Tabloid Barokah Nyaris Beredar di Jambi, Dikemas Dalam 311 Amplop, Ditujukan ke Pesantren-pesantren

Tabloid Indonesia Barokah yang kontroversi ditemukan tiba di Jambi. Beruntung, koordinasi antara Bawaslu dan Kantor Pos mencegah tabloid ini ...

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
IST
Tabloid Indonesia Barokah sampai ke Kantor Pos Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tabloid Indonesia Barokah yang kontroversi ditemukan tiba di Jambi.

Beruntung, koordinasi antara Bawaslu dan Kantor Pos mencegah tabloid ini terdistribusikan ke masyarakat.

“Posisi (tabloid) sekarang di kantor pos, tidak didistribusikan. Belum menjadi alat bukti. Saat ini hanya diamankan di kantor pos, masih menunggu arahan Bawaslu RI,” kata Wein Arifin, Pimpinan Bawaslu Provinsi Jambi, Senin (28/1).

Kata Wein, tujuan paket berisi tabloid tersebut sebagian besar untuk masjid dan pondok pesantren.

Dia mengatakan pihaknya mendapat informasi keberadaan tabloid kontroversi itu di Jambi kemarin. Tabloid berada di Kantor Pos Besar Jambi dan Kantor Pos Bungo.

Wein mengatakan sudah empat hari mengawasi kebenaran paket ini.

Informasi yang didapat dari pihak Kantor Pos, jumlah paket berisi Tabloid Indonesia Barokah di Provinsi Jambi terbanyak ditujukan ke Muara Bungo yakni 95 amplop.

Baca Juga:

 Dul Jaelani Tolak Permintaan Ahmad Dhani untuk Pose 2 Jari, Pilih Salam 5 Jari Pancasila

 Siapakah Raisa Widjaja? Benarkah Dia Cucu Konglomerat Indonesia Pemilik Harta Rp 205 Triliun?

 1 Prajurit TNI Tewas Ditembak KKB di Bandara Mapenduma, Penyerangan dari Atas Sebelum Pendaratan

 Rentetan Hal dari Ahok yang Bikin Pendukungnya Kecewa, dari Cincin hingg Masakan Veronica Tan

Lalu untuk Merangin 91 amplop, Tebo (78), Batanghari (20), Sarolangun (2), Kota Jambi (8), Muarojambi (7).

Selanjutnya Tanjab Barat (4), Tanjab Timur (3), Sungai Penuh (1) dan Kerinci (4).

“Sehingga jumlah total ada 311 amplop,” kata Wein.

Belum terkonfirmasi, berapa eksemplar dalam satu amplop.

Dia mengatakan kasus ini sudah ditangani oleh Bawaslu RI.

“Saat ini kami hanya diminta memantau dan memastikan barang berada di kantor pos tidak didistribusikan,” ucapnya.

Beberapa tujuan pengiriman tabloid itu antara lain, Ponpes Almuhsinn di Kecamatan Danau Kerinci, Hataska yang di Jalan Wisata Air Panas Semurup.

Lalu, Darunnajah di Jalan Raya Bumbun Duri, Gunung Tujuh, Kerinci, Pengasuh Pondok Modern Arafah Kelurahan Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Ponpes Nurul Haq di Air Tenang, Pasar Semurup.

Tabloid Indonesia Barokah sampai ke Kantor Pos Jambi.
Tabloid Indonesia Barokah sampai ke Kantor Pos Jambi. (ist)

Wein menerangkan, Bawaslu RI sudah berkoordinasi dengan PT Pos Indonesia dan bersepakat untuk mencegah peredarannya.

Pasalnya tabloid yang menyudutkan pasangan capres-cawapres itu umumnya dikirim melalui pos.

Dalam pengawasan terhadap peredaran Tabloid Indonesia Barokah ini bila ada laporan terkait tabloid tersebut harus ditangani sesuai mekanisme Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum.

"Untuk saat ini kami awasi sebagaimana arahan Bawaslu Pusat. Karena diduga adanya pelanggaran,"terang mantan Ketua KPU Kota Jambi ini.

Ketua Bawaslu Bungo, Abdul Hamid, menyampaikan ada 264 paket Tabloid Indonesia Barokah di Kantor Pos Bungo. "Semuanya menumpuk di Bungo dan akan dikirimkan ke empat kabupaten di Jambi bagiab barat," katanya kemarin.

Untuk Bungo sendiri menurutnya ada 94 amplop berisi tabloid tersebut. "Kita belum mengamankannya dan kita sudah tanya ke kantor pos barangnya memang ada. Kita belum ambil langkah," ungkapnya.

Saling Curiga

Di Jakarta, keberadaaan tabloid ini juga kian memperkeruh suasana jelang pilpres. Juru Bicara Badan Pemenangan Naional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mencurigai Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ipang Wahid, sebagai pihak di belakang Tabloid Indonesia Barokah.
"Ipang Wahid mengakui dia lah inisiator Indonesia Barokah dalam postingnya di media sosial," kata Andre saat dihubungi di Jakarta, Senin (28/1).
Sebagai seorang inisiator, Ipang Wahid menurut Andre tidak bisa lari dari tanggungjawab begitu saja. Apalagi ia telah mengaku telah memproduksi konten video di website Indonesia Barokah.
"Karya-karyanya dipajang di Website Indonesia Barokah, dan Instagram Indonesia Barokah. Itu bukti petunjuk website itu ada kaitannya dengan Ipang, tapi ia tidak berani bertanggungjawab," katanya.
Ipang menurut Andre tidak gentle karena mengiyakan sebagai inisiator gerakan Indonesia Barokah namun membantah membuat Tabloid Indonesia Barokah. "Jawaban bahwa tabloid bukan dia yang bikin, hanya buat iklan, tapi insiatif Indonesia Barokah adalah dia. Itu jawaban sangat tidak gentle. Kalau begitu, semua orang bisa saja pakai Indonesia Barokah seenak udelnya dengan dalih kesamaan visi misi," katanya.

Ratusan paket berisikan Tabloid Indonesia Barokah siap edar ditemukan di Kantor Pos Kota Tasikmalaya, Rabu (23/1/2019) siang. (Tribun Jabar/Isep Heri)
Ratusan paket berisikan Tabloid Indonesia Barokah siap edar ditemukan di Kantor Pos Kota Tasikmalaya, Rabu (23/1/2019) siang. (Tribun Jabar/Isep Heri) (Tribun Jabar/Isep Heri)

Sebelumnya, Ipang Wahid menjawab tuduhan dirinya terkait dengan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang isinya menyudutkan Prabowo-Sandiaga. Dalam akun Instagramnya, Ipang mengunggah video berjudul 'Islam Itu...'. dan di pojok kanan atas terdapat logo yang juga dipakai Tabloid Indonesia Barokah.
Dalam penjelasannya, dia mengatakan Indonesia Barokah merupakan gerakan yang bersifat terbuka dan siapa pun bisa berkontribusi.
Berkontribusi yang dimaksud Ipang adalah mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. Ipang menegaskan, dirinya sama sekali tidak terlibat dan bukan pembuat Tabloid Indonesia Barokah yang diketahui sudah menyebar ke beberapa daerah. "Tekait Tabloid Indonesia Barokah, demi Allah, saya tegaskan bahwa saya bukan pembuat Tabloid Indonesia Barokah. Saya juga tidak terlibat dalam bentuk apapun atas tabloid tersebut," tegas Ipang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya masih menunggu hasil kajian komprehensif dari Dewan Pers.
"Hasil koordinasi saya dengan Ketua Dewan Pers minggu ini timnya akan membuat kajian yang komprehensif. Kajian komprehensif itu akan diserahkan kepada pihak kepolisian," katanya.
Ia juga membenarkan adanya laporan dari BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Bareskrim.
Laporan diterima pada Sabtu, 26 Januari 2019 lalu.
Mabes Polri juga telah menjalin kesepakatan dengan PT Pos Indonesia terkait pendistribusian Tabloid Indonesia Barokah. "Khusus untuk pendistribusian Tabloid Indonesia Barokah, pihak PT Pos sudah sepakat pendistribusiannya dihentikan," ujar Dedi Prasetyo.

Moeldoko-Ma'ruf Mengecam

Pemerintah menilai Tabloid Indonesia Barokah telah merusak demokrasi sehingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut kasus itu perlu diusut. Menurutnya, pemerintah tidak menginginkan kehidupan demokrasi diwarnai pemberitaan menyudutkan pasangan capres dan cawapres.
"Kita bangun demokrasi menggunakan akal sehat, cara-cara yang bermartabat, karena cara-cara yang seperti itu tidak bagus untuk perkembangan demokrasi ke depannya," ujar Moeldoko, di Aula Serbaguna, Sekretariat Negara, Jakarta, kemarin.
Terkait pengusutan Tabloid Indonesia Barokah yang telah tersebar ke wilayah, Moeldoko menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Dia tidak ingin kemunculan tabloid tersebut menjadi ajang saling tuding antara dua kubu di Pilpres 2019.

Tabloid Indonesia Barokah yang diterima Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huda, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (23/1/2019).
Tabloid Indonesia Barokah yang diterima Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huda, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (23/1/2019). (Kompas.com/Candra Nugraha)

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan seluruh pengurus masjid yang telah menerima Tabloid Indonesia Barokah segera membakar tabloid tersebut.
Moeldoko sependapat dengan Jusuf Kalla. "Saya pikir hal-hal yang bisa menimbulkan percikan, gesekan, emosi, itu hendaknya dihindari. Harus dihilangkan karena kurang bagus dalam iklim demokrasi," ucapnya.
Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin juga setuju aparat perlu mencari siapa penerbit Tabloid Indonesia Barokah, terutama untuk dimintai klarifikasi. "Saya pikir itu harus dicari ya siapa yang membuat itu (Tabloid Indonesia Barokah)," ujar Ma'ruf di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin.
Ia meyakini Tabloid Indonesia Barokah bukan disebarkan oleh Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. "Kami tidak merasa punya cara seperti itu. Cara yang tidak terhormat itu bukan bagian dari pada tim kampanye kami," kata Ma'ruf. (tribunjambi.com/tribunnetwork/fel/nis)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

 Aksi Kolonel Misterius Ahli Penyamaran Tingkat Tinggi, Zulkifli Lubis Cikal Bakal Intelijen

 Siapakah Raisa Widjaja? Benarkah Dia Cucu Konglomerat Indonesia Pemilik Harta Rp 205 Triliun?

 Kisah Perselingkuhan Hotman Paris dengan Asisten Pribadi, Hingga Akhirnya Kenal Meriam Bellina

 Dua Singa Taman Rimba Jambi Saling Cakar untuk Kawin, yang Jantan Kena Wajah, Sekarang Mati

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved