Pertempuran Laut Aru 1962, Kendali Macet, KRI Macan Tutul 'Dihantam Torpedo Kapal Perang Musuh

Yos Sudarso memerintahkan mundur. Namun, kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan.

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
sumber foto: IST
KRI Macan Tutul. 

Yos Sudarso memerintahkan mundur. Namun, kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan. Kapal Belanda mengira itu merupakan manuver menyerang, sehingga langsung menembaki KRI Macan Tutul.

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi di Laut Aru 57 tahun lalu, pada 15 Januari 1962.

Sebulan sebelumnya, pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Soekarno membentuk Komando Mandala dengan panglima komando Mayjen Soeharto.

Tugas Komando Mandala untuk merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.

Suasana pada tahun-tahun itu memanas. Musuh utama, Belanda, mengirimkan kapal induk Hr Ms Karel Doorman ke Papua bagian barat.

Tentang Yos Sudarso

  • Pangkat: Laksamana Madya TNI (Anumerta) Yosaphat Soedarso 
  • Lahir: Salatiga, 24 November 1925 
  • Meninggal: di Laut Aru, 15 Januari 1962
  • Gelar: pahlawan nasional Indonesia.
  • Dinas: TNI AL

Memang, Angkatan Laut Belanda, Koninklijke Marine, menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Papua bagian barat.

Pada awal kemerdekaan hingga 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat terdiri dari: Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda), Korps Mariniers dan Marine Luchtvaartdienst (sumber: wikipedia).

Baca Juga:

 Keistimewaan Profesor Siber dari Polri dan Profesor Intelijen Pertama di Dunia dari Kopassus

 Miliki Tingkat Survival yang Tinggi, Hal Ngeri Ini yang Membuat Perburuan Ali Kalora Butuh Kopassus

 Topeng Tengkorak Kopaska TNI AL Masuk Jajaran 4 Wajah Pasukan Elite Menyeramkan Dunia

 Raffi Ahmad Kibulin Zaskia Sungkar dan Irwansyah, Hah, Bayar Makan hingga Rp 24 Juta?

 Tragedi Maut di Sirkuit Sentul, Biker Igbal Hakim Tewas, Naik Motor Jalanan Terkencang di Dunia

Sejak 1958, kekuatan militer Belanda terus bertambah, dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst.

Selain itu, ada batalion infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri Oranje Gelderland yang terdiri dari 3 batalion yang ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana dan Teminabuan.

Operasi Rahasia

Kala itu, Pemerintah Indonesia mengirimkan sebuah operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi.

Peta kekuatan Indonesia saat itu, hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap. Bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa.

TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan. Dengan bantuan TNI AL mengangkut pasukan menuju pantai Papua bagian barat. Sementara itu TNI AU mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan.

Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui.

Walaupun sebenarnya tidak rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.

Di sisi lain, Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) disiagakan di Pulau Gorom.

Yos Sudarso
Yos Sudarso ()

Masuk laporan, bahwa satu tim Menpor berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.

Pada 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.

Pertempuran Laut Aru

Ini menjadi momen menegangkan dalam perjuangan merebut Papua. Pertempuran Laut Aru pecah pada 15 Januari 1962.

Saat itu, 3 kapal milik Indonesia, yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli.

Menjelang pukul 21,00 WIT, Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, di mana berarti kapal itu sedang berhenti.

Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune mendekat. Pesawat itu menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut.

Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau.

Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, namun tidak mengenai sasaran.

Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur. Namun, kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan.

Kapal Belanda mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal itu langsung menembaki KRI Macan Tutul.

Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Kisah tentang Kopassus, Kopaska, Paskhas dan pasukan elite TNI dapat dibaca di Tribunjambi.com. (*)

Baca Juga:

 Rahasia di Balik Kendaraan Tempur Kopassus, Ini yang Bisa Bikin Gerak Siluman saat Pertempuran

 Sniper Ulung Korp Marinir Ini Tembak Mati Jenderal Vietnam, Dia Merayap 3 Hari Sejauh 2,5 km

 Topeng Tengkorak Kopaska TNI AL Masuk Jajaran 4 Wajah Pasukan Elite Menyeramkan Dunia

 Jadwal Debat Capres Cawapres 2019 Lima Kali, Jokowi dan Prabowo Tampil Perdana Kamis (17/1)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved