Mardi 'Rambo' Kopassus Jujur, 14 X Misi Baru Pertama Landing Pesawat, Selebihnya Loncat dari Pintu
Mardi 'Rambo' sudah kenyang misi dan pertempuran. Saat dikirim ke Bosnia, dia malah sangat senang karena bisa naik dengan ...
Mardi 'Rambo' sudah kenyang misi dan pertempuran. Saat dikirim ke Bosnia, dia malah sangat senang karena bisa naik dengan ...
TRIBUNJAMBI.COM - Bagi prajurit Kopassus misi berbahaya memang sudah biasa dilakukan. Operasi dengan tingkat kesulitan tinggi rampung dengan gemilang.
Namun, untuk hal-hal kecil yang terkesan remeh-temeh, belum tentu anggota Komando Pasukan Khusus pernah melakukan.
Ini seperti kisah Mardi 'Rambo' yang menceritakan kisahnya naik pesawat kemudian mendarat untuk kali pertama.
Dunia memang mengakui kehebatan pasukan yang dilatih dengan sangat disiplin.
Namun, di balik itu semu ada kisah menarik dan lucu dari kepolosan pasukan elite TNI.
Baca Juga:
Baru Datang Beberapa Personel, Denjaka sudah Habisi Perompak Somalia, Kayak Film Captain Phillips
KSAD Ditilang Saat Bermotor di Jogja, Begitu Lihat SIM Bambang Soegeng Polisi Kaget Langsung Siap
Tips Olahraga Ala KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa yang Berbadan Kekar
Profesor Intelijen Pertama di Dunua Teryata dari Kopassus, Aksi Mertua KSAD Merayapi Sarang Kobra
Ramalan Zodiak 22 Januari 2019, Kesuksesan Virgo dan Keberuntungan Libra Bakal Bekerja
Cerita ini berkisah tentang pesawat yang landing atau mendarat.
Ada seorang prajurit yang begitu bahagia saat bisa merasakan pesawat landing.
Kisah ini diceritakan Pelda Sumardi alias Mardi Rambo.
Dia seorang prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan zeni demolisi.
Mardi Rambo ini sudah 14 kali diturunkan di medan operasi.

Sebuah rekor karena biasanya rata-rata prajurit Kopassus merasakan turun empat kali di medan operasi.
Suatu hari Pelda Sumardi ditugaskan ke Bosnia yang saat itu sedang mengalami konflik berdarah.
Buat orang lain, ditugaskan ke Bosnia ibarat mimpi buruk.
Namun buat Pelda Sumardi ibarat mendapat durian runtuh.
"Sueeneng sekali ke Bosnia. Pesawat itu take off kemudian landing. Ternyata landing itu wueenaak sekali," kata Pelda Sumardi.
Anak Didik Kolonel Moeng Itu Akhirnya Jadi Danjen Kopassus, Dapat Gemblengan Komandan Legendaris
Tolak Tandatangani Dokumen Setia Terhadap Pancasila, Kuasa Hukum Abu Bakar Baasyir Ungkap Alasannya
Jokowi Terima Laporan Adanya Gempa Bumi Skala Besar yang Bakal Terjadi di Indonesia, Kapan?
Awal Tahun 2019, Tiga Fenomena Langit Bulan Purnama Siap Menyapa, Catat Tanggalnya
Apa istimewanya landing?
Bukankah pesawat yang take off pasti landing?
Tunggu dulu, itu hanya berlaku untuk orang sipil.
Rupanya selama ini Pelda Sumardi hanya merasakan pesawat lepas landas.
Begitu pesawat di udara, dia selalu 'dibuang' alias diterjunkan dengan pesawat.
Pantas saja, pengalamannya 14 kali turun ke medan operasi.
Karena itu Mardi Rambo bahagia karena merasakan pesawat landing untuk pertama kali.
Kemampuan Kopassus
Kopassus memang berbeda dengan pasukan elite negara lain. Selain kemampuan tempur persenjatan dan strategi militer, anggota kesatuan ini dibekali berbagai ilmu beladiri.
Ilmu beladiri yang dipelajari pasukan khusus Indonesia:
- Yong Moo Do
- Pencak silat Merpati Putih
- Karate
- Kung Fu
- Tarung Derajat
- Dan lain-lain
Kenyang pertarungan
Meskipun kenyang pertarungan, Kopassus tidak pernah puas dengan kemampuan, sehingga mendorongnya untuk terus berlatih. Perjalanan sejarah berhasil mengukuhkan pasukan elite Indonesia sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas berat.
Kemampuan Kopassus bukan hanya sekadar fisik, namun juga kecerdasan. Selain itu juga memiliki kemampuan rahasia yang tidak dimiliki pasukan asing negara manapun. Ini memerlukan latihan.
Grup-grup di Kopassus.
- Grup 1/Parakomando: berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Parakomando: berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus: berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 4/Sandhi Yudha: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Grup 5/Anti Teror: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Ilustrasi (Antara Foto)
Mengapa Kopassus tak tergantung teknologi?
Pada 1980-an, ABRI (TNI) hendak membentuk pasukan khusus yang memiliki kemampuan antiteror.
Dari berbagai referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.
Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.
Oleh karena itu, demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi.
Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.
Kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite Indonesia dapat dibaca di Tribunjambi.com.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Janin di Rahim Devi Tiba-tiba Hilang Misterius, Padahal Sudah 9 Bulan, Bangun Tidur Syok
Pasukan Kopassus Menyelamatkan Tentara Spanyol Saat Diburu Pasukan Hizbullah, Begini Kisahnya
Rahasia di Balik Kendaraan Tempur Kopassus, Ini yang Bisa Bikin Gerak Siluman saat Pertempuran