Rocky Gerung Bilang Justru Jokowi yang Memiliki Beban Masa Lalu, Bukan Prabowo

Rocky Gerung tampak mengungkit pernyataan Jokowi di sesi terakhir debat perdana pilpres

Editor: Nani Rachmaini
Warta Kota/henry lopulalan
Pengamat politik Rocky Gerung usai memenuhi panggilan kepolisian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018). 

Tribunjambi.com -  Rocky Gerung terus buat geger masyarakat dengan sejumah komentar-komentarnya di media sosialmaupun di forum resmi.

Kali ini dia membahas soal Presiden Jokowi. 

Pengamat politik Rocky Gerung mengungkit pernyataan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) dalam debat perdana Pilpres 2019.

 
Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung saat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), seperti diunggah saluran YouTube Aliansi Pencerah Indonesia, Rabu (30/1/2019).

Rocky Gerung tampak mengungkit pernyataan Jokowi di sesi terakhir debat perdana pilpres yang berlangsung pada Kamis (17/1/2019) lalu.

"Dalam debat Pak Jokowi mengatakan, 'saya tidak punya beban masa lalu', dalam upaya untuk mengatakan bahwa yang sana (calon presiden oposisi, Prabowo Subianto) punya beban masa lalu," ungkapnya.

"Justru kalau kita pakai akal sehat, yang sana (Prabowo) enggak punya beban masa lalu karena dia belum pernah memerintah," imbuhnya.

Baca: Satu Sel 25 Orang, Kalapas Kuala Tungkal Ketar-ketir Kerusuhan Kembali Terjadi

 
Menurut Rocky Gerung, sebagai presiden RI, Jokowi justru sudah dibebani oleh empat tahun pemerintahannya.

"Di dalamnya ada prestasi dan ada wanprestasi," ucapnya.

"Jadi yang kita evaluasi adalah apa yang jadi beban seseorang. Tapi enggak ada yang mau bongkar itu," tambah Rocky Gerung.

Ia juga memaparkan bahwa utang termasuk dalam beban yang harus dipertanggungjawabkan Jokowi.

Selain itu, kata Rocky, kesalahanan infrastruktur yang mangkrak di mana-mana juga adalah beban yang bersangkutan.

Baca: Fakta Menarik Pesumo Jepang, Gaji Rp230 Juta Perbulan dan Rata-rata Miliki Istri yang Cantik

Baca: TNI Pukul Mundur KKB Egianus Kogeya, Saat Tahu Rekannya Diserbu Rentetan Peluru dari 3 Penjuru

Baca: Satu Sel 25 Orang, Kalapas Kuala Tungkal Ketar-ketir Kerusuhan Kembali Terjadi

"Utang itu beban yang harus dipertanggungjawabkan Pak Jokowi. Kesalahanan infrastruktur yang mangkrak di mana-mana adalah beban yang bersangkutan," papar Rocky Gerung

"Hak asasi manusia di dalam rezim beliau tetap ada dua-tiga tokoh yang namanya ada di dalam dokumen hak asasi manusia. itu juga beban beliau," sambungnya.

Rocky Gerung lantas memaparkan, di suatu forum debat, dirinya pernah menerangkan bahwa bila presiden membiarkan seseorang yang diduga melanggar hukum beredar di depan matanya, dan tidak melaporkan pada pihak berwenang, maka si presiden itu juga akan terkena hukuman.

"Yang dalam hukum pidana disebut mengetahui adanya kejahatan tapi menyembunyikan kejahatan itu," jelasnya.

"Presiden itu bisa ditangkap. Kalau di luar negeri," tandasnya.

Sesi Penutup Debat Perdana Pilpres

Seperti diberitakan sebelumnya, debat perdana Pemilihan Presiden 2019 berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Dalam sesi penutup, atau closing statement ,  kedua paslon diberikan kesempatan untuk memberikan pernyataan penutup dengan nuansa menyejukan termasuk apresiasi para paslon terhadap lawannya.

Dikutip dari akun YouTube Kompas TV, pada kesempatan itu, closing statement pertama diberikan kepada paslon Jokowi-Ma'ruf oleh moderator, Ira Koesno.

Jokowi memaparkan bahwa pihaknya sudah memahami permasalahan Indonesia saat ini.

Ia mengklaim, bahwa pihaknya selama memerintah tidak memiliki rekam jejak yang melanggar HAM dan korupsi.

"Kami tidak ingin banyak bicara, kami sudah paham persoalan bangsa ini dan tahu apa yang harus kami lakukan," papar Jokowi.

"Kami tidak punya potongan diktaktor atau otoriter. Kami tidak punya rekam jejak melanggar HAM. Kami tidak punya rekam jejak melakukan kekerasan. Kami juga tidak punya rekam jejak celah korupsi."

"Jokowi-Amin akan pertaruhkan jabatan dan reputasi dan akan kami gunakan semua kewenangan yang kami miliki untuk perbaikan bangsa ini," ungkap Jokowi.

Apakah Rocky Gerung Akan Bernasib Seperti Ahmad Dhani? Berikut Komentar Sejumlah Politisi

Beredar surat pemeriksaan yang dilayangkan oleh Polda Metro Jaya dengan tulisan undangan klarifikasi pada pengamat politik Rocky Gerung.

Atas edaran tersebut, sejumlah tokoh pun memberikan reaksi untuk angkat suara.

Berikut sejumlah tokoh yang angkat suara terkait surat dari Polda Metro Jaya untuk Rocky Gerung.

 
1. Fahri Hamzah

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah memberikan komentar terkait adanya panggilan dari Polda Metro Jaya untuk Rocky Gerung.

Melalui Twitter miliknya, @FahriHamzah, Fahri mengatakan telah menduga akan adanya pemeriksaan terhadap Rocky Gerung, Rabu (30/1/2019).

"Seperti dugaan saya, memang ini cara mengalahkan petahana.

Tanda alam bekerja tanpa bisa dihindari.

Mungkin inilah cara mengakhirinya penderitaan anak bangsa," tulis Fahri Hamzah.

2. Fadli Zon

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon juga berkomentar melalui Twitter miliknhya, @Fadlizon, Rabu (30/1/2019).

Fadli mengatakan pemeriksaan pada Rocky merupakan diskriminasi dan kriminalisasi demokrasi.

"Jelas pemeriksaan @rockygerung ini bentuk diskriminasi dan kriminalisasi demokrasi.

Kelihatannya elektabilitas petahana sudah benar-benar mangkrak maka dicari jalan liar mengebiri demokrasi dan menakut-nakuti orang-orang kritis berakal sehat," tulis Fadli Zon.

Baca: Gara-gara Ini Nyaris Perang Dunia III, Beruntung Pak Harto Berhasil Mendinginkan Suasana

Baca: Satu Sel 25 Orang, Kalapas Kuala Tungkal Ketar-ketir Kerusuhan Kembali Terjadi

Baca: Layanan In-Flight Entertainment di Sriwijaya Air, Bisa Nonton dan Chatting di Pesawat

3. Ferdinand Hutahaean

Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melalui Twitter miliknya, @Ferdinand_Haean, meminta polisi untuk menghentikan proses pemeriksaan pada Rocky Gerung, Rabu (30/1/2019).

Karena menurut Ferdinand apa yang disampaikan Rocky merupakan buah dari pikiran.

"Kami minta kepada Kepolisian untuk menghentikan proses pemeriksaan kepada @rockygerung karena yang disampaikan adalah buah pikiran. Pikiran tidak boleh diadili tapi di diskusikan.

Pelapor tdk memiliki legal standing mk laporannya selayaknya ditolak," tulis Ferdinand.

 4. Zara Zettira

Politikus Partai Demokrat juga angkat suara soal pemeriksaan Rocky Gerung.

Melalui Twitter miliknya, @zarazettirazr, Zara mengunggah surat pemeriksaan Rocky Gerung.

"Siap bela Rocky Gerung," tulis Zara Zettira, Rabu (30/1/2019).

Diberitakan sebelumnya, beredar surat pemanggilan pada Rocky Gerung terkait dugaan tindak pidana penistaan agama.

Seperti yang diunggah oleh Wasekjen Demokrat, Rachland Nashidik di akun Twitter miliknya, Selasa (29/1/2019).

Kicauan Rachland Nasidik atas panggilan Rocky Gerung yang dilaporkan Jack Boyd Lapian atas dugaan penistaan agama. (Capture/Twitter/@RachalandNashidik)
Dalam surat tersebut tertulisa undangan dari Polda Metro Jaya yang memanggil Rocky Gerung untuk memberikan klarifikasi pernyataannya saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), pada Selasa (10/4/2018) lalu.

Dari surat yang diunggah tampak Rocky Gerung diharapkan untuk hadir menemui penyidik Iptu Sami Washkita Wiyata dan penyidik pembantu Brigadir Purwanto pada Kamis, (31/1/2019) pukul 10.00 WIB di Polda Metro Jaya.

Disebutkan panggilan tersebut dilakukan karena Jack Boyd Lapian yang melaporkan pernyataan Rocky Gerung yang menyatakan bahwa 'kitab suci itu adalah fiksi'.

Hal itu dilaporkan Jack Boyd Lapian lantaran ia menganggap Rocky Gerung telah melanggar Pasal 156 Huruf A Nomor 1 Tahun 1946 tetntang KUHP dugaan tindak pidana penistaan Agama.

Diketahui dalam acara ILC, Rocky Gerung mengatakan bahwa kitab suci adalah fiksi karena belum selesai dan tiba.

"Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi di kepala kita adalah fiktif, fiction (fiksi) itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk," kata Rocky Gerung.

"Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta," ujarnya.

"Jadi kalau Anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi Anda tidak memperbolehkan anak Anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," sambungnya.

"Kitab suci itu fiksi bukan? Siapa yang berani jawab, kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai, belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi," tanya Rocky Gerung.

"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos (akhir, tujuan, sasaran-dalam bahasa Yunani), dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," imbuhnya.

"Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, maka kitab suci itu adalah fiksi," ucapnya.

Rocky Gerung menyebutkan jika fiksi itu kreatif, sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telos-nya.

Sempat Komentari Kasus Dhani

Sehari sebelumnya Rocky Gerung memberikan komentar dalam kasus ujaran kebencian yang menimpa Ahmad Dhani.

Dilansir melalui YouTube Channel Voa Islam Tv, Rocky yang tampak berjalan di lorong sebuah bandara bersama penggiat 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman ditanya soal kasus Ahmad Dhani, Sabtu (27/1/2019).

"Prof bagaimana pendapat Anda tentang penangkapan Ahmad Dhani prof?," tanya seorang lelaki dalam video.

Sambil berjalan menyusuri lorong, Rocky mengatakan bahwa apa yang menimpa Ahmad Dhani tidak seharusnya ia alami.

"Ahmad Dhani itu cuma nulis tiga kalimat singkat dan itu adalah kebiasaan antara manusia beradab untuk saling mengirim pesan, ya apa urusannya?," kata dosen Univeritas Indonesia ini.

Lalu, Rocky Gerung menambahkan dengan mengaitkan bila kasus yang menimpa Ahmad Dhani juga terjadi pada dirinya.

"Kalau aku ya berkali-kali dipenjara, memang ini parnonya gila ni," tambah Rocky Gerung.

Neno Warisman yang berjalan bersama Rocky lalu menambahi bahwa ia juga sempat berfikir soal apa yang akan menimpa Rocky.

"Aku juga mikirnya gini, Dhani kayak gitu, kalau Rocky Gerung diapain yah?," kata Neno sambil tertawa.

Rocky mengatakan dirinya akan menjenguk Ahmad Dhani di penjara.

"Gue mau jenguk si Dhani itu, ngeselin dia tapi haknya enggak boleh di (terputus pembicaraan) orang bicara tiga kalimat," tambahnya.

Rocky Gerung dijerat dengan dugaan tindak pidana penistaan agama sebagaimana pasal 156 huruf A Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Apakah Rocky Gerung akan bernasib seperti Ahmad Dhani yang kini ditahan akibat ujaran kebencian?

Menarik ditunggu.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved