6 Kehebatan Sat-81 Kopassus, Pasukan Rahasia yang Cepat dan Mematikan Ini Kemampuan Khususnya

Sat-81 Kopassus merupakan satu diantara pasukan elite yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat dalam hal ini Kopassus

Editor: bandot
Kaskus
Sat-81 Kopassus 

6 Kehebatan Sat-81 Kopassus, Pasukan Siluman yang Cepat, Mematikan dan Rahasia, Ini Kemampuan Khususnya

TRIBUNJAMBI.COM - Sat-81 Kopassus merupakan satu diantara pasukan elite yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat dalam hal ini Kopassus.

Sat-81 merupakan pasukan rahasia yang tidak setiap orang bisa menjadi bagian.

Seleksi yang ketat dan latihan yang berat menjadikan Sat-81 Kopassus menjadi pasukan yang handal dan diterjunkan ke misi-misi yang mustahil.

Kisah satu ini menceritakan pasukan khusus TNI paling rahasia.

Kepunyaan Kopassus, pasukan ini sangat lihai dan senyap dalam setiap misi.

Berbicara rahasia, saking rahasianya, keluarga hingga istri sendiri bisa tidak tahu misi dan posisi pasangan hidupnya tersebut.

Baca: Pernah di Pasukan Siluman Sat 81, Inilah Wawancara Ekslusif Danjen Kopassus I Nyoman Cantiasa

Baca: Sat-81 Kopassus, Pasukan Khusus Paling Misterius & Serba Rahasia, Istri Sendiri Bisa Sampai Tak Tahu

Kopassus memiliki pasukan anti-teror yang dikenal sebagai Satuan Penanggulan Teror (Gultor) 81 atau Sat-81 Kopassus.

1. Serba Rahasia

Satuan khusus ini sifatnya serba rahasia.

Misi tempur, peralatan dan personel Sat-81 dirahasiakan.

Dilansir dari Tribunjambi.com, sebagai gambaran, seorang wanita yang bersuamikan prajurit Kopassus sudah biasa ditinggal pergi, tanpa diberi tahu jenis tugas dan lokasinya yang dilakukan suami.

Kadang, prajurit Kopassus sendiri baru diberi tahu jenis dan lokasi misi tempurnya saat berada di pesawat terbang atau kapal laut yang mengangkutnya.

2. Kiblat Pasukan Lokal

Sat-81 sifatnya sangat rahasia dan berada di bawah Kopassus TNI AD.

Ini menjadi kiblat pasukan khusus lokal, mulai soal latihan, kemampuan, perlengkapan hingga persejataan, dan teknik operasi-operasi senyapnya.

Ini baik dari segi latihan dan operasi tempurnya.

Sat-81 Gultor Kopassus
Sat-81 Gultor Kopassus (IST)

Sepak terjang Kopassus memang sangat dirahasiakan.

3. Rekrutmen Sejak di Batu Jajar

Proses rekrutmen Gultor atau Sat-81 dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar.

Dari sini, mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup I dan Grup 2.

Baik untuk orientasi atau guna mendapatkan pengalaman operasi.

Baca: Kaget, Luna Maya Tiba-tiba Ungkap Fakta Soal Ariel NOAH dan Pevita Pearce Berpacaran

Baca: BREAKING NEWS: Ustadz Arifin Ilham Tiba di Sentul Bogor, Disambut Warga dan Kumandang Azan

Baca: Mohon Maaf, Semalam Agak Keras Cuitan Mardani Ali Sera Usai Tampil di ILC TV One Bahas ABB

Sekembalinya ke markas, prajurit tadi ditingkatkan kemampuannya untuk melihat kemungkinan promosi penugasan ke satuan antiteror.

Untuk antiteror, pendidikan dilakukan di Satuan Latihan Sekolah Pertempuran Khusus, Batujajar.

4. Kualifikasi Latihan Anti Teror

Kualifikasi tambahan diberikan berupa free fall, sniper, pendaki serbu, pertempuran jarak dekat, perang kota, gerilyawan lawan gerilyawan, selain militer dan antiteror.

Total pendidikan sekitar enam bulan.

5. Bergerak Cepat Dalam Unit Kecil

Dalam penugasan, Sat-81 bergerak dalam unit kecil yang disebut Seksi berkekuatan 10 orang atau Unit 4-5 orang.

Satgultor dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat, bukan lagi dalam hitungan jam, tapi menit.

Namun, jika yang dihadapi pasukan gerilya, bukan Satgultor yang dikirimkan.

Namun satuan lainnya seperti Grup 1 dan Grup 2 (kualifikasi para komando), atau Grup 3 (Sandi Yudha, operasi senyap).

Dalam perkembangan terkini, Sat-81 tidak menggunakan nama 'Gultor' lagi, melainkan Sat-81 Kopassus.

6. Ahli Penyamaran

Untuk penyamaran, Sat-81 tidak mengenakan tanda kepangkatan di lapangan.

Dengan informasi yang serba terbatas, diperkirakan Sat-81 saat ini berkekuatan 1000-an personel.

Masa penugasan juga ketat, maksimal berusia 22-23 tahun.

Dibentuk Oleh Luhut dan Prabowo

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memiliki pasukan anti teror yang dinamakan Sat 81-Kopassus.

Nama Kopassus sebagai pasukan elite kepunyaan Indonesia sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Namun bila menyebut Detasemen 81/Antiteror dari Kopassus sendiri, mengetahuinya kah?

Ya, sejarah pembentukan Detasemen 81/Antiteror, pasukan antiteror Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha/Kopassus) ternyata melalui banyak perjuangan yang berat.

Baca: Jawab Pacaran Atau Tidak Dengan Naomi Zaskia, Sule Ungkap Pemilik Tangan yang Digenggamnya di Foto

Baca: Gibran Rakabuming Ikut Polling Twitter Kaesang Atau Al Ghazali, yang Terjadi Berikut Bikin Ngakak

Untuk membentuk pasukan elit itu, dua Perwira muda Kopassandha, yakni Mayor Luhut Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto, pada tahun 1982 dikirim ke Jerman Barat untuk menjalani pendidikan di satuan antiteror Grenzschutzsgruppe 9 (GSG-9).

GSG-9
GSG-9 (IST)

Satuan GSG-9 sudah menorehkan banyak prestasi dalam operasi pembebasan sandera dan penanganan antiteror lainnya, meski sepak terjangnya sangat jarang diberitakan.

Tapi, untuk menjalani pendidikan di GSG-9 yang sangatlah berat dan biasanya siswa yang lulus hanya 20 persen saja.

Artinya 80 persen sisanya dipastikan gagal dalam pendidikan dan sama sekali tidak ada kompromi bagi mereka.

Pendidikan antiteror di GSG-9 berlangsung selama 22 minggu.

Dalam 13 minggu pertama, pelajarannya meliputi tugas-tugas pokok kepolisian, masalah hukum, kemampuan menggunakan berbagai jenis senjata dan seni beladiri karate.

Setelah 13 minggu, pelajaran yang diberikan berupa ketrampilan pasukan antiteror yang mahir bertempur di darat, laut, dan udara, serta tempat-tempat ekstrem lainnya.

Mayor Luhut dan Kapten Prabowo ternyata bisa lulus dari pendidikan GSG-9 dengan prestasi yang memuaskan.

Ketika Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen TNI LB Moerdani, saat itu membentuk pasukan Detasemen 81/Antiteror Kopassandha, Mayor Luhut diangkat sebagai Komandan dan Kapten Prabowo sebagai Wakil Komandan.

Nama Detasemen 81/Antiteror ternyata diciptakan sendiri oleh Mayor Luhut dan Kapten Prabowo sewaktu menghadap Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.

Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan saat jumpa pers di Wisma Bakrie, Jumat (16/5/2014)
Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan saat jumpa pers di Wisma Bakrie, Jumat (16/5/2014) (KOMPAS.com/ARIMBI RAMADHIANI)

Alasannya adalah Detasemen Antiteror dibentuk tahun 1981, dan disetujui oleh Jenderal M Jusuf.

Tapi, Jenderal M Jusuf ternyata memiliki alasan sendiri yang unik.

Menurut Jenderal M Jusuf penamaan Detasemen 81/Antiteror sudah betul karena angka 81 jumlahnya 9.

‘Pesawat Hercules yang selalu saya gunakan mempunyai call sign A-1314. Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu,’ ujar Jenderal M Jusuf seperti dikutip dalam buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Dalam perkembangannya Detasemen 81/Antiteror Kopassandha kemudian berubah menjadi Sat Gultor 81/Kopassus, lalu berubah lagi menjadi Sat-81 Kopassus.

Cikal bakal pasukan antiteror Kopassus ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran Letjen TNI Sintong Panjaitan yang pada tahun 1971 masih berpangkat Kapten Senior.

Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (Kaskus)

Pada tahun itu Sintong yang tergabung dalam kesatuan Grup 4/Sandiyudha RPKAD (Kopassus) dan menjabat sebagai Kasi 2/Operasi bertugas merencanakan operasi dan latihan pasukan.

Demi membentuk pasukan antiteror yang profesional, Sintong yang oleh Mabes ABRI (TNI) ditempatkan di Gabungan 1/Intelijen Hankam kemudian diberi kesempatan untuk mengunjungi sejumlah satuan antiteror kelas dunia seperti SAS Inggris, Korps Commando Troopen (KCT) Belanda, dan Grenzchutzgruppe 9 (GSG-9) Jerman.

Tapi di antara satuan-satuan antiteror kelas dunia itu yang mengesankan Sintong adalah GSG-9 Jerman karena telah memiliki banyak prestasi.

Pasukan antiteror Kopassus yang kemudian dibentuk secara ilmu dan kemampuan merupakan kombinasi dari pasukan antiteror SAS, KCT, dan GSG-9.

Namun ilmu antiteror yang paling banyak diserap oleh pasukan antiteror Kopassus adalah yang diambil dari GSG-9 Jerman.

Yang kemudian pada tahun 1982, Kopassandha mengirimkan dua perwira remajanya untuk berlatih di GSG-9, yakni Mayor Luhut Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto.

(Sumber : Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009)

Baca: Saphira Indah Pemeran Sosok Wanita dengan Smartphone Kolosal Ini Mendadak Meninggal Dunia

Baca: Penjaga Masjid Ibrahim Ini Tolak Jual Rumahnya, Meski Ditawar Israel Rp 1,4 Triliun: Ini Alasannya

Baca: Dikira Punya Ilmu Sihir, Satu Keluarga Dibunuh: Mayat Dibuang ke dalam Sumur

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved