Perempuan Vietnam di Balik VietJet Air, Bakal Jadi 'Jembatan Udara' Ho Chi Minh-Bali pada 2019

VietJet Air bakal jadi 'jembatan udara' Ho Chi Minh-Denpasar pada 2019. Apakah pramugarinya akan berbaju bikini?

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/APFIA
VietJet Air bakal jadi 'jembatan udara' Ho Chi Minh-Bali. Pramugari VietJet di acara konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017). 

Hadirnya VietJet memperkuat konektivitas udara ke tanah air ini memang menjadi harapan baru. Maskapai berbasis biaya rendah ini atau Low Cost Carrier (LCC) sudah membuka rute di 35 kota di Tiongkok, yang berangkat dari Vietnam.

“Bisa jadi wisman Tiongkok yang sudah ke Vietnam ini dialirkan ke Indonesia. Vietnam menjadi tourism hub untuk pasar Tiongkok dan Korea Selatan,” kata Menpar Arief.

Di balik perempuan Vietnam 

Di dunia yang didominasi kaum pria, seorang perempuan pengusaha dari Vietnam sukses membukukan namanya dalam jajaran miliuner di Asia Tenggara.

Harta dan kekayaan itu dia peroleh berkat ide inovatif dan kemampuannya memimpin.

Perempuan itu bernama Nguyen Thi Phuong Thao, yang meluncurkan layanan penerbangan berbiaya murah dengan nama VietJet Air pada Desember 2011 lalu.

Bisnis tersebit mulai menapaki industri yang selama ini didominasi oleh penerbangan nasional, Vietnam Airlines.

Dalam rentang waktu hanya lima tahun, maskapai VietJet Air kini sudah menjual sahamnya di pasar modal.

Maskapai ini pun menjalani penerbangan hingga 40 persen total penerbangan di Vietnam.

Keberhasilan luar biasa dari perusahaan penerbangan yang terkenal pramugari berbikini ini pun telah membuat Thao yang menjadi CEO VietJet Air, menjadi salah satu dari hanya dua miliuner Vietnam.

Selain itu, Thao juga menempati urutan ke-46 pada daftar orang terkaya dunia versi Forbes, dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai sebesar 1,7 miliar dollar Amerika Srikat (AS).

Thao telah mengantongi lisensi untuk mendirikan maskapai sejak tahun 2007.

Namun dia belum bisa segera mewujudkannya kala itu, karena harga minyak dunia yang melambung.

Di tahun 2010, Thao masuk ke bisnis tersebut dengan menggandeng maskapai AirAsia.

Namun, kerja sama itu gagal dan dia memutuskan untuk menjalankan sendiri usahanya dan meluncurkan VietJet Air, setahun kemudian.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved