Inilah Penampakan Mosaik Nol Kilometer Solo Dicat Ulang, Diprotes karena Dinilai Menyerupai Salib

Ornamen menyerupai salib di titik nol kilometer depan Balai Kota Solo itu dicat lagi. Achmad Purnomo mengatakan ...

Editor: Duanto AS
Dok.Dinas PUPR/Tempo.co
Oranamen jalan yang belum siap pembangunannya dianggap mirip salib. 

Tahun ini peroyek itu berlanjut ke sebelah selatan hingga Bundaran Gladak.

Dalam proyek itu, Pemerintah Kota Surakarta membongkar aspal jalan dan menggantinya dengan batu andesit dan paving.

Menurut Endro, selama beberapa hari masyarakat tidak melihat adanya hal yang menonjol dari proyek yang baru setengah jadi itu.

"Tapi setelah difoto melalui udara, terdapat simbol yang berbentuk mirip salib," katanya.

Perencanaan desain proyek penataan koridor Jalan Jenderal Sudirman Surakarta. (Dok.Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)
Simbol itu muncul melalui penataan paving berwarna di sekitar Tugu Pamandengan.

Dia menyebut bahwa masyarakat akan meminta penjelasan kepada pemerintah mengenai desain tersebut.

"Ornamen itu terletak tepat di titik nol kilometer Kota Surakarta yang notabene adalah tempat bersejarah," katanya.

Apalagi, Jenderal Sudirman yang menjadi nama jalan itu merupakan tokoh besar yang juga berasal dari kalangan Muhammadiyah.

"Kami menuntut agar pembangunan yang dilakukan jangan sampai menimbulkan polemik," katanya.

Oranamen jalan yang belum siap pembangunannya dianggap mirip salib.
Oranamen jalan yang belum siap pembangunannya dianggap mirip salib. (Dok.Dinas PUPR/Tempo.co)

Dia meminta pemerintah mengevaluasi serta mengganti ornamen warna jalan itu sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat.

Sementara Pejabat Pembuat Komitme (PPK) dalam proyek tersebut, Taufan Basuki berharap masyarakat tidak salah persepsi dalam melihat desain ornamen itu.

"Harus melihat keseluruhan desain," katanya.

Menurutnya, kesan bentuk mirip salib itu muncul lantaran proyek belum selesai secara keseluruhan.

Menurut Taufan, pihaknya mendesain sebuah simbol mata angin melalui ornamen itu.

"Terinspirasi dari filosofi kerajaan Islam Keraton kasunanan Surakarta yang membentang dari Bangsal Pagelaran hingga Tugu Pamandengan," katanya. (Dikompilasi dari artikel tribunnews dan antara)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved