10 Siswa SLB Korban Pedofilia, Murid Mengadu ke Guru Atas Kelakuan Pengasuh Asrama
Perbuatan pelaku itu terungkap setelah ada siswa yang melapor kepada guru. Siswa itu mengaku tidak tahan dengan perbuatan pelaku.
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Perbuatan pelaku itu terungkap setelah ada siswa yang melapor kepada guru. Siswa itu mengaku tidak tahan dengan perbuatan pelaku.
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Sebanyak 10 orang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tinggal di asrama sekolah, menjadi korban pelecehan seksual.
Mereka diduga menjadi korban pedofilia seorang pengasuh asrama sekolah tersebut.
Di SLB Negeri Tanjung Jabung Timur itu, memang disediakan asrama. Tapi tidak semua siswa menginap di sana.
Sadiman, satu di antara guru SLB mewakili kepala sekolah saat dikonfirmasi Tribun, Senin (21/1) mengakui adanya peristiwa tak senonoh tersebut.
Dia menyebutkan kasus ini telah ditangani Polres Tanjung Jabung Timur. Bahkan, kata dia, para siswa yang menjadi korban sudah dibawa untuk visum.
"Iya, dugaan pelecehan terhadap beberapa orang siswa benar adanya. Itu terjadi di asrama sekolah, yang disinyalir dilakukan pengasuh asrama," kata Sadiman, kemarin.
Dijelaskan Saniman, perbuatan pelaku itu terungkap menyusul adanya siswa yang melapor kepada gurunya. Siswa tersebut mengaku tidak tahan dengan perbuatan pelaku.
Baca Juga:
Terungkap Kebaikan Hati Istri Ustaz Maulana, Harta Pemberian Suami Dipakai Hal-hal Tak Terduga
Sosok Istri Wakil Bupati Trenggalek yang Hilang Misterius, Novita Hardini Selalu Tampil Modis
Berstatus Masih Pinjam, Kevin-Prince Boateng Perkuat Barcelona, Akan Dipermanenkan?
Detik-detik Jesika Amelia Si Joki Seksi Masuk Tempat Sampah, Motor Kawasaki Ninja Terbang
Baru Datang Beberapa Personel, Denjaka sudah Habisi Perompak Somalia, Kayak Film Captain Phillips
"Kami tahunya hari Kamis kemarin. Setelah kami selidiki, menanyakan kepada siswa ternyata siswa mengatakan hal demikian, lalu kami lapor polisi untuk ditangani secara profesional untuk mengungkapnya," katanya.
Sejauh ini, baru ada 10 siswa yang diduga menjadi korban pelecehan seksual. Mengenai seperti apa perlakuan tak pantas pengasuh asrama pedofil itu belum dibeber jelas.
Pelaku sudah bekerja di sana sekitar lima tahun sebagai pengawas asrama.
Pihak sekolah mengaku tidak menyangka hal itu bisa terjadi. Ini merupakan kasus pertama kali terjadi di SLB itu.
"Langkah pertama yang kami ambil, memberhentikan pelaku dari pekerjaannya. Selanjutnya masalah ini kami limpahkan ke Polres Tanjabtim," imbuh Sadiman.
Sementara itu, Kapolres Tanjung Jabung Timur AKBP Agus Desri Sandi saat dikonfirmasi Tribun, membenarkan saat ini pihaknya sedang menangani perkara dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswa SLB Tanjabtim.
Kata kapolres, pihaknya mengamankan satu terduga pelaku. Namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai perkara itu.
"Iya benar, saat ini sedang kita kita kembangkan dalam penyelidikan, kalau lebih jelasnya nanti kita rilis lagi," sebut Kapolres.

Kasus Pertama di Muarojambi
Mengetahui adanya dugaan pecehan terhadap sejumlah siswa di SLBN Tanjung Jabung Timur, Pengawas SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Suparjo langsung turun ke lapangan.
Saat ditemui Tribun, Senin (21/1) Suparjo menyebutkan pihaknya sangat kecewa dan menyayangkan peristiwa seperti itu bisa kembali terjadi, apalagi kasus ini dilakukan oleh pengasuh asrama para siswa sendiri.
"Dulu kasus seperti ini sudah pernah terjadi di SLB Muarojambi, ko di sini terjadi lagi," ujar Suparjo.
Tuai Pro dan Kontra, Taman Nasional Komodo Bakal Ditutup, Begini Faktanya Hingga Komodo Makin Kurus
Ramalan Zodiak 22 Januari 2019, Kesuksesan Virgo dan Keberuntungan Libra Bakal Bekerja
Jokowi Terima Laporan Adanya Gempa Bumi Skala Besar yang Bakal Terjadi di Indonesia, Kapan?
Mardi Rambo Kopassus Jujur, 14 X Misi Baru Pertama Landing Pesawat, Selebihnya Loncat dari Pintu
Terkait kasus ini, pihaknya menyarankan pihak sekolah untuk bergerak cepat, melaporkan perkara ini ke polisi karena ini menyangkut kriminal seksual.
"Saya sampaikan kepada ibu kepala sekolah harus bergerak cepat. Tanya kepada pelaku, dan kumpulkan siswa-siswa yang diduga sebagai korban. Saya sarankan Senin lapor polisi, tapi ternyata Minggu siang kemarin diduga pelaku sudah ditangkap polisi," kata Suparjo.
Lanjut Suparjo, jika ini sudah dipastikan terjadi pelecehan seksual, kepada para siswa yang menjadi korban, pihaknya menyarankan untuk diberikan rehabilitasi terapi psikologi. Pada kasus di SLB Muarojambi, pendampingan juga dilakukan.
"Biasanya ini melibatkan KPAI Kabupaten biasanya," sebut Suparjo.
Agar hal yang serupa tidak terjadi, Suparjo menyampaikan kepada pihak sekolah agar lebih ekstra mengawasi para siswa baik di sekolah maupun di asrama. "Yang tidak kita duga itu pelaku dari dalam sendiri, itu kadang kita kecolongan," sebutnya.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: