.
Upacara serah terima jabatan dilangsungkan di Lapangan Apel Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).
Sebelum menjadi Komandan Korps Marinir, Suhartono merupakan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Baca: Lengkap Cara Login Pendaftaran SNMPTN 2019 Snmptn.ac.id, Upload Foto Daftar Studi Perguruan Tinggi
Baca: UPDATE Info Terbaru SNMPTN 2019, Jadwal, Persyaratan, Pengisian dan Verivikasi PDSS, Pemeringkatan
Tapi tak banyak yang tahu, Suhartono ternyata merupakan satu diantara perwira TNI yang dikirimkan untuk operasi pembebasan sandera kapal Sinar Kudus yang dibajak oleh kawanan perompak Somalia.
Jenderal Marinir Bintang Dua ini lahir di Batang , 15 April 1966 dan terlibat dalam satgas pembebasan sandera di Somalia KM Sinar Kudus.
Suhartono tergabung dalam Satgas Muhibah Duta Samudra Somalia tahun 2011.

Waktu itu Suhartono berpangkat Kolonel dan merupakan Komandan Denjaka, Detasemen Jala Mangkara yang merupakan pasukan elite Marinir yang bertugas untuk membebaskan kapal Sinar Kudus.
Denjaka merupakan satuan yang disebut-sebut sebagai pasukan paling handal untuk menangani teror yang dimiliki oleh TNI AL.
Operasi Memburu Perompak Somalia
Kehebatan pasukan TNI yakni Marinir saat membebaskan WNI yang yang disandera bajak laut Somalia pada 2011, misalnya, bahkan disebut-sebut mirip film Captain Phillips.
Captain Phillips merupakan film garapan Hollywood yang diangkat dari kisah nyata disanderanya kapal MV Maersk Alabama, sebuah kapal peti kemas tak bersenjata dari Pelabuhan Salalah di Oman yang berlayar melalui Teluk Aden ke Mombasa, Kenya.
Kapal tersebut lalu dikejar dan akhirnya disandera oleh perompak Somalia yang meminta tebusan.
Kapal tersebut disandera oleh empat perompak bersenjata berat.
Selain melakukan negoisasi dengan kelompok perompak, Pemerintah Amerika Serikat juga melancarkan operasi militer yang melibatkan tim Navy SEAL DEVGRU.
Baca: Rupiah Semakin Perkasa, Hari Ini Nilai Tukar Terhadap Dolar Tembus di Angka Rp 13.947 per Dollar AS
Baca: Cara Mengetahui Whatsapp Kita Disadap dan Cara Mengatasinya, Cek Sebelum Terlambat, Cukup Mudah
Akhirnya para perompak berhasil dilumpuhkan, dan Captain Phillips berhasil diselamatkan.
Kapal Indonesia pun pernah mengalami hal yang sama.
Tribunjambi.com melansir dari TribunJateng TNI memburu perompak Somalia setelah kapal MV Sinar Kudus yang dioperasikan PT Samudera Indonesia dibajak di perairan Laut Arab pada 16 Maret 2011.

Kapal yang bermuatan ferro nikel yang berlayar dari Sulawesi menuju Rotterdam Belanda.
Presiden SBY kemudian meminta agar dilakukan langkah untuk melindungi WNI yang disandera dan membebaskan MV Sinar Kudus melalui berbagai opsi.
Markas Komando Korps Marinir pun telah menerbitkan buku tentang keberhasilan membebaskan sandera tersebut.
Buku setebal 184 halaman itu dibeberkan lengkap bagaimana rapat-rapat dijalankan, latihan dilakukan, hingga keputusan diambil Komandan Satgas Merah Putih Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin untuk menyergap para perompak tersebut.
Operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus adalah sebuah operasi untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di Somalia.
Baca: Updater MotoGP 2019, Jadwal Lengkap Mulai Maret, Marc Marquez Masih Jadi Idola, Rossi Memudar?
Baca: Ucapan SELAMAT IMLEK 2019 Bahasa Mandarin dan Artinya, Indonesia, Inggris, Untuk WA, FB dan IG
Baca: Pengemudi Pemula Lewat Gang Sempit? Cukup Gunakan Sedotan untuk Ukur Jarak Kanan dan Kiri Biar Mudah
Dalam pembebasan ini dibentuklah Satgas Merah Putih, Satuan tugas militer ini dibentuk untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak secara milter.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP.
Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir (Denjaka) dan Kopaska.

Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak Perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK.
Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Tugas pokok dari satgas merah putih adalah Menyelamatkan 20 WNI membawa kembali atau membebaskan kapal Sinar Kudus, bebas ke Indonesia atau melanjutkan pelayaran ke Eropa seperti rencana sebelum dibajak dengan pengawalan TNI.
Operasi penyelamatan pun dimulai, pada 23 Maret 2011 melalui surat perintah Panglima TNI saat itu Laksamana Mar Agus Suhartono.
Strategi pun diatur, helikopter bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.
Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.
Namun keberhasilan fifty fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.
Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.
Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.
Akhirnya pada 30 April pembayaran dilakukan PT Samudera Indonesia kepada para perompak.
Namun di tengah para perompak terjadi perselisihan, pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.

Ada kemungkinan setelah dibebaskan, akan ada kelompok lain yang menyandera.
Saat itu, pasukan Denjaka segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.
Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan.
Para perompak juga dihabisi.
Satgas Merah Putih Melakukan operasi militer dan juga melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia setelah para sandera dibebaskan
Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol (Infanteri) Sabri (Danton Ban Sat-81/Gultor), Kolonel (Marinir) Suhartono, (Dandenjaka) dan Letkol (Penerbang) Ronald Lucas Siregar (Pilot Boeing 474-400) yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Profil Suhartono
Mayjen TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han) merupakan Alumni AAL 34 tahun 1988.
Jenderal Marinir Bintang Dua ini lahir di Batang , 15 April 1966.
Suhartono terlibat dalam satgas pembebasan sandera di Somalia KM Sinar Kudus tergabung dalam Satgas Muhibah Duta Samudra Somalia tahun 2011.

Pengalaman tugas Mayjen Suhartono lainnya yaitu
- Satgas pembebasan sandera Somalia KM Sinar Kudus
- Satgas Arujaya (Lusitania Expresso) Timor Timur tahun 1992.
- Satgas Khusus Perbatasan Kalimantan Timur tahun 1995
- Satgas Ratsus Timor Timur tahun 1995
- Satgas Khusus Aceh tahun 1998
- Satgas Rencong Pamungkas III tahun 2000.

Tanda Jasa
Tanda jasa yang dimiliki Marinir berbintang dua ini adalah
- Bintang Yudha Pratama
- Bintang Yudha Dharma Nararya
- Bintang Jalsena Pratama
- Bintang Jalasena Nararya
- Satya Lencana Wira Dharma
- Satya Lencana Dharma Nusa
- Satya Lencana Kesetiaan VIII
- Satya Lencana Kesetiaan XVI
- Satya Lencana Kesetiaan XXIV
- Satya Lencana Dwidya Sistha
- Satya Lencana Ksatria Yudha,
- Satya Lencana Kebaktian Sosial
- Satya Lencana Wira Karya
- Satya Lencana Wira Nusa
- Satya Lencana Wira Siaga.
Mayjen TNI (Mar) Suhartono menyelesaikan Pendidikan S-2 Strategi dan Kampanye Militer di Universitas Pertahanan tahun 2015, Dikreg XL Sesko TNI tahun 2013 dan Dik Seskoal Angkatan – 39 tahun 2002.
Beberapa Pendidikan dan Kursus di luar negeri yang pernah diikuti Mayjen Suhartono antara lain
- Dik Counter Terrorism di Korea Selatan tahun 2003
- Sus Terrorism Device Threat and Response tahun 1999
- Sus Post Incident Intelegence Collection tahun 1996
- Sus Navy Seals Guam Amerika Serikat tahun 1997
- Sus Commando Marines Perancis tahun 1997.