Campus Zone

Sekolah Bank Sampah Perempuan Mahasiswa KKN STISIP Nurdin Hamzah, Olah Limbah Jadi Kerajinan Tangan

Mahasiswa KKN dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Nurdin Hamzah Jambi melakukan kuliah kerja nyata dengan program bergerak memba

Penulis: Nurlailis | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/NURLAILIS
Bank Sampah perempuan yang berlokasi di Kecamatan Olak 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mahasiswa KKN dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Nurdin Hamzah Jambi melakukan kuliah kerja nyata dengan program bergerak membangun desa.

Hal ini sudah rutin diadakan sejak 2015 oleh ilmu pemerintahan dan ilmu komunikasi STISIP NH.

Satu diantara program dari bergerak membangun desa adalah sekolah bank Sampah perempuan yang berlokasi di Kecamatan Olak.

Mahasiswa STISIP NH, Bian menyampaikan setiap tahun jumlah pendamping berbeda.

Pada tahun ini dari prodi ilmu pemerintahan bergerak di bidang sumber daya manusia dan ilmu komunikasi dibidang bisnis dengan masing-masing enam anggota.

"Tugasnya untuk ilmu komunikasi membuat identitas, merek, label, akun jejaring sosial dan menjalin kemitraan. sebelumnya sudah ada namun terbatas. Kita perluas lagi kerjasama dengan pusat oleh-oleh Jambi," ungkapnya.

Baca: Bocah Tenggelam di Sungai Wilayah Kabupaten Tebo, BPBD Sebut Tiga Orang Tewas Hanyut Sejak 2018

Baca: Heboh Wanita Penderita Obesitas, Setelah Ditimbang di Rumah Sakit Beratnya Ternyata Bukan 350 Kg

Baca: Fakta Kuburan Dibongkar Paksa Gara-gara Beda Pilihan Caleg di Gorontalo, Makam Bayi 1 Tahun Dipindah

Sekolah bank sampah perempuan Kecamatan Olak diadakan setiap hari senin jam 2 siang.

Background dari ibu-ibu disana adalah petani, pengajar, ibu rumah tangga. Jumlah anggota saat ini adalah 20 yang terdiri dari kepala sekolah, pengajar dan anggota.

"Mahasiwa KKN adalah sebagai pendamping seperti membantu ide, mendatangkan narasumber berpengalaman, dan sebagainya," ucapnya.

Jenis sampah untuk saat ini terdiri dari perca, kertas, koran dan lainnya untuk diolah menjadi kalung, mangkok, tempat tisu dan hal bermanfaat lainnya.

Pengaruhnya terhadap anggota dibidang ekonomi, memberdayakan masyarakat, silaturahmi antar masyarakat.

"Kendala saat ini kebanyakan dari mereka tidak mengetahui teknologi. namun sudah kami carikan solusi dengan mengajak peserta muda dari sana untuk mengelola media sosial untuk promosi. Supaya ketika program KKN sudah selesai mereka bisa mandiri," paparnya.

Pendamping mahasiswa dan juga dosen di STISIP, Weni menyampaikan program bergerak membangun desa ini ada beberapa program seperti sekolah bank sampah, festival senaung dan tim multimedia.

Sedangkan bergerak membangun kota berkelanjutan itu dilakukan di kampung flores mengolah sampah menjadi bahan yang bernilai jual dan di kawasan Legok lebih ke aksi sosial seperti bersih-bersih danau.

"Kedepannya akan ada penambahan lokasi KKN. Kita tidak bisa setahun pindah karena ini berkelajutan. Ada indikator kita mendampingi desa itu yaitu kemandirian dalam segi jejaring, organisasi, ekonomi , kalau itu sudah tercapai maka kita pindah. tapi bukan berarti tidak lagi mendampingi desa sebelumnya. Seperti festival senaung itu dulu full di dampingi, tahun selanjutnya hanya mendampingi jejaring dan publikasi. Sama seperti sekolah bank sampah kalau sudah punya jejaring dan publikasi kita jadi konsultan tentang kebutuhannya," paparnya.

Berita Terkini Unik dan Menarik Ikuti Fans Page Tribun Jambi

Follow Instagram Tribun Jambi

Subscribe Youtube Tribun Jambi

Baca: Gabung ke PSI Atau PDI Perjuangan? Ini Rencana Besar Ahok Setelah Bebas yang Dibocorkan Orang Dekat

Baca: Identitas 10 Orang yang Ditangkap, Polisi Disabet Pedang Sweeping di Solo, Mantan Napi Terorisme

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved