Editorial

Ironi Serangan DBD

Dari data yang Tribun himpun, Januari ini saja sudah 108 orang warga Kota Jambi yang terjangkit DBD.

Editor: Deddy Rachmawan
Istimewa
Ilustrasi nyamuk 

Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu menjadi momok menakutkan setiap tahun. Di musim hujan seperti sekarang DBD datang dan tak jarang berdampak fatal terhadap penderitanya.

Masalah ini juga terjadi di Kota Jambi, bahkan tahun ini sebaran DBD di Tanah Pilih Pseko Betuah jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Dari data yang Tribun himpun, Januari ini saja sudah 108 orang warga Kota Jambi yang terjangkit DBD.

Mirisnya satu orang penderita DBD di Kota Jambi meninggal dunia. Tentu ini menjadi ironi. Seharusnya masalah DBD ini dapat dihindari dengan berbagai macam pencegahan jauh sebelum musim hujan tiba.

Ya,musim DBD memang selalu sejalan dengan musim hujan. Ini dampak dari banyaknya titik yang kotor, kemudian ada genangan air sehingga menjadi lokasi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

Melihat peningkatan DBD tahun ini, menjadi fakta bahwa kesadaran terhadap wabah berbahaya ini masih sangat rendah, baik kesadaran stakeholder maupun warga.

Kita sudah harus sadar bahwa DBD adalah wabah berbahaya, jika kita menganggapnya enteng maka peningkatan seperti yang terjadi tahun ini akan terus terjadi di tahun-tahun berikutnya.

Belajar dari negara tetangga Singapura, mereka serius memerangi DBD, dimulai dengan membangun kesadaran warga atas ancaman bahaya kesehatan serius akibat nyamuk.

Bahkan mereka memulai dengan membangun mindset perang terhadap DBD lewat sebuah lagu yang bisa selalu diingat warga, ini menjadi bagian kampanye yang efektif.

Baca: Viral Satpam Slamet Atur Parkir Sesuai Merek dan Warna, Rapi Banget, Inspirasi Nih

Baca: China Menantang AS, Jika Militer Mereka Nomor Satu Kenapa Takut

Baca: Ditampar Sesama Rekan TNI Karena Minta Jatah Durian, Prajurit Kopassus Ini Tak Bergeming Demi Misi

Kemudian fogging, sebagian dari kita mengganggap fogging kuno, tapi faktanya dari penelusuran Tribun di pemberitaan Tribun Network, Singapura yang sudah sangat maju itu, rutin melakukan fogging dengan pestisida di taman bermain, jalan umum dan kolam renang.

Pengasapan dilakukan rutin seminggu sekali, untuk memberantas nyamuk inang penyakit malaria, demam berdarah dengue dan demam kuning.

"Kamu atau dia yang mati, perangi sampai musnah!" Begitu pemerintah Singpura menulis di poster-poster kampanye perang terhadap nyamuk.

Baca: Rocky Gerung Bilang Justru Jokowi yang Memiliki Beban Masa Lalu, Bukan Prabowo

Baca: 1 Tahun Menjadi Bintang Film Dewasa, Wanita Cantik Ini Tobat: Dikucilkan dan Diancam Mau Dibunuh

Singapura bahkan berani menganggarkan jutaan dolar per tahun untuk kampanye ini. Menunjukkan mereka benar-benar takut dengan wabah yang bisa mematikan warganya itu.

Tentu kita memiliki harapan besar, pemerintah di negara kita, mulai dari tingkatan paling bawah sampai tingkat pusat menganggap masalah ini serius, kemudian menjadikan program pencegahan DBD sebagai program prioritas dalam setiap pembahasan anggaran, untuk selanjutnya direalisasikan secara efektif di tengah-tengah masyarakat. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved