Detik-detik Mertua Jenderal TNI Andika Perkasa Duel setelah Merayap 4,5 Km di Atas Sarang Kobra

Kisah mertua Jenderal Andika Perkasa duel di tengah rumah yang terbakar, setelah merayap lewati sarang kobra.

Editor: Duanto AS
AMMOchambers
Kopassus sedang berada di rawa-rawa. 

Kisah mertua Jenderal Andika Perkasa duel di tengah rumah yang terbakar, setelah merayap lewati sarang kobra.

TRIBUNJAMBI.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mempunyai mertua yang juga Jenderal TNI (purn).

Dua prajurit ini sama-sama berlatar belakang Kopassus.

Mertua Jenderal Andika Perkasa adalah AM Hendropriyono yang dijuluki "The Master of Intelligence". Dia pernah menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.

Ada cerita menarik tentang AM Hendropriyono saat masih berpangkat kapten, sekira 1970-an. Saat itu, dia dan pasukan  Puspassus yang merupakan cikal bakla Kopassus, dikirim untuk operasi penumpasan pemberontak di Kalimantan.

Keberanian Komando Pasukan Khusus  dalam membela dan mengamankan NKRI tak perlu diragukan lagi. Prajurit mempersembahkan jiwa dan raga untuk Tanah Air.

Prajurit Kopassus
Prajurit Kopassus ()

//

Seperti kisah berikut ini, saat seorang prajurit harus saling bunuh dengan gerilyawan Kalimantan.

Baca: Rahasia di Balik Kekuatan Super Kopassus, Ular Kobra jadi Mainan lalu Minum Darahnya

Baca: Rahasia di Balik Kekuatan Super Kopassus, Ular Kobra jadi Mainan lalu Minum Darahnya

Baca: Daftar Danjen Kopassus sejak 1952-Sekarang, Ungkap Misi Rahasia dengan CIA

Baca: Finalis Puteri Indonesia Jambi 2016, Fakta Maulia Lestari, yang Ikut Diperiksa Prostitusi Online

Baca: Fakta Maulia Lestari Finalis Puteri Indonesia 2016, Dipanggil Polisi Kasus Prostitusi Online Artis

Dilansir TribunJambi.com dari Intisari, buku berjudul Operasi Sandi Yudha, ditulis Jenderal Purn AM Hendropriyono, memuat kisah hebat prajurit TNI. Buku berjudul Menumpas Gerakan Klandestin, diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada 2013.

Buku itu mengisahkan operasi militer pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus) melawan gerombolan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku), pada 1968-1974.

Satu di antara yang menarik yaitu upaya penangkapan petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah Siauw Ah San.

Tim Halilintar pimpinan Kapten Hendropriyono mendapatkan informasi tentang Ah San dari Tee Siat Moy, istrinya yang berkhianat.

Siat Moy mau membantu TNI dengan syarat Ah San tak dibunuh.

Maka Hendropriyono memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (net)

//

Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.

Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.

Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).

Lewati sarang kobra

Pada 3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekira 4,5 Km, melewati hutan rimba yang lebat.

Kecepatan merayap pun ditentukan.

Baca: Mantan Danjen Kopassus Doni Monardo Resmi Dilantik Jokowi Jabat Kepala BNPB, Ini Karir dan Profil

Baca: Legenda Kopassus Berkaki Satu, Aksi Heroik dan Berani saat Pertempuran di Hutan Papua

Baca: Teguran Maut di Meja Biliar untuk Soeharto, Akhirnya Jenderal Benny Moerdani Dicopot

Kode hijau artinya merayap 10 meter per menit, kode kuning berarti lima meter per menit. Dan kode merah artinya berhenti merayap. 

Ditargetkan, mereka bisa sampai di titik terakhir pukul 22.00, lalu melakukan operasi penyerbuan di gubuk Ah San pukul 04.00, keesokan harinya.

Perjalanan merayap itu membuat adrenalin tinggi. Karena selama perjalanan itu, banyak menemukan hal mengejutkan.

Pasukan itu ternyata merayap melintasi sarang kobra.

Untung, saat latihan komando, mereka sudah praktik menjinakkan ular kobra, sehingga tak ada yang kena patuk.

Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendropriyono berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.

Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.

Namun, rupanya, lewat HT, intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.

Baru pukul 14.00, Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Mempawah memastikan Ah San ada di pondok. Tim kembali dilingkupi kegembiraan.

Dengan kecepatan kuning, mereka terus merayap mendekati sasaran, hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah pondok kayu.

Itulah rumah persembunyian Ah San.

Tiba-tiba, anjing-anjing penjaga pondok tersebut berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.

Hendro segera meneriakkan komando. "Serbuuuuu," katanya sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.

"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangan mae-geri dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," tutur Hendro.

Duel Hendro vs pimpinan pemberontak

Hendro berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."

Tapi Ah San enggan menyerah.

Dia menyabet perut Kongsenlani menggunakan bayonet hingga usus prajurit itu terburai.

Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok. Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.

"Dengan sigap, saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," kata Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.

Kini, Hendro tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.

Pisau Fairbairn & Sykes atau yang lebih dikenal pisau Komando milik Kopassus    (ISTIMEWA/McDonaldarms.com)
Pisau Fairbairn & Sykes atau yang lebih dikenal pisau Komando milik Kopassus (ISTIMEWA/McDonaldarms.com) ()

Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendro, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.

Hendro takut Ah San keburu menusuknya. Hendro lalu melompat dan menendang dada Ah San.

Berhasil, tetapi sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendro hingga sampai tulang.

Darah langsung mengucur, rasanya ngilu sekali.

Ah San kemudian berusaha menusuk dada kiri Hendro. Hendro berusaha menangkis dengan tangan.

Akibatnya lengannya terluka parah dan jari-jari kanannya nyaris putus.

Celakanya, pistol di pinggang belakang Hendro melorot masuk ke dalam celananya.

Butuh perjuangan baginya untuk meraih pistol itu dengan jari-jari yang nyaris putus.

Akhirnya, Hendro berhasil meraihnya. Perwira baret merah ini menembak dua kali. Tapi hanya sekali pistol meletus, satunya lagi macet.

Pistol segera jatuh karena Hendro tak mampu lagi memegangnya.

Peluru itu mengenai perut Ah San. Membuatnya limbung, Hendro yang juga kehabisan tenaga membantingnya dengan teknik o-goshi.

Kemudian Hendro menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.

Duel maut itu selesai.

Ah San tewas, tetapi Hendro pun terluka parah.

Beruntung, anak buahnya segera datang menyelamatkan Hendro.

Rupanya saat diserang tadi Ah San sudah membakar gubuknya sendiri.

Tujuannya agar pasukan penyerang sama-sama mati terbakar.

Minta maaf ke istri Ah San

Hendro sempat meminta maaf pada Siat Moy tak bisa menangkap Ah San hidup-hidup.

Sambil menangis Siat Moy mengaku bisa memaklumi hal ini.

"Saya lihat sendiri, Atew (panggilan untuk Hendro) telah berusaha dan memang Siauw Ah San yang keras kepala. Saya sangat sedih melihat Atew seperti ini," kata Siat Moy.

Hendro menderita sebelas luka di tubuhnya.

Kondisinya cukup parah, namun Hendro masih meminta anak buahnya untuk memakamkan Ah San secara layak.

"Mau dimakamkan pakai ritual apa, dia tidak punya agama," kata Phang Lee Chong, mantan tokoh PGRS/Paraku yang kini berpihak pada TNI.

Hendro menukas, "Namanya Siauw Ah San alias Hasan, makamkan saja secara Islam."

Luka-luka Hendro dan Kongsenlani berhasil disembuhkan.

Hendro mendapat Satya Lencana Bhakti, tanda jasa khusus bagi tentara yang terluka dalam.

Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite di Tribunjambi.com.

Baca: Kopassus Rampungkan Misi Hanya Butuh 3 Menit, sebelumnya Pembajak Menari-nari Dalam Pesawat

Baca: Ini Kekuatan Rahasia Kopassus yang Bikin KKB Khawatir, Bila Pasukan Elite Dikirim, Sekejap Hancur

Baca: Kisah Kopassus Temukan Peti Isi Uang Saat Bertempur di Kandang Pemberontak, Benny: Tinggalkan Saja!

Baca: Nasib Maulia Lestari, Dipecat Dari Yayasan Puteri Indonesia! Terkait Prostitusi Online, IG Dihapus

Baca: Nama Ibu Tiri Zumi Zola Mencuat jadi Wakil Gubernur Jambi, Apakah Ratu Munawaroh akan Dilantik?

Baca: Istri Sendiri Tak Tahu Suaminya Anggota Satuan Rahasia Kopassus, Membedah Isi Sat-81

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved