Kelebihan Fisioterapis Menurut Adi Junaidi, Dosen Fisioterapi STIKBA Jambi, Kesehatan, Kecantikan
Pekerjaan fisioterapi pun tidak hanya di rumah sakit saja akan tetapi seorang fisioterapis bisa menjadi tim medis fisioterapi di dunia olahraga
Penulis: Nurlailis | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pekerjaan dosen merupakan salah satu pekerjaan mulia yang sejatinya para pemberi ilmu dengan harapan imbalan berupa kemudian hari para mahasiswa akan menjadi orang yang berguna bagi orang lain.
Hal inilah yang membuat Adi Junaidi, dosen fisioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim (STIKBA) Jambi memutuskan untuk menjadi seorang dosen.
Ia mengambil D3 jurusan fisioterapi di Stikes Muhammadiyah Palembang pada 2008-2011.
Kemudian melanjutkan sarjana fisioterapi di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 2011-2013 dan magister fisiologi olahraga di Universitas Udayana Denpasar Bali pada 2014-2016.
“Alasan saya mengambil jurusan fisioterapi karena fisioterapi itu sendiri mempunyai ruang lingkup pekerjaan yang luas mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative,” ungkapnya.
Menurutya dalam fisioterapi tidak ada batasan usia dan jenis kelamin yang dapat ditangani oleh fisioterapi.
Baca: John Wick 3 Tayang 17 Mei 2019 Ini, Lihat TRAILER dan 5 Hal yang Ditunggu Penggemar
Baca: Sering Potong Rambut Presiden Jokowi, Siap Sangka Bayaran Herman Bisa Sampai Sebesar Ini
Baca: Makanan ini Bisa Jadi Penyebab Kanker Usus Seperti yang Diderita Istri Ustaz Nur Maulana
Baca: Unggah Video Bahu Orang di Sebelahnya Kenakan Busana Sama, Syahrini Pamer Reino Barack?
Pekerjaan fisioterapi pun tidak hanya di rumah sakit saja akan tetapi seorang fisioterapis bisa menjadi tim medis fisioterapi di dunia olahraga, fitnes instruktur, wellnes center, fisioterapi kecantikan, klinik berkebutuhan kusus dan tumbuh kembang, dosen, dan juga fisioterapi sendiri dapat membuka praktik secara mandiri dan lainnya.
Sebelum menjadi dosen ia pernah bekerja di klinik anak berkebutuhan kusus sewaktu mengambil kuliah sarjana di Surakarta dan juga pernah bekerja diklinik fisioterapi umum sewaktu kuliah di Denpasar, Bali.
Selama berkuliah pun ia aktif organisasi karena menurutnya organisasi adalah salah satu wadah untuk mendapatkan ilmu selain dari yang dipelajari secara akademis.
Dengan berorganisasi seseorang bisa lebih mengembangkan diri seperti melatih cara berkomunikasi, atitude, kerjasama tim dan lain sebagainya.
Beberapa penelitian yang pernah ia lakukan diantaranya tentang penyakit geriatri, olahraga, berkebutuhan kusus dan dalam tahun ini sedang menggarap tentang seksiologi didalam bidang fisioterapi.
“Sejatinya semua yang saya kenal adalah orang yang berjasa dalam hidup saya akan tetapi yang paling mulia dan jasa jasanya yang paling utama tentulah kedua orang tua yang akan selalu saya hormati dan yang sangat saya banggakan,” ucapnya.
Hingga saat ini ada satu cita-citanya yang belum tercapai yaitu mempunyai fisiotearpi sport center dan klinik mandiri di Kota Jambi.
“Ini merupakan prinsip atau pertimbangan yang selalu saya ambil untuk penyusunan rencana jangka panjang ke depan. Hindari persaingan yang tidak perlu, berilah juga waktu kita untuk mengembangkan hal yang berbeda meskipun itu hanya sedikit. Kita tidak akan tahu jika akhirnya sesuatu yang sedikit tadi tumbuh menjadi sesuatu yang besar. Salam Fisioterapi Bergerak, Bermanfaat Bermartabat,” tegasnya.